BANJARMASIN -- Pengamat sosial kemasyarakatan dari Universitas
Palangka Raya Kalimantan Tengah Prof. Dr. HM Norsanie Darlan, menilai
selama ini tutor belum mendapatkan upah/gaji yang layak. Padahal kalau
boleh dibandingkan dengan buruh, mungkin tutor lebih terhormat. Sebab,
tutor tidak beda dengan seorang guru.
“Karena itu, dinas pendidikan memberi upah/gaji yang layak kepada
tutor. Pasalnya, berdasarkan hasil penelitian, perhatian terhadap tutor
selama ini terkesan belum memadai," kata Guru Besar Unpar itu kepada
Antara Kalimantan Selatan di Banjarmasin, Minggu (3/2).
Sebagai contoh, peran tutor dalam menjalankan tugasnya di Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dalam upaya mencerdaskan bangsa,
sangat besar, lanjut pengajar pascasarjana pendidikan luar sekolah (PLS)
di Unpar itu.
Menurut dia, tutor dilibatkan di PKBM, karena keterbatasan tenaga
sekretariat, sehingga mereka turut berperan guna lancarnya upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa ini. Mengenai keberadaan PKBM di
Indonesia, dia menerangkan, kehadirannya lembaga kependidikan nonformal
tersebut di tengah-tengah kondisi negara dan bangsa yang mengalami
krisis sosial ekonomi pada Tahun 1998.
“Kehadiran PKBM memiliki latar belakangan yang relatif panjang.
Dimana fakta menunjukkan, pendidikan formal dan sistem persekolahan
ternyata tidak cukup untuk menjawab berbagai masalah yang dihadapi
masyarakat Indonesia,” jelas Norsanie.
Dia menambahkan, permasalahan itu dapat dilihat dari masih rendahnya
tingkat pendidikan masyarakat, tingginya tingkat buta aksara bagi orang
dewasa, tingginya tingkat pengangguran, tingginya tingkat kemiskinan dan
sebagainya.
Di pihak lain, kebijakan pemerintah dalam pembangunan pendidikan
sangat menitik beratkan pada pendidikan formal dan sistem persekolahan.
Perhatian pada pendidikan nonformal masih sangat terbatas.
"Keterbatasan perhatian terhadap pendidikan nonformal tersebut,
antara lain dapat dilihat dari alokasi anggaran dan fasilitas maupun
berbagai sumberdaya lainnya yang jauh lebih besar dicurahkan bagi
pendidikan formal dan sistem persekolahan," kata Norsanie.(mulya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar