Pemerintah Musti Perhatikan Rumah Guru SD
Tuesday, November 27, 2012 - 08:37
Wartawan:
Aryeen
@IRNewscom | Banjarmasin: SEORANG pemerhati pendidikan, Prof
Norsanie Darlan menilai sudah seharusnya pemerintah memberi perhatian terhadap
para guru sekolah dasar di berbagai daerah terpencil dengan merehabilitasi
rumah dinas mereka."Sejak tahun 70-an pemerintah membangunkan rumah dinas guru SD di pelbagai desa, tetapi kondisinya sekarang sangat memprihatinkan, maka sudah sewajarnya kalau direhabilitasi," kata Norsanie Darlan di Banjarmasin, Selasa (27/11).
Menurut guru besar pendidikan luar sekolah Universitas Palangkaraya (Unpar) tersebut perbaikan rumah guru untuk meningkatkan wibawa para guru itu sendiri khususnya para anak didik. Masalahnya, apabila para guru tersebut tinggal di rumah yang seperti gubuk, maka biasanya keberadaan para guru bisa dipandang 'sebelah mata' oleh penduduk setempat, sehingga wibawa para guru menjadi berkurang.
Padahal sosok guru sangat diperlukan oleh penduduk setempat, khususnya anak didik, agar anak didik bisa meniru dan patuh terhadap para guru tersebut.
Sebenarnya tingkat kesejahteraan guru di pedesaan, jauh lebih baik dari kebanyakan penduduk, hanya saja karena menempati rumah guru yang di bawah sederhana ini, membuat kaum guru dianggap rendah oleh masyarakat termasuk muridnya.
Karena guru mau menempati rumah dibawah sederhana itu, membuat murid yang taat dengan guru hanya di ruang belajar saja, karena mereka melihat rumah tinggal guru yang lebih baik rumah tinggal orang tua murid, membuat mereka melihat guru tidak punya kekayaan seperti orang tuanya.
"Walau jika kita pelajari penghasil guru lebih dari cukup, jika dibanding keadaan penduduk," katanya.
Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan sebenarnya guru yang masa kerjanya di atas 10 tahun, memiliki tingkat kesejahteraan jauh lebih tinggi dibanding rata-rata tingkat penghasilan penduduk se tempat.
Apa lagi dewasa ini dengan sertifikasi dan tunjangan daerah, membuat kaum guru punya penghasilan yang lebih.
Tetapi karena perumahan yang dibangun tidak banyak mendapat perbaikan, maka wibawa guru Jadi menurun.
"Pada tahun 1998 saat penelitian mengenai krisis moneter negeri inia, saya turun ke pesisir melihat apakah ada hubungan kerisis moneter berpengaruh terhadap kelangsungan pendidikan anak nelayan, ternyata dengan harga ikan naik, anak mereka dapat terus belajar," jelas Norsanie.
Sementara ditemukan seorang guru sudah 17 tahun bekerja di kawasan desa pantai, tidak pernah sebatang pohon kelapapun ia tanam, sebab ia berpikiran mungkin bulan depan pindah atau tahun depan pindah, sehingga tinggal di rumah guru selama itu atap rumah yang bocor saja tidak diperbaiki. [ant]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar