Oleh: H.M.Norsanie Darlan
Sungguh menggembirakan, dalam
beberapa hari terakhir ini, B.J. Habibie merajut kembali benang yang telah
kusut, untuk dibetulkan, sehingga negeri kita dapat dikembalikan seperti masa
lampau.
Kita sama maklumi kedatangan
Dr. B.J. Habibie di tanah air setelah menyelesaikan pendidikan doktornya di
Jerman atau di negeri orang dan ia orang pertama di dunia, yang mampu mengukur
tekanan udara di sayap pesawat terbang pada masanya, ternyata ia adalah putra
Indonesia.
B.J. Habibie yang dikenal
mahasiswa terkecil diantara mahasiswa program doktor itu, satu-satunya orang yang
berani menjawab tantangan dari promotornya untuk meneliti dan menulis
disertasi. Karena apa yang ia lakukan itu penuh resiko, dan betul-betul berbahaya. Tapi
tantangan penelitian itu bagi putra Indonesia ini, justru ia dapat mendahului rekan
seangkatannya dalam proses pendidikan tertinggi itu di dunia itu.
Bila kita memperhatikan
terhadap perusahaan yang mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia ini,
semakin hari semakin redub. Karena dianggap merugikan bangsa. Perusahaan ternama
di dunia penerbangan ini, disebut: Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN) ini,
saat orde reformasi bergulir ada pejabat negara yang sampai hati menyebut: ”lebih
baik pabrik panci dari pada melestarikan perusahaan negara ini”. Mungkin orang
yang berkomentar itu, tidak terlalu melihat terhadap harga diri bangsa di mata
internasional. Kita ingat negeri jajahan yang dianggap terbelakang saat 70
tahun silam, ternyata dalam masa 30 tahun setelah lepas dari tangan penjajah (merdeka),
bisa mengangkat harkat dan martabat bangsa dengan mampunya Indonesia menjual ”pesawat
terbang”. Buatan putra Indonesia. Namun disisi lain, kehadiran Habibie ada pula
yang tidak sepaham. Sehingga selalu dipersulit dan dipermasalahkan.
Jika kita memperhatikan setelah
B.J.Habibie mau merajut kembali benang kusut di tanah air kita ini, ternyata: ”IPTN
sudah mati suri”. Mari kita sebagai putra-putri bangsa yang ingin maju, ingin membawa harum
bangsa. Kita turut mendukung upaya Habibie membangun reruntuhan proyek
mercusuar ini, agar bangsa Indonesia kembali dihargai bangsa lain. Sukses Habibie
Tidak ada komentar:
Posting Komentar