Oleh:
H.M.Norsanie
Darlan
Perlunya pemikiran pemerintah terhadap
para anak bangsa yang berprofesi nelayan di sebantaran sungai/danau sepanjang jalur
Sebanganu. Karena mereka itu, mencari sesuap nasi untuk kehidupan keluarga. Dan
menghuni pondok-pondok ukuran yang sangat sederhana dengan atap daun dan
dinding seadanya. Namun bagai mana nasib anak mereka sebagai generasi penerus bangsa
ke masa depan belum terpikirkan.
Dalam perjalanan dari kelurahan Kereng
Bangkirai kecamatan Sebangau kota Palangka Raya, menuju kecamatan Sebangau
Kuala bersama-sama Walikota Palangka Raya dan Bupati Pulang Pisau, 29 Desember
2011 memakan waktu 3 jam lebih dengan kekuatan kendaar 400 PK, yang tentunya
bagi masyarakat nelayan menggunakan waktu seharian untuk menjangkau kota, guna
memasarkan hasil tangkapan ikan mereka. Sementara sudah dirintis jalan darat
yang tentunya waktu lebih pendek, menuju
jalan trans Kalimantan Palangka Raya desa Henda, Pulang Pusau. Namun dimusim
hujan kendaraan roda 2 mereka sering terjatuh ke lumpur karena jalan tembus
untuk pemasahan hasil bumi dan nelayan terkendalam oleh jalan yang belum jadi.
Sebagai seorang pemerhati pendidikan dan
Guru Besar bidang Pendidikan Luar Sekolah (Nonfomral Education) dosen S-1 dan
S-2 PLS Unpar ini, sangat menyesalkan terhadap instansi terkait yang kurang
memperhatikan pemerataan pendidikan di negeri kita tercinta ini. Alangkah
janggalnya Kalimantan Tengah telah menerima anugrah dari Presiden RI karena dilaporkan
tingkat pendidikan yang katanya “...sudah tuntas...”. Apa betul demikian, kalau
sebagian penduduk kita, yang di berbagai tempat belum terlayani bidang pendidikan.
Baik jalur formal maupun nonformal.
Memang kalau mereka ditanya bagaimana
anak-anaknya sekolah, jawabnya sangat sederhana. Bagaimana anak-anak kami sekolah, kalau fasilitas sekolah sangat
jauh dari tempat pemukimannya. Namun mereka sebagai anak bangsa, apakah hal itu
cukup kita biarkan demikian saja? Ini nasib generasi masa depan kita. Dan tentu
saja pemegang kebijakan/kekuasaan sekarang akan menjadi/menerima: “...sumpah
serapah...” mereka nantinya, kalau sudah mereka dewasa belum sempat menikmati
dunia pendidikan seperti kebanyakan anak bangsa yang lain.
H.M.Norsanie Darlan, Guru Besar S-1 dan S-2 PLS
Universitas Palangka Raya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar