Selasa, 28 Oktober 2014
WARGA KALIMANTAN KECEWA ATAS PENYUSUNAN KABINET KERJA
Oleh: Syamsudin Hasan
Banjarmasin, 27/10 (Antara) Akademisi Universitas Palangka Raya Kalimantan Tengah Prof. Dr. H.M. Norsanie Darlan, MS PH menyatakan sebagai warga Kalimantan secara pribadi ia kecewa atas penyusunan kabinet kerja Jokowi-JK.
Saya kecewa, karena pulau kalimantan yang terdiri dari 5 wilayah provinsi kok ngga ada satupun penduduknya yang duduk dalam kabinet Jokowo-JK. ”Apakah dianggap tidak ada manusia di pulau ini”, tandasnya kepada Antara kalimantan selatan saat diwawancarai via teleponsel, senin.
Padahal bukan saja pulau terbesar, di Indonesia, tapi juga kalimantan mempunyai sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA) berpotensi yang cukup besar memberi kontribusi terhadap pendapatan nasional atau pembangunan negara ini.
”Jika ada yang dicalonkan gagal dari partainya, dengan alasan tertentu. Kenapa tidak dilirik dari perguruan tinggi besar sesuai dengan kelasnya di kalimantan, katanya”
”Dari perguruan tinggi tersebut, tentu saja tersedia sejumlah orang yang mungkin juga bisa duduk dalam kabinet Jokowi-JK” tegasnya seraya menambahkan, tak aneh jika hal seperti yang dilakukan dalam kabinet Jokowi-JK mengundang kecemburuan sosial di negeri tercinta ini.
Namun dengan berbesar hati Guru Besar pada Universitas Palangka Raya (Unpar) itu mengucapkan selamat kepada atas pelantikan 34 menteri kabinet kerja Jokowi-JK, yang juga akan turut menentukan kepada 250 juta rakyat Indonesia.
Pembangunan yang sudah berjalan lebih dari setengah abad di negeri ini, diimbangi dengan majunya bidang pendidikan sudah tidak layak lagi jika seorang menteri yang menempuh pendidikan cuman di sekolah menengah. Calon anggota DPR saja digaris minimal SMA. Saya salut pula dengan Bapak Presiden melibatkan sejumlah ahli profesor dari perguruan tinggi. Namun harapan kita semua, pekerjaan yang mereka lakukan tentu lebih baik dari mereka yang berpendidikan dibawahnya.
”kita bersyukur mereka-mereka itu terpilih menjadi menteri dari 250 juta penduduk Indonesia. Tapi apakah apakah mereka itu sudah sesuai dengan keahliannya” lanjut dosen Program Pascasarjana Pendidikan Non Formal (PLS) Universitas Palangka Raya itu.
”Kita salut pula dengan Bapak Presiden RI yang melibatkan sejumlah ahli profesional dari perguruan tinggi. Namun harapan kita semua, pekerjaan yang mereka lakukan tentu lebih baik dari mereka yang berpendidikan dibawahnya”, demikian Norsanie.
Sebagai catatan sejak Indonesia merdeka atau berdirinya Republik ini, tahun 1945. sudah ada sejumlah orang kalimantan yang dipercaya menjadi menteri. Seperti pada masa Presiden Soekarno, tercatat beberapa orang kalimantan sebagai menteri. Antara lain: Ir. Pangeran Muhammad Noor (Menteri PU) Muhammad Hanafiah (Menteri Agraria).
Bahkan pada masa Presiden Soekarno, ada orang kalimantan yang menjadi wakil perdana menteri yaitu: Dr. (Hc) KH Idham Chlid, dan Almarhum pernah sebagai Menteri Sosial RI dan ketua Dewan Pertimbangan Agung RI (DPA) pada masa Presiden Soeharto.
Pada masa Soeharto juga seorang putra kalimantan yaitu: Almarhum H. Sa’dillah Mursyid, sebagai mentri muda sekretaris negara (Mensesneg). Kemudian pada era reformasi, yang tercatat sebagai menteri masing-masing: Almarhum H. Syamsul Mu’arif, H.M. Taufiq, dan terakhir Prof. Dr. H. Gusti M. Hatta. Akademisi Guru Besar Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.
Ini belum masuk putra-putra terbaik dari Kalimantan Timur, Tengah dan di Kalimantan Barat yang masih belum hilang dari ingatan kita adalah: Wakil Presiden RI dalam era Presiden Megawati Soekarno Putri, Dr. (Hc) Hamzah Haz. Kenapa sekarang kalimantan ditinggalkan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar