Minggu, 23 Mei 2021
Prof. Norsanie Perlu Pemikiran Kawasan 3T
Perlu Pemikiran Pengamanan Wilayah RI
KAWASAN 3-T SEBAIKNYA PERLU
PENEMPATAN PENSIUNAN ABRI DAN POLRI
Memperhatikan banyaknya di negeri kita kawasan Terluar, Terpencil dan Tertinggal (3-T) yang selama ini pemerintah telah menyediakan dana cukup besar untuk menugaskan para sarjana dalam kurun waktu yang ditentukan. Dengan tujuan agar masyarakat kita yang berada di sana mendapatkan pelayanan pendidikan dan juga kesehatan.
Namun saya berpikiran lain dan bahkan di negeri kita setiap tahun ratusan orang yang telah memasuki usia pensiun. Mereka usia pensiun ini untuk ditempatkan pada kawasan 3-T alangkah indahnya jika kita tempatkan pensiunan TNI dan Polri. Alasannya sangat sederhana yang tidak lain adalah mereka ini dalam bela negara tidak diragukan lain. Mereka berpancasilais sejati. Mereka juga sejak mulai masuk kerja di TNI dan Polri hingga masa menjelang pensiun bertugas dalam bela negara. Sehingga kalau mereka ditempatkan saat pensiun pada kawasan 3–T ini pasti lebih profesional dibanding dengan para transmigrasi biasa. Kenapa tidak, mereka TNI dan Polri punya indra ke 6 bila menemukan pihak negara lain yang ingin mengganggu terhadap kedaulatan wilayah negeri ini.
Kawasan Terluar, Terpencil dan Tertinggal (3-T) ini belum banyak mendapat perhatian kita semua. Apa lagi kawasan nan jauh di sana. Sehingga mereka yang ditugaskan ke tempat ini harus pikir-pikir. Karena betapa sulitnya untuk mengejar lokasi itu. Terlebih bagi mereka yang di tempatkan ini hanya sekedar mencari kerja. Setelah dapat kerja pikir-pikir untuk pindah ke kota. Ini tentu beda dengan mereka yang sebelumnya rela berkorban untuk negara. Walau jiwa raganya terancam. Kalau memang mau wilayahnya mau dikuasai bangsa lain.
Kita sama ketahui bahwa pulau ligitan dan di kawasan perbatasan dengan Malaysia hilang dari jangkauan kita. Karena negeri tetangga kita senyum melihat pulau-pulau kita yang tidak ada pengawasan yang memadai. Hati-hati karena kita selalu terpusat pikiran di Jakarta saja seperti para Legislatif yang terpilih dalam pemilu April 2014 lalu, dan sekarang sudah siap-siap akan melenggang ke Senayan. Dipihak lain, para calon Presiden dan wakilnya. Tapi pulau-pulau terluar kita belum banyak mendapatkan pengawasan secara serius.
Dengan demikian bagaimana penempatan para pensiunan itu?, TNI dan Polri hal ini tidak lain adalah: penempatan mereka menjelang hari tuanya diberikan fasilitas tertentu dibangunkan rumah dan areal lahan perkebunan guna masa depan mereka. Tidak itu saja, merika ini walau mendapatkan gaji setiap bulan, instansi terkait harus diberikan jaminan hidupnya. Tidak seperti transmigrasi biasa tapi jaminan hidup mereka lebih panjang dari jadup transmigrasi biasa. Sehingga para pensiunan itu tidak jenuh. Kalau perlu mereka sampai tanaman yang mereka tanam di permukiman baru itu sampai berbuah. Kalau jaminan hidupnya (jadup) hanya dalam 18 bulan, tentu saja belum mendapatkan hasil yang mereka lakukan.
Para pensiunan TNI dan Polri ini disamping mendapatkan jaminan hidup (jadup) juga mendapatkan fasilitas perumahan dan alat transportasi ke kota kecamatan. Sehingga mereka itu tidak merasa dibuang dari masyarakat banyak. Tapi karena menjalankan tugasnya yang baru setelah mensiun punya kemampuan dalam membela NKRI.
Bagi pulau-pulau yang sudah berpenduduk, tentu saja tingkat pendidikan dan kesehatan masyarakat lebih rendah dari di perkotaan. Kawasan ini ditambah dengan para tenaga guru yang benar-benar berpendidikan guru. Dan tenaga kesehatan. Sebab kawasan 3-T tentu memerlukan pemerataan baik dibidang pendidikan maupun kesehatan. Selain itu, untu kpenuntasan pendidikan di kawasan 3-T juga perlu sarjana pendidikan luar sekolah untuk membebaskan 3 buta bagi masyarakat usia produktif. Ditambah pendidikan keterampilan untuk mengolah sumber daya alam (SDA) guna dipasarkan di desa-desa di sekitar.
Penulis: Prof. Dr. H.M.Norsanie Darlan, MS PH guru besar PLS Universitas Palangka Raya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar