Oleh:
Saidulkarnain Ishak
Palangka
Raya, 16/3 (Antara) - Pegawai pencatat nikah Kantor Urusan Agama dinilai perlu
mendapat pengetahuan mengenai kependudukan dan keluarga berencana di provinsi
Kalimantan Tengah, kata seorang pengamat sosial kemasyarakatan Prof Dr. HM
Norsanie Darlan, MS PH
Melalui surat
elektroniknya yang diterima Antara, Minggu guru besar Pendidikan Luar Sekolah
di Universitas Palangka Raya itu mengatakan, pengetahuan kependudukan dan
Keluarga Berencana (KKB) yang diberikan kepada pegawai pencatat nikah yang juga
disebut Naib tersebut diharapkan dapat ditransfer kepada pasangan calon
pengantin baru.
"Pemikiran
ini juga saya sampaikan di depan peserta pendidikan dan pelatihan (DIKLAT) yang
dihadiri penghulu, naib, juru nikah Kantor Urusan Agama (KUA) dari 14 kabupaten
dan kota di Kalimantan Tengah," kata Norsanie yang juga dosen pendidikan
luar sekolah (PLS) Unpar.
Kegiatan
yang dibuka oleh: Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Tengah Kusnasi,
SH dan Kakanwil Kementerain Agama Drs H Tantowi Djawahir, MM itu, dimaksudkan
untuk menambah pengetahuan bagi calon pengantin yang akan melangsungkan
pernikahan.
Pendidikan dan pelatihan yang diikuti kepala
KUA ini agar para naib, pengulu, dan juru nikah ini yang ketika menikahkan pasangan
calon pengantin ini agar mereka dapat motivasi kepada setiap pasangan calon
pengantin terkait pemahaman mengenai kependudukan dan KB. Termasuk juga semua
mereka yang berhadir dalam acara sakral itu.
Materi yang saya sampaikan pada pelatihan tersebut `Peran Naib dalam
Memasyarakatkan program Kependudukan dan Keluarga Berencana. Saya berharap
materi ini, bisa menambah pengetahuan naib, penghulu, dan juru nikah, ujarnya.
Akad nikah merupakan acara sakral yang sejatinya dapat
diimplementasikan berbagai pengetahuan untuk semua orang yang menghadiri
momentum tersebut, terutama pasangan pengantin yang memasuki kehidupan baru
dalam suatu rumah tangga, tambahnya.
Kalau selama ini petugas pencatat nikah atau naib, pengulu, dan juru
nikah memberi motivasi kepada calon pasangan pengantin terkait masalah
imunisasi, dan penyuluhan tetanus toxid (TT), maka tidak keliru apabila
pengetahuan kependudukan dan KB juga disampaikan pada acara sakral tersebut.
Saat dikonfermasi,Guru Besar S-1 dan S-2 PLS di Universitas Palangka Raya
itu, menceritakan pengamalannya saat mahasiswa S-2 Kedokteran Universitas
Gadjah Mada pada tahun 1987. ia
melakukan eksperimental kepada para calon pengantin Wanita di 4 KUA dalam
wilayah kabupaten Bantul (sebagai wilayah pedesaan) dan 4 KUA di kotamadya
Yogyakarta (sebagai wilayah perkotaan). Alhamdulillah dewasa ini, TT calon
pengantin dapat berjalan dengan baik. Keberhasil tersebut tidak terlepas berkat
bimbingan Prof. dr. Parmono Achmad, M.PH,
Prof. Dr. Watik Pratiknya dan dr. Doejahman, M.Si. dari Universitas Gadjah
Mada.
Tamu undangan yang hadir menyaksikan upacara
pernikahan tersebut akan ikut mendapat pencerahan mengenai berbagai persoalan
berumah tangga, termasuk masalah kependudukan dan KB sebagai salah satu upaya
mengantur kelahiran di Indonesia, kata Norsanie. ***3***(T.S019/B/M. Yusuf/M. Yusuf) 16-03-2014 20:55:01
Tidak ada komentar:
Posting Komentar