Senin, 06 Juli 2015
PEMISAHAN DIRJEN PENDIDIKAN TINGGI DENGAN DIKNAS MEMBAWA MASALAH
REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Akademisi Universitas Palangka Raya Kalimantan Tengah Norsanie Darlan berharap, pemecahan Kementerian Pendidikan Nasional menjadi dua pada Kabinet Kerja Jokowi - JK, tidak menimbulkan masalah.
"Saya khawatir dengan adanya dua kementerian yang mengurusi pendidikan di negeri ini bisa menimbulkan kesulitan atau masalah," ujar dosen Universitas Palangka Raya (Unpar) tersebut kepada Antara, Rabu (29/10).
Seperti diketahui, dalam Kebinet Kerja Jokowi - JK ada dua Menteri yang hampir sama atau banyak bersinggungan satu sama lain dalam tugas dan fungsi, yaitu Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah, serta Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi.
Kekhawatiran itu, menurut Norsanie, karena tugas Direktorat Jenderal (Ditjen) Pedidikan Tinggi (Dikti) salah satunya bertugas memproduk profesor."Saya belum yakin semua profesor yang diproduk orang-orang perguruan tinggi/dosen. Siapa tahu non dosen juga bisa muncul masalah baru," katanya.
Ternyata tunjangan dosen di Universitas Palangka Raya sejak januari-Juni 2015 belum dibayar dengan berbagai alasan karena perubahan nomenkalator Kementerian semula Dirjen pendidikan tinggi kementrian Diknas berubah menjadi Kementerian Riset dan dan Dirjen Pendidikan Tinggi, membuat sudah para dosen selama setengah tahun tak terima tunjangan dosennya. dengan berbagai alasan.
Kamis, 02 Juli 2015
BERITA DI LKBN ANTARA
D0270615000526 27-JUN-15 KSR BJM
PLS UNPAR KALTENG CETAK ENAM MAGISTER PENDIDIKAN
Banjarmasin, 27/6 (Antara) - Ketua Program Magister Pendidikan Luar Sekolah Universitas Palangka Raya (Unpar) Kalimantan Tengah Prof Dr HM Norsanie Darlan MS PH menerangkan, program studi tersebut mencetak enam orang magister pendidikan pada periode bulan Juni 2015.
Pendidikan strata dua (S2) itu dalam rangka peningkatan kualitas akademisi atau dosen program magister Pendidikan Luar Sekolah atau Pendidikan Non Formal (PLS/PNF) Unpar, ujarnya kepada Antara Kalimantan Selatan, di Banjarmasin, Sabtu.
Sebanyak enam orang Magister Pendidikan (MPd) baru yang menyelesaikan studi pada Program Magister PLS/PNF Unpar itu masing-masing Drs Suriansyah (guru SMAN 2 Palangkaraya), Dra Kurnia Idati dan Dra Erita Agustina (keduanya guru SMAN 3 Palangkaraya).
"Ketiga penyandang gelar MPd itu, lulus sebelum kontrak waktu perkuliahan berakhir. Artinya mereka dapat menyelesaikan studi dalam kurun waktu hanya 23 bulan," ungkap Guru Besar pada perguruan tinggi negeri tertua di Kalteng tersebut.
Sedangkan tiga orang lainnya selesai studi pada semester enam masing-masing Drs Ebeng (Kepala SMPN Jaberen), Drs Kariyanson (Kepala SMPN Tumbang Nusa-2) keduanya dari Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng.
Kemudian Dra Eny Oktavia (guru SDN-5 Bukit Tunggal Palangkaraya) dan ia juga pengelola Pusat Kegitan Belajar Masyarakat (PKBM) di ibu kota Provinsi Kalteng tersebut.
Mereka yang menyelesaikan studi pada program magister pendidikan tersebut, kini mempersiapkan diri untuk mengikuti wisuda, yang dijadwalkan Unpar, Agustus mendatang.
Ia menambahkan, program S2 PLS/PNF Unpar saat ini masih menerima mahasiswa antarbidang, dan berakhir masa pendaftaran 4 Juli 2015.
Selain itu, program S2 PLS/PNF Unpar juga menanti aktivis pendidikan non formal, baik tutor, pamong belajar, serta pekerja sosial maupun pengelola PKBM, Lembaga Kursus dan Pelatihan serta guru, demikian Norsanie. ***4***
(T.KR-SKR/B/H. Zainudin/H. Zainudin) 27-06-2015 20:00:32
Langganan:
Postingan (Atom)