Sabtu, 27 September 2014
Makalah pada Tokoh: Agama, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Adat
MENANTI MASA DEPAN GENERASI MUDA
YANG LEBIH SEJAHTER
Oleh:
H.M.Norsanie Darlan
Guru Besar S-1 dan S-2 PLS Universitas Palangka Raya
Pendahuluan
Tulisan ini merupakan sebuah konsep ke masa depan generasi muda yang ingin maju menghadapi tantangan pembangunan bangsa. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Provinsi Kalimantan Tengah, merupakan sebuah Institusi di negera kita dalam upaya mencerdaskan serta mensejahterakan bangsa dengan program pembangunannya tidak saja dalam hal kepemudaan. Tapi juga berbagai macam program pembangunan. Hal ini terbukti BKKBN bekerjasama dengan semua instansi pemerintah. Sejak dari tingkat pusat maupun daerah. Ini tidak dimiliki oleh Dinas, Badan dan Instansi lainnya.
Dalam paparan kali ini, penulis mencoba turut serta berpartisipasi dengan BKKBN setelah 15 tahun lebih tidak punya aktivitas karena melanjutkan pendidikan dan bekerja di Instansi lain yang baru setelah kembali ke kampus dan kenerima amanah dari Bapak Prof. dr.Fasli Jalan, Ph.D tanggal 1 Februari 2014 lalu, di Universitas Negeri Jakarta. Amanah kepala BKKBN ini adalah menyusun konsep bagaimana para calon pengantin turut serta dalam program Kependudukan dan Keluarga Berencana ini dapat ditanamkan kepada mereka yang akan memasuki masa perkawinan.
Tantangan Masa Depan
Berbicara tentang generasi muda kita harus ingat ketika mengikuti pelatihan kepemimpinan Pemuda beberapa bulan yang lalu, ketika itu pemuda yang terdiri dari para siswa dan siswi SMA/sederajat dikumpulkan di satu tempat untuk mengikuti pelatihan kepemimpinan pemuda selama 3 hari 2 malam. ya tentunya banyak pengalaman menarik ketika di pelatihan tersebut.
Hidup ini, kepada setiap orang adalah tantangan kata salah seorang pembicara di forum seminar yang pernah kita ikuti, semakin banyak tantangan yang kita miliki maka semakin dewasalah kita, akan tetapi tantangan yang seperti apa ? tantangan yang bisa membuat kita semakin dewasa adalah tantangan yang datang sendirinya yang mana kita bisa menyelesaikan tantangan tersebut dengan lancar dan baik tampa ada perseteruan antara satu pihak dengan pihal lainnya.
Kita sebagai generasi muda Indonesia harus bisa mempersiapkan diri dalam menghadapi tantanggan masa depan yang sangat besar, mengapa bisa aku ketakan demikian, bisa dilihat semakin hari semakin banyak permasalahan yang terjadi di bumi pertiwi ini, korupsi berkembang merajalela, keadilan yang sangat diharapkan oleh rakyat semacam tidak ada yang mau tau, di sektor pendidikan generasi muda Indonesia telah banyak terpegaruh oleh dunia luar yang lebih mementingkan kesenangan di masa muda dari pada belajar untuk masa depan yang cerah.
Saat ini bisa kita lihat telah banyak generasi muda kita yang tercandu dengan narkotika, yang mana narkotika tersebut memiliki efek besar dalam kehancuran generasi muda, dan juga ada sebagian generasi muda kita yang telah terjerumus oleh Free Sex (Sex bebas) bisa kita lihat di pemberitaan media akhir akhir ini, siswa SMP saja telah melakukan hal tersebut bagaimana besarnya, itu adalah sebagian tantanggan yang telah mulai kita rasakan para generasi muda
PersiaPkan diri kita mulai dari saat ini, dalam menghadapi tantangan masa depan telah menanti kita, jangan sampai tantangan dimasa depan bisa menghancurkan negeri ini, segala sesuatu itu perlu adanya persiapan, begitu juga kita sebagai generasi bangsa Indonesia yang harus bisa mempersiapan diri dalam menjawab tantangan masa depan yang sangat besar.
Menurut para ahli, tantangan besar bisa kita lewatkan dengan satu hal yang sangat penting, itu adalah kebersamaan para generasi muda, yaitu kita kita sekarang yang masih duduk di bangku sekolah, masa depan negeri ini ada ditanggan kita bukan ditanggan orang lain, sangat malu rasanya jika nanti di saat kepemimpinan kita (para generasi muda) Indonesia ini terpuruk,itu adalah hal yang sangat memalulan. sejarah mencata para pendahulu kita yakni para pahlawan pahlawan negeri ini mempertahankan NKRI ini hingga tetes darah terakhir, mereka rela nyawa mereka hilang ditembak oleh para penjajah.
Generasi muda adalah calon penerus bangsa, hal itu selalu ku ingat, aku ingin di masa depan dimasa kepemimpinan kita para generaasi muda, negeri ini bangsa ini bangsa Indonesia bebas dari yang namanya permasalahan permasalahn besar, seperti korupsi, kemiskinan, sesejahtraan rakyat yang sangat minim, dan lain sebagainya.. aku ingin dimasa depan nanti Indonesia bisa menjadi negara berkembang, yang rakyatnya bebas dari kemiskinan, pengangguran, kesenganan sosial, dan yang nomor 1 itu adalah bebas dari koruptor.
Mari mulai saat ini kita persiapkan diri untuk menuju masa depan yang penuh tantangan, bersama kita bisa katakan "Aku cinta Indonesia karena indonesia adalah bagian dari hidupku" tanamkan rasa cinta sedalam dalamnya untuk Indonesia, masa depan Indonesia di tanggan kita dan mari kita para generasi muda teriakan.
"Generasi muda siap menjawab tantangan masa depan"
Tantangan masa depan pasti datang, akan tetapi kita jangan pernah khawatir selama kita telah mempersiapkan segala sesuatu dengan matang, termasuk mempersiapkan diri dalam menjawab tantangan masa depan yang kira hadapi sangat besar, aku yakin generasi penerus bangsa ini bisa menjawab tantangan tersebut jika, kita saling bahu-membahu, jangan pernah katakan menyerah selama nyawa masih dikandung badan.
kalau kata melirik sejarawan "bangsa yang baik itu adalah bangsa yang merhargai sejarahnya" kalau kata saya "generasi muda yang baik adalah generasi muda yang siap menjawab tantangan masa depan" salam SUKSES buat semua generasi muda indonesia dari sabang sampai maroke, kita semua satu nusa, satu bangsa mari kita menjawab tantangan masa depan.
Tiga Tantangan Generasi Muda
Menurut Darlan (2011) bahwa ada 3 (tiga) tantangan yang dihadapi para pemuda generasi muda dewasa ini, yang ternyata tidak sebatas pada kaum muda saja yang merasakannya. Tapi orang tuapun juga merasakan hal itu. Ke 3 hal tersebut di atas adalah:
1.Tantangan masuk sekolah;
2.Tantangan masuk Perguruan Tinggi; dan
3.Tantangan masuk lapangan kerja.
Untuk lebih jelasnya ke 3 hal di atas, secara sederhana akan diuraikan satu persatu sebagai berikut:
Tantangan masuk sekolah
Sejak akhir tahun 70-an sudah melaui bermunculan satu-persatu di daerah yang menginformasikan bahwa tahun demi tahun anak usia sekolah dirasakan untuk masuk sekolah apakah sekolah dasar ataukah SLTP mapun SLTA ternyata jumlah kursi tidak sebanding dengan jumlah anak yang mau masuk sekolah. Hal ini pasti jauh berbeda. Dengan kata lain daya tampung sekolah mulai kurang. Sementara penambahan setiap tahun sepertinya tetap tidak terbendung. Sekolah-sekolah swasta dengan tampil seadanya pun di daerah tertentu, juga dengan sangat banyak masih ada yang tak tertampung. Ini sebuah akibat ledakan penduduk masa lalu.
Dalam istilah lain adalah, “Sejak lama di negeri ini”, masuk sekolah ”para calon murid” sudah mendapatkan tantangan yang terkadang di perkotaan terdapat komentar masyarakat ”siapa berduit, ialah yang bakal dapat” dalam meraih pendidikan anaknya yang lebih baik dan kualitasnyapun tidak diragukan.
Namun kita sama maklumi bersama bahwa masyarakat pemukimannya tidak menumpuk di perkotaan. Melainkan mereka sebagian besar penduduk negeri ini, bertempat tinggal di pedesaan. Kita sama maklumi tidak seluruh desa terlebih masa lalu terdapat sekolah dasar. Sehingga tidak menutup kemungkinan ada warga masyarakat kita yang karena sesuatu dan lain hal selama hidupnya, tidak sempat mengenyam atau menikmati dunia pendidikan formal. Atau bersekolah.
Fasilitas pendidikan di atas tidak saja untuk sekolah dasar. Padahal wajib belajar kita tidak lagi Wajar 6 tahun. Tapi sudah bergeser ke 9 – 12 tahun. Sementara gedung SMP dan SLTA belum juga tersedia hingga anak mau belajar ke SMP dan SLTA terkendala. Hal ini menuntut agar kita dapat memikirkan bersama masalah tersebut. Karena kesempatan pendidikan yang ada di negeri kita disebabkan fasilitas pndidikan yang masih dirasakan kurang. Dipihak lain menurut M. Saad Arfani (2011) ia mengungkapkan bahwa: ”...jauhnya sekolah jadi penyebab anak-anak pedesaan tak melanjutkan pendidikan...”. kalimat di depan sungguh di temukan di mana-mana baik di daerah kita maupun di daerah lain.
Anak Usia Sekolah mengais rezeki dari sampah,
apakah mereka sudah sekolah
Hal seperti di atas, tidak saja dirasakan di pedesaan. Tapi di perkotaan sekalipun penduduk kita yang fasilitas pendidikan sudah dianggap mendekati cukup, namun masih ditemukan penduduk kota yang belum berkesempatan mecicipi pendidikan formal. Sehingga pemulis berasumsi tidak tuntas pendidikan ini, kalau hanya dipikirkan dan di fasilitas Cuma pada pendidikan formal. Peran pendidikan non formal, ternyata sangat penting, namun karena ketidak mengertian, ketidak fahaman mereka yang didudukkan pada bidang pendidikan non formal. Maka hal-hal di atas, tidak bisa dituntaskan. Alasan yang penulis asumsikan adalah mereka yang ditempatkan pada Subdin/Bidang pendidikan non formal masih tidak profesional. Penempatan sarjana “...atau tenaga yang bukan ahlinya, tunggu kehancurannya...”.
Tantangan Pemuda masuk Perguruan Tinggi
Kalau kita melihat mulai munculnya istilah: “UMPTN” yang kepanjangannya adalah Ujian masuk perguruan tinggi negeri ini, digulir juga sejak tahun 80-an juga. Yang terkadang anak lulusan SLTA yang mau masuk perguruan tinggi tujuan Bandung, ternyata tes-nya lulus di Palangka Raya. Kenapa demikian seperti uraian ini masyarakat turut berpartisipasi menyelenggarakan pendidikan tinggi. Ternyata perguruan tinggi swasata tidak masuk UMPTN sehingga dengan tidak diperkirakan sebelumnya ia harus kuliah di Unpar-Universitas Palangka Raya. Karena di kota Bandung juga ada perguruan tinggi diberi nama Unpar. Tapi punya yayasan swasta.
Dengan seleksi yang relatif ketat disertai beratnya persaingan, 1 berbanding 15 maka tidak menutup kemungkinan calon mahasiswa yang kapasitasnya bila dibawah standar dengan sangat menyesal terpaksa harus tidak lulus pada jurusan/program studi pilihannya. Karena dengan system seleksi sekarang calon dari sumatera utara, Aceh, Papua, Sulawesi dan berbagai provinsi di Jawa dengan mudah lulus di Unpar. Sementara putra daerah, hanya gigit jari. Karena ada dugaan standar pendidikan yang ada di provinsi kita relatif rendah. Mudah-mudahan mulai terjadi perbaikan masa sekarang dan masa datang. Sehingga standar kita sama dengan kawasan yang lebih maju.
Kita sama maklumi bahwa dalam 20 tahun terakhir, sudah dirasakan di tanah air kita bahwa tes masuk perguruan tinggi negeri sungguh dirasakan betapa sulitnya. Namun seleksi ini, semakin tahun semakin tambah berat. Sehingga upaya memberikan berbagai pendidikan luar sekolah atau pendidikan non formal pada lembaga kursus pada bidangnya oleh orang tua kepada anaknya sungguh memberatkan biaya. Terlebih biaya yang diperlukan. Ada kalanya sang anak kurang perhatian, tapi orang tuanya justru sibuk mendaftar anak untuk kursus itu dan ini, dengan tujuan bahwa anaknya berhasil lulus dalam seleksi masuk perguruan tinggi.
Tantangan masuk lapangan kerja
Kaum generasi muda dewasa ini menghadapi masa sulit, sebagai akibat ledakan pendudukan di negeri kita masa lalu sangat tinggi. Hal itu memberikan efek negatif kepada generasi mncari kerja dimasa sekarang.
Selain hal di atas, bergulirnya era reformasi, yang selama ini, kurang mendukung terhadap kebijakan masa lalu. Ebagai contoh yang sdr boleh perhatikan. Kebijakan masa lampau, dinas pendidikan yang doeloe disebut Kantor Wilayah Pendidikan. Kepala Katornya paslu lulusan ”alumnus” IKIP atau FKIP. Dewasa ini ternyata dapat diduduki oleh bukan kesarjaan itu. Sehingga pastilah ada bagai perahu layar putus kemudi. Contoh lain dengan kebebasan dewasa ini, bisa terjadi juga kepala Rumah Sakit dipimpin oleh bukan dokter. Kepala Kejaksaan bisa dipimpin oleh orang yang bukan Sarjana Hukum. Jika hal itu terjadi, apa yang bakal terjadi. Ini sebagai bukti derasnya arus reformasi.
Sekarang bagaimana dengan tantangan pada sarjana sekarang. Ada dugaan kemudahan yang muncul dari pihak penentu kebijakan, seperti: penerimaan calon pegawai negeri diusulannya sangat tidak sesuai dengan tenaga kerja pada bidang-bidang yang ada di instansi yang di pimpinnya. Karena ada indikasi untuk menolong keluarga
Tantangan Harga Diri
Dalam menghadapi perkembangan dunia lebih dekat. Sehingga setelah ia masuk, apa yang harus ia kerjakan. Karena KKN-nya sudah bisa kemunculkan Korupsinya.
Menjauhi perbuatan tercela dan kebiasaan di masyarakat yang bersifat negatif seperti:
Menghindari 5 M + 1 P untuk lebih jelasnya adalah:
Minun;
Main;
Madat;
Madon;
Maling dan;
+ Polisi
Jika bisa mengajak sesama pemuda, remaja untuk tidak berbuat 5 M di atas, maka pemuda itu bisa disebut juga sebagai seorang pemuda pelopor.
Selangkah ke hadapan, Menanti masa depan
Di bagian ini sebuah cerita tentang pengamalan seseorang terhadap sebuah peristiwa pada dirinya yaitu: semalam genaplah usiaku menjangkau 31 tahun. Aku menerima lebih 40 ucapan dan doa sempena tarikh kelahiranku semalam daripada rakan kenalan yang dihantar melalui media sosial, Facebook. Tidak kurang juga yang mengucapkan "Selamat Hari Lahir" melalui mesej secara personal di Facebook, Whatsapp dan sistem pesanan ringkas (sms).
Walaupun tiada sambutan diadakan, maupun hadiah istimewa diterima, tetapi saya bersyukur kerana masih ramai rakan dan kenalan yang mengingati dan ringan jari untuk memberi ucapan khas untuk kelahiranku. Ia merupakan satu daripada kesan media sosial, Facebook, yakni dapat berhubung melalui alam maya dan boleh mengetahui tarikh (sejarah) kelahiran rakan kenalan kita.
Disaat nyawaku masih berfungsi, nadiku masih berdenyut, nafasku masih menghembus, akalku masih waras, dan pancainderaku masih sempurna, aku ingin mengucapkan penghargaan dan terima kasih kepada sahabatku, Sdra Mohd Nizar Hamild dan isteri beliau, Sdri Kasmah Sulo kerana sudi meluangkan masa untuk meraikan hari kelahiranku di sebuah restoran di bandar Tawau semalam. Walaupun ianya ringkas tetapi ia begitu bermakna bagi aku.
Sebenarnya, aku tidak kisah samada kedatangan tarikh kelahiran ini diraihkan atau tidak. Pun begitu, sejak umur meningkat ini, semacam ada rasa ingin diri ini hargai dan diingati. Mungkin ianya normal. Terima seadanya.
Sekali lagi aku ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua rakan, kenalan, sahabat handai dan keluarga yang menyokong perjalanan hidupku yang baru bermula ini. Secebis kasih, cinta dan sayang ku berikan kepada kalian semua. Semoga apa yang didoakan oleh kalian itu dimakbulkan oleh Allah S.W.T. Insya ALLAH, melangkah ke satu lagi tangga usia baharu tentunya ada matlamat dan objektif kehidupan yang perlu dipenuhi. Usaha, tekad dan iltizam berterusan tanpa putus asa akan diteruskan demi mencapai matlamat dan objektif agar kejayaan dapat dikecapi. Insya ALLAH.
Mutu Pendidikan dan Daya Saing Bangsa
Setiap bangsa tentu mempunyai visi tentang masa depan. Visi itu biasanya tergambar pada berbagai rencana strategis yang telah ditetapkan. Tetapi gambaran masa depan yang ada dalam rumusan visi pengembangan tetap saja tidak cukup untuk meyakinkan satu bangsa tentang masa depannya, karena ketepatan dan keterwujudan satu visi sangat tergantung pada agenda-agenda pengembangan yang menyertainya, dan efektifitas dari agenda-agenda tersebut sangat ditentukan oleh validitas data, ketepatan perhitungan, dan akurasi prediksi. Salah satu cara yang sangat mudah untuk memprediksi masa depan satu bangsa adalah dengan berkaca pada sistem pendidikannya. Melihat dan memahami sistem pendidikan satu bangsa sama halnya dengan meneropong masa depan bangsa tersebut. Apa yang terjadi hari ini dalam sistem pendidikan satu bangsa mencerminkan apa yang akan terjadi pada bangsa tersebut di masa yang akan datang.
Bangsa yang memiliki sistem pendidikan bermutu dapat diperkirakan akan menjadi bangsa yang kuat dan berdaya saing tinggi. Sebaliknya, bangsa yang sistem pendidikannya tidak bermutu dapat diperkirakan akan menjadi bangsa yang lemah. Dengan sistem pendidikan bermutu, satu bangsa tidak hanya mampu mengubah peruntungannya untuk menjadi bangsa yang lebih baik, tetapi juga akan mampu mengubah dunia. “Education,” kata Nelson Mandela, “is the most powerful weapon which you can use to change the world.” Sebaliknya, bangsa yang sistem pendidikannya amburadul atau karut marut akan menjadi bangsa pesakitan, tanpa keunggulan, martabat, dan kedaulatan. Bangsa seperti ini akan selalu kalah sebelum berperang dan gampang dijajah oleh bangsa-bangsa lain. Jangankan mengubah dunia, bangsa seperti ini tidak akan mampu mengatasi masalahnya sendiri.
Sistem pendidikan yang bermutu akan melahirkan generasi muda bangsa yang bermutu pula, yaitu generasi muda yang beriman, berilmu, dan berkarakter, yang mampu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, memahami berbagai permasalahan yang dihadapi bangsanya, dan memiliki komitmen serta kompetensi tinggi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi bangsanya. Generasi muda bermutu akan menjadi bagian dari pemecahan masalah (part of problem solvers) bagi bangsanya. Pada saatnya, generasi muda bangsa yang beriman, berilmu, dan berkarakter akan menjadi pemimpin yang visioner dan mampu menginspirasi bangsanya untuk terus bekerja keras dan cerdas, dengan penuh semangat, motivasi, komitmen, dan disiplin tinggi. Mereka akan menjadi agen perubahan (agent of change) dan lokomotiof pengembangan bagi bangsanya menuju destinasi masa depan yang lebih baik, sebagai bangsa yang unggul, berdaulat, bermartabat, dan berperadaban tinggi.
Sebaliknya, sistem pendidikan yang tidak bermutu akan melahirkan generasi muda bangsa yang tidak bermutu pula, yaitu generasi yang tidak beriman, tidak berilmu dan tidak berkarakter. Generasi muda seperti ini tidak punya visi yang jelas tentang masa depan bangsanya. Mereka tidak memahami siapa dirinya, permasalahan bangsanya, dan apa yang harus dilakukan untuk bagsanya. Mereka akan selalu menjadi bagian dari masalah (part of the prolems). Ketika kelak menjadi pemimpin, generasi bangsa yang tidak bermutu akan menjadi pemimpin yang selalu ragu, cemas, dan berkeluh kesah, karena tidak memahami apa yang terjadi, tidak tahu pasti apa yang sebaiknya dan seharusnya dilakukan, dan selalu tidak siap menerima resiko dari keputusan dan tindakannya. Para pemimpin seperti ini tidak akan mampu menjadi penyemangat dan inspirator bagi bangsanya untuk maju dan berubah. Mereka hanya akan berkeluh kesah, saling menyalahkan, dan meratapi setiap permasalahan. Mereka tidak punya landasan idiil untuk menatap masa depan bangsanya. Mereka tidak punya karakter untuk secara disiplin, konsisten, adil, dan bertangung jawab memperjuangkan kepentingan bangsanya. Mereka tidak punya agenda strategis untuk mengubah peruntungan bangsanya. Pada saatnya para pemimpin seperti ini hanya akan mewariskan bangsa yang “penakut,” “peniru,” dan “pengekor,” yang masa depannya ditentukan atau didikte oleh bangsa lain, sehingga lambat laun akan menjadi bangsa yang “tergadai” dan “terjajah.”
Hubungan antara mutu sistem pendidikan kita hari ini dan masa depan bangsa kita sangatlah jelas dan akan terbukti. Hubungan tersebut dilandasi oleh logika yang sangat sederhana, bahwa pendidikan bermutu akan melahirkan SDM bermutu pula, dan SDM bermutu dapat diandalkan untuk mengatasi berbagai persoalan bangsa, dan untuk membangun peradaban bangsa. Dengan logika tersebut, jelaslah bahwa pendidikan yang bermutu adalah elan vital bagi kemajuan satu peradaban. Bangsa-bangsa berperadaban tinggi adalah bangsa-bangsa yang memiliki sistem pendidikan sangat bermutu. Membangun sistem pendidikan bermutu adalah satu-satunya cara untuk membangun bangsa yang kuat dan berperadaban tinggi.
Pendidikan sebagai Prioritas Utama
Bagi para pemimpin yang visioner dan memiliki karakteristik kenegarawanan, kepentingan pendidikan adalah hal yang paling utama. Pendidikan menjadi “panglima” dalam agenda-agenda besar mereka, selalu menjadi prioritas utama dalam kebijakan-kebijakan mereka. Visi ini dimiliki oleh banyak pemimpin di dunia, antara lain Tony Blair, mantan Perdana Menteri Inggris. Setiap kali ditanyakan tentang prioritas utamanya, pria yang memiliki nama lengkap Anthony Charles Lynton Blair ini selalu menjawab: "Education, education, education." Selama menjadi Perdana Menteri Inggris, Blair menambah dana pendidikan, memperbaiki dan mengupgrade sarana dan prasarana pedidikan, mengintegrasikan TIK dalam sistem pelayanan pendidikan, meningkatkan jumlah tenaga pendidik dan kependidikan dan menaikkan gaji mereka.
Pada masa kepemimpinan Tony Blair, jumlah penambahan tenaga pendidik dan kependidikan di Inggris melebihi jumlah penambahan tenaga kerja dalam bidang militer. Pada masa itu, hampir 75% dari pekerja di Inggris adalah tenaga pendidik dan kependidikan, sehingga rasio guru-murid di Inggris menjadi satu berbanding 11, jauh lebih baik dari rasio guru-murid di negara-negara maju lainnya, seperti Amerika Serikat, dimana rasio guru-murid adalah satu berbanding 24. Meskipun belum sepenuhnya berhasil meningkatkan prestasi anak-anak di Inggris dan mengatasi berbagai permasalahan pendidikan di negaranya, komitmen dan kemauan politik Tony Blair untuk kemajuan pendidikan patut diapresiasi dan diteladani.
Visi pendidikan Blair juga dimiliki oleh para pemimpin dunia lainnya. Mantan Presiden Amerika Serikat, George W. Bush, misalnya, menegaskan bahwa satu-satunya cara bagi satu bangsa untuk dapat bersaing di abad ke-21 ini adalah dengan membangun sistem pendidikan yang bermutu. Dalam ungkapan beliau: “You see, we’ll never be able to compete in the 21st century unless we have an education system that doesn’t quit on children, an education system that raises standards, an education that makes sure there’s excellence in every classroom.” Bagi Bush, membenahi sistem pendidikan adalah langkah awal sebagai titik tolak bagi langkah-langkah berikutnya untuk mengatasi berbagai persoalan bangsa. Dia mengatakan: “Think about every problem, every challenge, we face. The solution to each starts with education.” Berbagai persoalan sosial, ekonomi, dan politik yang melanda satu bangsa, seperti kemiskinan, keputusasaan, kepasrahan, dan ketidaksabaran, dan kebodohan, umumnya bermuara pada satu hal, yaitu sistem pendidikan, sehingga hanya dapat diatasi melalui penataan sistem pendidikan dan meningkatkan efektifitas lembaga-lembaga pendidikan. “He who opens a school door,” kata Victor Hugo, “closes a prison”.
Ada hubungan yang erat antara sistem pendidikan dan sistem politik di satu negara. Sistem pendidikan akan mewarnai sistem politik, dan begitu juga sebaliknya, sistem politik akan mewarnai sistem pendidikan. Realitas sistem pendidikan satu bangsa adalah refleksi dari realitas sistem politiknya, dan realitas sistem politik satu bangsa adalah refleksi dari sistem pendidikannya. Karut marut kehidupan politik adalah bukti paling autentik dari kegagalan sistem pendidikan, dan karut marut sistem pendidikan adalah bukti autentik dari kegagalan sistem politik. Pendidikan dan politik bahu membahu membentuk karakter satu bangsa dan mewarnai masa depannya. Bersama-sama, pendidikan dan politik membentuk dan mewarnai cara berpikir, bersikap, dan bertindak satu bangsa. Wajah bangsa kita hari ini adalah refleksi dari wajah pendidikan dan politik kita pada masa lalu, dan wajah bangsa kita di masa yang akan datang dapat kita bayangkan pada wajah pendidikan dan politik kita hari ini.
Nilai Strategis Pendidikan
Ada 6 nilai strategis yang membuat pendidikan begitu penting bagi satu bangsa dan menentukan masa depannya:
Pertama, pendidikan adalah katalisator untuk mengubah informasi menjadi ilmu pengetahuan, baik pengetahuan yang ada dalam buku-buku teks, maupun pengetahuan yang ada dalam kehidupan. Pendidikan mengingatkan kita bahwa segala sesuatu ada ilmunya, dan dengan ilmu, kita dapat melakukan pencerahan (enlightenment) dan membuat setiap individu memiliki rasa percaya diri (self confidence) untuk mengambil setiap keputusan, menghadapi kehidupan, dan untuk menerima keberhasilan dan kegagalan. Ilmu pengetahuan adalah kekuatan (knowledge is power) yang dapat menjadi senjata pamungkas untuk menaklukkan medan kehidupan menuju masa depan. Kekuatan dan daya saing satu bangsa tidak ditentukan oleh uang dan senjata, tetapi ditentukan oleh mutu sistem pendidikan dan tingkat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bangsa yang menguasai dunia saat ini dan akan menguasai dunia pada masa yang akan datang, bukanlah bangsa yang memiliki persenjataan lengkap, tetapi bangsa yang memiliki sistem pendidikan bermutu tinggi dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kedua, pendidikan adalah jendela dunia (window of the world). Pendidikan menuntun kita untuk menjelajah, memahami, dan memaknai dunia di sekitar kita. Dari penjelajahan, pemahaman, dan pemaknaan itu kita akan mendapatkan perspektif untuk menjalani kehidupan dan mengembangkan pemikiran serta pandangan tentang hal-hal yang ada dalam kehidupan kita. Dalam konteks ini, pendidikan membuat kita memiliki kemampuan untuk menginterpretasi berbagai hal yang ada di sekitar kita dengan benar. Pendidikan yang baik menjauhkan kita dari berbagai illusi dan menghapus semua bentuk keyakinan yang salah dalam pikiran kita. Pendidikan membantu kita menciptakan gambaran yang jelas dan menghapus kebingungan kita tentang segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Pendidikan mengungkap berbagai pertanyaan dan juga membantu kita mendapatkan jawaban yang tepat untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Ketiga, pendidikan adalah jendela kesempatan (window of opportunities). Pendidikan mengembangkan potensi diri kita dan membekali kita dengan berbagai kompetensi dan karakter yang kita butuhkan untuk mewujudkan mimpi-mimpi kita. Kompetensi dan karakter secara bersama-sama membuka pintu-pintu kesempatan bagi kita untuk menentukan dan mengembangkan karir, dalam rangka merenda masa depan yang kita inginkan. Semakin baik dan strategis pendidikan yang kita dapatkan, maka akan semakin baik dan strategis pula jendela kesempatan yang terbuka untuk kita. Semua jenis pekerjaan membutuhkan orang-orang yang terdidik (well-educaed), yaitu orang-orang yang berilmu (knowlegable), terampil (skillful), kreatif, innovatif, dan berkarakter. Menurut Jean Piaget (1896-1980), seorang ahli psikologi kognitif (cognitive psychologist) asal Swiss, “the principal goal of education is to create men who are capable of doing new things, not simply of repeating what other generations have done” (tujuan utama pendidikan adalah utuk menghasilkan manusia yang mampu mengerjakan sesuatu yang baru, tidak hanya mengulang apa-apa yang telah dilakukan oleh generasi sebelumnya).
Keempat, pendidikan adalah sarana mobilitas sosial. Semua bentuk kualifikasi, kompetensi, dan prestasi yang diraih melalui pendidikan adalah energi positif yang akan mendorong seseorang ke posisi sosial tertentu. Pendidikan yang baik akan memberikan kompetensi keilmuan dan ketrampilan yang baik, lalu kompetensi keilmuan dan keterampilan yang baik akan membuka kesempatan bagi pekerjaan atau profesi yang lebih baik, pekerjaan atau profesi yang lebih baik tentu saja menjanjikan insentif atau kepercayaan (trust) lebih baik pula, dan tingkat pengakuan yang terus meningkat akan menaikkan status sosial.
Kelima, pendidikan adalah kebutuhan dasar manusia (basic human needs). Setiap warganegara membutuhkan pendidikan dan harus diberi akses pendidikan (education for all), dan semua komponen bangsa harus berpartisipasi dalam meningkatkan mutu pelayanan pendidikan (all for education). Mengabaikan hak-hak pendidikan warga negara dan tidak memberikan kontribusi apapun dalam kegiatan pendidikan adalah sebuah tindakan yang egois dan tidak bertanggung jawab. Jika kebutuhan pendidikannya dipenuhi, maka rakyat akan siap untuk berubah dan membangun. Sebaliknya, jika kebutuhan pendidikannya tidak terpenuhi masyarakat tidak akan siap untuk berubah, apalagi membangun. Masyarakat yang tidak terdidik akan mudah frustasi, pemarah, dan cenderung apatis terjhadap lingkungannya.
Keenam, pendidikan adalah peta jalan (road map) menuju masa depan. Setiap individu, masyarakat, dan bangsa membutuhkan pendidikan sebagai peta jalan (road map) untuk menyongsong masa depan. Pendidikan membuka mata kita tentang corak masa depan yang bagaimana yang seharusnya kita wujudkan, mengapa kita harus menuju ke sana, jalan mana yang harus kita tempuh untuk tiba di sana, dan bagaimana atau dengan kendaraan jenis apa seharusnya kita menuju ke sana.
Berani Menatap Masa Depan
Ada beberapa sebagian orang yang ketika berhadapan dengan tahun yang baru, biasanya akan membuat semacam resolusi atau impian yang ingin diwujudkan. Namun ada juga beberapa yang menganggap biasa-biasa saja. Iyaah, memang itu semua bergantung pada masing-masing orang. Tapi kalau saya sih sebenarnya sependapat dengan orang-orang yang mau membuat semacam target atau resolusi seperti itu. Tujuannya iyaa mudah-mudahan dengan begitu setiap tahunnya nanti akan ada perubahan yang lebih baik pada diri kita. Kan bagus tuh, bisa untuk jadi motivasi + bahan untuk evaluasi diri.
Nah, disaat ada waktu luang kitapun iseng-iseng nyoba belajar desain poster. Sebenarnya ini pun karena waktu itu saja ada dimintain tolong buat poster untuk tugas kampus temen. Abis dari situ saya malah jadi pengen juga buat poster untuk saya sendiri. Dan berikut ini dia hasilnya :
Konsepnya adalah disitu kita sedang berpikir serius dan seolah-olah sedang menatap sesuatu. Echeknya mari bila kita sedang membayangkan tentang masa depan begitu. Sekiranya di tahun 2014 ini nanti perjalanan bagaimana yang akan saya perjuangkan. Secara garis besar, yang saat ini saya rasa benar-benar menjadi bagian dari passion saya adalah dua hal, yaitu Dunia Entrepreneur dan Ilmu Design.
Walaupun saya belum begitu ahli di bidang yang dua itu, tapi setidaknya saya punya beberapa target untuk bisa berhasil disitu nantinya. Semampunya saya akan mencoba terus belajar dan belajar. Tentu juga sambil dibarengi dengan praktek, praktek dan praktek. Masalahnya, kedua bidang itu memang terlepas dari ilmu yang sedang saya pelajari di bangku kuliahan. Mungkin agak gak nyambung juga kan saya anak Teknik Listrik.
Tapi kalau saya pikir-pikir sih gak ada salahnya. Pun kalau kita memang merasa punya kemampuan lain yang juga menonjol, gak mungkin dipendem-pendem terus kan? Bagi kita sebenarnya Pendidikan Formal itu bukan lah segalanya. Yang jauh lebih penting adalah bagaimana kita untuk bisa memaksimalkan segala potensi yang ada dari dalam diri kita. Paling iya susah-susah dikit lah untuk membagi waktu agar semuanya bisa berhasil berjalan dengan sekaligus. Ternyata pendidikan non formal sangat membantu dalam penyelesaian di luar pendidikan formal.
Meniti Karier Demi Masa Depan
Perjalanan karir menurut Rizal diibaratkan sebagai usaha menabung dalam menanti sebuah masa depan yang diinginkan, karena menabung dalam berkarir merupakan segi awal meraih cita-cita. Background pendidikan saat ini, menjadi bahan perbincangan para perusahaan saat memilih kandidat baru yang capable. Faktor pendidikan dengan lulusan ternama menjadi point plus. Dengan memiliki ijazah sarjana merupakan momentum awal dalam meniti karir. Gambaran ini menjadi tolak ukur awal yang dapat diartikan sebagai perencanaan karir di awali dengan faktor pendidikan. Perencanaan meniti karir dimulai sejak awal dalam memandang sejauh mana kita merencanakan.
Berani Menatap Masa Depan
Dalam kehidupan Anda harus memiliki target akan pencapain yang mencakup 3 prinsip yaitu visi, misi dan tujuan. Bagaimana Anda melihat diri Anda, diri Anda sendiri dalam melihat sisi kehidupan, profesi, serta hubungan Anda 5 tahun yang akan datang?
Value Kepribadian
Mencapai sukses harus didukung dengan motivasi pada diri sendiri. Sebagai contoh, dalam lingkungan sosial apakah Anda rela mementingkan kepentingan orang lain dari pada kepentingan Anda pribadi, dalam hal membantu lingkungan dan orang-orang disekitar Anda.
Skill & Expertise
Setiap individu memiliki kemampuan dan keahlian yang berbeda-beda, kenali kepribadian seperti apa yang Anda miliki? Sebagai contoh, apakah Anda adalah seorang yang sering berkata jujur, terbuka dan antusias. Maksimalkan keahlian yang Anda miliki saat ini, karena hal ini menjadi sangat berguna dalam aktivitas Anda sehari-hari dan pekerjaan anda nantinya.
Tidak Perlu Khawatir Dengan Kegagalan?
Dalam tulisan ini, akan diuraikan berbagai hal yang berkaitan dengan berbagai pengalaman seseorang dalam menghadapi kegagalan. Namun dibalik kegagalan itu, menimbulkan hal-hal berikut:
Menurut Admin (2013) adalah Jika anda pernah mencoba sesuatu hal yang baru dan gagal, yakinlah bahwa anda adalah seseorang yang enak untuk diajak bicara dibanding dengan orang-orang yang merasa semuanya lancar-lancar atau baik-baik saja.
Orang-orang seperti itu menurut Admin, tidak pernah mencoba sesuatu hal yang baru. Namun anda adalah seseorang yang berbeda …… lho dari mana tahu? …. Karena anda berkunjung ke blog saya dan membaca artikel-artikel saya ini, yang berarti anda ingin merubah kehidupan anda menjadi lebih baik dari saat ini. Anda ingin mencari sesuatu hal yang baru yang dapat anda terapkan di kehidupan anda.
Anda mempunyai semangat dan yakin anda juga mempunyai pengalaman hidup yang luar biasa. Mungkin sudah banyak sekali kegagalan yang anda rasakan dan mungkin juga sebagian dari anda sudah sampai pada taraf ragu akan keyakinan anda sendiri untuk meraih apa yang anda inginkan. Mampukah saya? Berhasilkah atau tidak? Sepertinya tidak sanggup lagi menghadapi kegagalan. (lihat juga : Jangan Biarkan Kekurangan Anda Membatasi Diri Anda Untuk Maju).
Hal-hal dibawah ini adalah beberapa point tentang kegagalan yang ingin sharingkan kepada anda. Berkonsentrasi penuh selama 3 hari menyusun artikel ini, mudah-mudahan dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk anda. Setidaknya jika ada orang yang sangat terbantu dengan artikel ini, tentu saja akan membuat bahagia karena jerih payah tidak sia-sia.
Kegagalan menciptakan pilihan-pilihan baru
Mungkin anda tidak dapat menyerap semua pelajaran yang anda terima dari kegagalan anda, namun tetap saja hal tersebut menjadi harta tak ternilai untuk anda. Kegagalan juga menjadi momen yang tepat dimana anda merenungkan kembali tujuan awal anda, melihat di sekeliling dan memutuskan alasan mengapa anda tidak boleh menyerah.
Kegagalan melatih kesabaran anda
Jika anda adalah orang yang cepat emosi, apalagi ketika anda mengalami kegagalan, itu adalah satu hal yang sangat alamiah. Seperti rasa hampir semua orang merasakan kekesalan atau kemarahan ketika menghadapi kegagalan. Namun poin yang pentingnya adalah jangan memendam kekesalan atau kemarahan anda.
Poin kedua adalah jangan berusaha mencari hal-hal untuk dijadikan alasan kegagalan anda. Seperti, tidak mendapat dukungan dari pasangan, ini berakibat tidak mempunyai modal yang cukup, kita tidak mempunyai kendaraan pribadi untuk mobilitas, kita memang dilahirkan dari keluarga yang bermental kecil, dsb.
Sekali anda menjadikan hal-hal tersebut sebagai alasan kegagalan anda, maka itu akan menjadi bagian dalam diri anda. Anda akan membawa alasan itu kemanapun anda pergi sehingga lama kelamaan akan meracuni anda.
Silahkan lampiaskan emosi anda, tentunya dalam batas-batas wajar. Mungkin anda ingin melampiaskannya dengan menangis, menangislah. Mungkin anda ingin melampiaskannya dengan pergi ke cafe untuk mendengarkan life musik, pergilah ke cafe. Atau berolah raga.
Namun cukup sampai disitu. Masa depan yang sangat cerah masih menanti anda. Bangkit dan berjalanlah kembali.
Kegagalan merupakan sumber dari kreatifitas
Siapa yang menghendaki kegagalan? Namun jika anda tidak pernah berharap untuk mengalami kegagalan maka pikiran anda tidak dirangsang untuk berkembang.
Kegagal akan mendorong anda menjadi lebih kreatif
Coba anda ingat-ingat kembali masa kecil. Jika anda lupa, anda bisa melihat pada anak anda sendiri atau anak-anak kecil di sekitar anda. Mereka tidak pernah takut akan berbuat kesalahan ataupun mengalami kegagalan. Mereka melakukan semua hal yang ingin mereka lakukan tanpa berpikir panjang resikonya. Kadang mereka jatuh namun dalam sekejap mereka bangkit dan berlari-lari kembali. Mereka kadang menemukan jalan buntu ketika melakukan sebuah permainan namun mereka tidak berhenti, mereka berusaha mencari solusi-solusi yang baru. Akibatnya pikiran mereka begitu kreatif. Kita semua bisa mencontoh pikiran murni mereka yang belum banyak terkontaminasi oleh lingkungan sekitarnya.
Kegagalan akan mengoptimalkan potensi anda
Mungkin anda mempunyai seorang ’guru’ dalam hidup anda atau atasan bagi mereka yang berkarir. Kita harus percaya bahwa guru atau atasan yang baik akan mengarahkan anda untuk berani mengambil resiko. Mereka mempunyai suatu keyakinan bahwa pikiran yang konservatif tidak akan membuat potensi diri keluar dengan optimal.
Semakin sering anda mengalami kegagalan, otak anda akan semakin dilatih untuk menghadapi permasalahan dan bagaimana mencari jalan keluarnya.
Kita meyakini bahwa setiap orang memiliki potensi diri yang sangat besar dengan keunikannya masing-masing. Anda dapat mengetahui kedahsyatan potensi yang anda miliki hanya dengan keberanian menghadapi masalah, tidak ada jalan lain.
Anda dapat melihat di salah satu TV swasta yang setiap malam menyiarkan suksesnya tukang bubur naik haji. Ini sebuah cerita kehidupan yang sangat berharga jika kita ingin melihat jalan sukses.
Hidup Sejahtera
Nyaris tidak ada orang yang mau hidup tanpa dengan predikat sejahtera. Namun hal itu ditentukan oleh nasib seseorang. Sebagai generasi penerus bangsa, tentu untuk mencapai hidup sejahtera. Ada 2 hal yang harus diperhatikan untuk mencapai sejahtera: Pertama: tingkatkan kualitas pendidikan dari kebanyakan orang. Bila tingkat pendidikan di atas rata-rata penduduk. Maka kesejahteraan seseorang atau keluarga pasti masa depannya akan lebih sejahtera; Kedua: pelihara kesehatan. Bagi mereka yang memperhatikan kesehatannya dengan baik. Maka angka kesekitan pasti terhindar. Mereka keluarga atau individu yang dapat memelihara kesehatannya dengan baik, tentu ia sejahtera. Sebab memelihara kesehatan dengan baik, tentu hidupnya akan sehat dan sejahtera.
Kedua hal di atas terjadi tidak seluruh mereka yang berpendidikan bidang kesehatan saja. Tapi kita yang tidak berpendidikan dokter atau kesehatan lainnya saja kalau bisa memelihara kesehatan dirinya. Maka tidak pernah sakit, atau kesakitan dapat dikurangi. Berarti masuk dalam kelompok sejahtera.
Dengan demikian kesejahteraan yang dimaksud di sini tidak terbatas hal di atas saja. Dalam keluarga kecil pada setiap keluarga juga dapat disebut yang sejahtera. Bagaimanapun, dalam keluarga bila jumlahnya anggkotanya besar. Tentu tingkat kesejahteraan keluarga itu akan menyandang beban yang sangat berat. Sehingga tingkat kesejahterannya akan lebih rendah. Dibanding keluarga kecil pasti lebih sejahtera.
Untuk mencapai kesejahteraan bagi masa depan generasi muda, alangkah indahnya sedini mungkin sudah memiliki konsep keluarga kecil sejahtera. Dengan keluarga kecil sejahtera tentu adanya kesamaan konsep antara pasangan suami isteri yang mengatur keturunannya tidak menjadikan beban dalam kehidupan keluarganya. Caranya bila menikah harus memperhitungkan kapan baru mendapatkan momongan. Apa lagi jika penghasilan yang masih sedikit, tentu pengaturan keluarga lebih diperhatikan. Dengan demikian masa depan keluarga itu akan dapat mencapai kesejahteraan yang diidamkan kita semua.
Daftar Pustaka
Admin, 2013. Mengapa Anda Tidak Perlu Khawatir Dengan Kegagalan, Artikel Bebas, Jakarta.
Darlan, H.M.Norsanie, 2006. Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, FKIP Unpar, Palangka Raya.
------------, 2012. Membangun dan Memberdayakan Pemuda Untuk Menjadi Wirausaha Muda, Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga, Provinsi Kalimantan Tengah, Palangka Raya.
Harun, Hasidy, 2012. Selangkah ke hadapan, Menanti masa depan, Surabaya.
Reelve, Tazaemjayy, 2014. Peran Generasi Muda Indonesia Dalam Menjawab Tantangan Masa Depan, Jakarta.
Rizal, 2013.Meniti Karier Demi Masa Depan yang Kaya Raya, Artikel, Yogyakarta.
Sirozi, Muhammad, 2013. Sistem Pendidikan Dan Masa Depan Bangsa, IAIN Raden Fatah, Harian Sumatera Ekspress pada tanggal 13 Mei 2013, Palembang.
(ingin membukan blog saya pada : http//norsanie.blogsport.com/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar