Skripsi Sarjana Muda
MOTIVASI BELAJAR
MASYARAKAT
ANJIR SERAPAT UNTUK MEMPEROLEH
PENDIDIKAN
DALAM UPAYA MENCERDASKAN
BANGSA
Oleh:
M.Norsanie Darlan
ABSTRAK
Penelitian ini
bertujuan: (1) Untuk mengetahui apakah warga masyarakat Anjir Serapat masih ada
yang buta huruf; (2) Untuk mengetahui bagaimana motivasi masyarakat dalam
memperoleh pendidikan; (3) Untuk mengetahui adakah warga masyarakat yang mau mendidik
anaknya sampai ke jenjang sekolah menengah dan tinggi; dan (4) Untuk mengetahui
apa dirasakan masyarakat setelah anak-anak mereka pasca pendidikan tinggi.
Metoda penelitian
deskriptif ini dengan diambil pada 3 desa dalam wilayah kecamatan kapuas timur
kabupaten kapuas Kalimantan Tengah. Tepatnya Anjir serapat Timur, tengah dan
barat. Subjek penelitian ini para orang tua yang memiliki anak usia sekolah dan
tokoh masyarakat, masing-masing desa diambil antara 10 responden. Peneliti
turun lapangan dengan membawa alat berupa pedoman wawancara dan observasi serta
dokumentasi. Sambil mengumpul data juga dilakukan reduksi. Kemudian diolah dan
yang belum sempurnya dilakukan wawancara ulang sampai tuntas. Sebelum pulang,
laporan awal diminta kepada responden dan tokoh masyarakat untuk membaca dan
mengoreksi konsep hasil yang ditulis. Penelitian ini dilaksanakan bulan Februari
– Mei 1979.
Adapun hasil
penelitian ini adalah: (1) Warga masyarakat Anjir Serapat, khususnya dalam
wilayah penelitian, memang dikatakan masih ada yang buta huruf. Namun buta
huruf mereka sudah tidak murni lagi. Karena mereka bisa berhitung, artinya
hanya dalam kemampuan membaca dan
menulis huruf latin yang masih rendah. Tapi mereka sungguh menakjubkan,
ternyata yang dikatakan buta huruf ini, sudah bisa pula membaca Al-Qur’an
(mengaji); (2) Bahwa motivasi masyarakat dalam memperoleh pendidikan sangat
tinggi. Karena di desa-desa ini,
anak-anak mereka banyak yang sekolah ke luar, sebab fasilitas belajar belum tersedia;
(3) Bahwa warga masyarakat yang mau mendidik anaknya sampai ke jenjang sekolah
menengah sangat tinggi. Karena mereka merasakan tingkat pendidikan orang tua
yang terlalu rendah, agar anak-anaknya jangan sampai terjadi seperti orang
tuanya. Namun fasilitas pendidikan saat penelitian ini berlangsung hanya sampai
sekolah menengah pertama dan Tsanawiyah; (4) Sangat besar motivasi masyarakat
setelah anak-anak mereka pasca pendidikan menengah atas. Agar anak-anak mereka
mau kembali ke desa untuk menggantikan pekerjaan orang tuanya di sawah dan
perkebunan. Namun bagi anaknya yang mengambil sekolah kejuruan seperti: SPG,
SMOA/SGO dan PGAA, dan SPR langsung mengabdi menjadi guru dan perawat di
sekitar desa mereka. Tapi yang mengambil SMA dan SMEA banyak pula yang
melanjutkan ke pendidikan tinggi. Mereka
belajar ke Jawa. Namun banyak rasa kekecewaan orang tua, kenapa anak-anak
mereka tidak mau pulang dan bekerja kembali ke desa. Ternyata anak-anak mereka
yang sudah berpendidikan Sarjana Muda dan Sarjana Lengkap tidak dapat pulang. Ternyata
tidak mungkin lagi bekerja di desanya. Setelah melamar kerja dan di tempatkan keberbagai
kota besar di tanah air. Dan tidak mungkin bekerja
dan di tempatkan kedesanya.
Skripsi Sarjana Lengkap
PERAN KELOMPOK BELAJAR
MASYARAKAT
DESA KEDUNG KANDANG
MALANG DALAM UPAYA MENCERDASKAN BANGSA
Oleh:
M.Norsanie
Darlan
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui bagaimana warga masyarakat Kedung
Kandang Malang agar bisa membaca dan menulis latin; (2) Ingin mengetahui dengan
cara apa menuntaskan warga masyarakat dari 3 buta di kelompok belajar desa Kedung Kandang; (3) Ingin
mengetahui apakah mereka mau diajak
belajar padahal mereka bekerja sepanjang hari.
Metodologi penelitian menggunakan, penelitian
deskriptif naturalistik dengan mencobakan bahan belajar sederhana dan sering
mereka gunakan sehari-hari, dengan subjek ibu-ibu pedang keliling dan tokoh
masyarakat di desa Kedung Kandang kota Malang. Instrumen penelitian disiapkan
sejak penyusunan proposal dan dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai
instrumen sekaligus pengumpul data. Sumber data baik primer maupun sekonder. Apakah
menggali data dengan wawancara, observasi maupun dokumentasi. Dalam reduksi
data penelitian dilakukan pengecekan terhadap data yang telah dikumpul. Sebelum
dianalisis lebih jauh, konsep laporan diserahkan kepada tokoh masyarakat untuk
perbaikan. Jika terjadi hal-hal yang kurang relevan, dilakukan perbaikan. Pengolahan
data yang telah diambil, dilaporkan secara deskriptif dalam sebuah laporan
akhir. Waktu pelaksanaan penelitian ini, dari bulan juli – September 1982.
Dari penelitian ini, menghasilkan bahwa: (1) Warga belajar masyarakat desa Kedung Kandang Malang agar terbebas dari
tuna aksara diadakan suatu pendekatan kekerabatan. Karena tanpa menggunakan
pendekatan itu, mereka ini sudah tidak merasakan pentingnya membaca, menulis
dan berhitung Calistung). Karena tanpa belajar mereka sudah bisa
berdagang/berjualan setiap hari; (2) Cara menuntaskan warga masyarakat dari 3
buta di kelompok belajar desa Kedung
Kandang adalah dengan menggunakan keaksaraan fungsional huruf Arab ke huruf
latin. Sebab mereka-mereka yang tuna aksara ini, sebenarnya bisa dibelajarkan
dengan pengenalan huruf Alif sama dengan huruf A. Dan seterusnya; (3) Bila
pendekatan secara kekeluargaan, maka mereka akan mau diajak belajar. Padahal
mereka bekerja sepanjang hari dari jam 07 bagi menjual dagangannya dari gang ke
gang dari kampung yang satu ke kampung yang lain, hingga menjelang petang. Tapi
karena pelaksanaan berkumpul di kelompok belajar ini waktunya malam hari, dan
materi pembelaran hanya memindahkan tulisan huruf Arab ke huruf Latin. Ternyata
dapat mempermudah proses pembelajaran bagi mereka yang mayoritas berasal dari
Pulau Garam itu.
Tesis
PERAN
PENYULUHAN YANG DIBERIKAN PEGAWAI PENCATAT NIKAH KEPADA CALON PENGANTIN WANITA
DALAM USAHA MENINGKATKAN CAKUPAN IMUNISASI TETANUS TOXID DI DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA
Oleh:
M.Norsanie Darlan
Abstrak
Tujuan penelitian ini: (1). Untuk mengetahui hubungan
antara kegiatan dengan intensitas penyuluhan yang diberikan Pegawai Pencatat
Nikah (F'PN) kepada calon pengantin wanita dengan cakupan imunisasi Tetanus
Toxoid (TT) di Daerah Istimewa Yogyakarta. (2). Untuk mengetahui adanya
perbedaan cakupan dengan angka Drop Out (D.0) imunisasi TT antara cara-cara
penyuluhan tertulis (book late), lisan (ceramah), dengan kombinasi antara
tertulis dengan lisan.
Metoda yang digunakan dalam penelitian ini eksperimentasi
quasi dengan melakukan pengukuran dalam aspek: pengetahuan, sikap, dan
tindakan. Pengukuran sebelum perlakuan, disebut pre-test. Lalu dikenakan
perlakuan berupa model-model penyuluhan, seperti telah di uraikan di atas. Kepada
masing-masing kelompok dengan perlakuan yang berbeda-beda, selama 6 minggu
sejak 1 juli -15 Agustus 1988, kemudian setelah pengukuran pertama dilakukan
pula pengukuran tahap ke kedua, disebut dengan post-test. Dan dilihat hasilnya
terhadap ada tidaknya penurunan angka D.O. TT2 di Puskesmas-puskesmas wilayah
penelitian. Obyek penelitian ini calon pengantin wanita, usia 18 - 30 tahun di
4 wilayah KUA kecamatan Kotamadya Yogyakarta, mewakili masyarakat perkotaan.
Dan 4 wilayah KUA kecamatan lagi di Kabupaten Bantul Yogyakarta mewakili
masyarakat pedesaan. Tiap-tiap KUA ditetapkan hanya 1 model penyuluhan, yaitu
model ceramah, tertulis, kombinasi antara ceramah dengan tertulis. Sedangkan 1
wilayah KUA lagi baik di Kotamadya maupun di Kabupaten Bantul dijadikan wilayah
kontrol. Kemudian untuk tiap-tiap wilayah KUA kecamatan ditetapkan 15 orang
responden.
Hasil
penelitian ini, (1) ternyata dalam aspek pengetahuan terdapat perbedaan yang
bermakna, antara pre dan post test. Akibat intervensi yaitu: P<0,001.
Sedangkan dari aspek sikap juga terdapat perbedaan yang bermakna dengan
P<0,001. Sedangkan aspek tindakan 'untuk responden datang puskesmas guna
mendapatkan TT2 (2) ternyata terdapat perbedaan yang bermakna antara model yang
satu dengan model yang lain dari masing-masing model penyuluhan, terhadap
cakupan TT2. Dengan kata
lain D.O. TT2 bervariasi antara masing-masing model penyuluhan. Berarti tiap-tiap
model penyuluhan mempunyai keampuhan sendiri-sendiri. Bila ditinjau secara
keseluruhan, ternyata model kombinasi lebih berhasil untuk pelaksanaan
penyuluhan imunisasi TT di KUA. Namun kalau diperinci sendiri-sendiri, wilayah
Kotamadya Yogyakarta mewakili wilayah perkotaan, ternyata model yang terbanyak
TT2-nya adalah model penyuluhan kombinasi. Sedangkan Kabupaten Bantul
Yogyakarta yang mewakili masyarakat pedesaan, ternyata model penyuluhan ceramah
yang dianggap sesuai untuk dilaksanakan, guna meningkatkan cakupan TT2 kepada
calon pengantin wanita. Setelah dilakukan uji statistik terhadap perubahan D.0
TT1 dengan TT2, ternyata signifikan. Hal
ini terbukti X = 0,449. Derajat kebebasan (Df) 3. Dengan P.> 0,005.
Disertasi
PENGEMBANGAN MODEL
PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI MASYARAKAT DESA TERTINGGAL
KAWASAN PANTAI
(Studi
Kasus Pemberdayaan Kaum Perempuan Keluarga Nelayan Desa Sei Pudak Kecamatan
Kahayan Kuala Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah)
Oleh:
H.
M. Norsanie Darlan
ABSTRAK
Penelitian ini
bertujuan (1) Untuk mengetahui kondisi potensi SDM dan SDA, desa Sei Pudak dan
hambatan yang dialami kaum perempuan keluarga nelayan jadi tak berdaya; (2) Ingin
menemukan model pelatihan keterampilan apa bagi masyarakat desa tertinggal
kawasan pantai supaya dapat menaklukkan alam di sekitarnya; (3) Ingin mengembangkan
model keterampilan tersebut sesuai tuntutan SDA di sekitarnya, mendorong mereka
agar dapat memanfaatkan waktu luangnya; dan (4) Ingin mendayagunakan hasil
pelatihan keterampilan untuk menghadapi masa depan kaum nelayan di perdesaan.
Penelitian ini
menggunakan pendekatan naturalistik kualitatif. Dengan dua tahap yakni tahap: pertama
penelitian eksplorasi dilaksanakan bulan Juli sampai Agustus 2000, hasilnya
dilaporkan secara singkat di uraikan dalam Bab IV; Kedua penelitian dan
pengembangan dilaksanakan bulan Mei sampai Agustus 2001, dengan tehnik
mengumpul data wawancara, observasi dan dokumentasi. Dalam mengembangkan model
yang telah dipersiapkan kepada mereka dengan memanfaatkan limbah perkebunan
kelapa (SDA) yang ada disekitar mereka. Dan mendatangkan tenaga pelatih dalam
memberikan keterampilan. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Sedangkan
subyek penelitian ini, adalah Kaum Perempuan (ibu rumah tangga dan remaja
puteri) keluarga nelayan di Desa Sei Pudak Kahayan Kuala Kabupaten Kapuas
Kalimantan Tengah. Waktu penelitian pengembangan model sejak
April-September 2001.
Penelitian ini, membuahkan beberapa hasil
sebagai berikut: (1) Kondisi rendahnya tingkat pendidikan SDM di desa Sei Pudak
dapat diatasi dengan pemberdayaan diri mereka berupa pelatihan keterampilan mengolah
limbah SDA di sekitarnya bagi kaum perempuan keluarga nelayan; (2)Ternyata kaum perempuan ibu rumah
tangga dan remaja puteri keluarga
nelayan dapat menaklukkan alam dengan mengolah limbah dari SDA di sekitar
lingkungannya untuk mendapatkan nilai tambah, setelah diberikan model
pengembangan pelatihan kepada mereka, berupa cara mengolah limbah yang selama
ini, tidak berguna bagi mereka dan dapat menciptakan nilai jual; (3) Kaum perempuan setelah
mendapatkan model pelatihan termotivasi untuk memanfaatkan SDA di sekitarnya, seperti:
mengolah dan merajut sabut kelapa untuk dijadikan sapu dan keset. Sehingga
mereka dapat memanfaatkan waktu luangnya. Sehingga kaum hawa tidak lagi
menganggur selama suami mereka pergi melaut.; (4) Kaum perempuan setelah
diberikan pengembangan model pelatihan tersebut, ternyata mampu mengembangkan
usaha-usaha produktif bidang industri rumah tangga walau masih terbatas pada limbah SDA kelapa. Sehingga dengan mendayagunakan hasil pelatihan keterampilan itu.
Mereka menghadapi masa depan kaum nelayan di perdesaan jika terjadi masa-masa
paceklik. Kaum hawa dapat mengolah limbah dan hasilnya membantu suami untuk
mendapatkan tambahan penghasil keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar