Oleh:
H.M.Norsanie
Darlan
Sungguh membanggakan negeri kita
yang berpenduduk urutan ke 4 terbesar di dunia, merupakan lahan para
saudagar/konglomerat dunia untuk memasarkan produknya di negeri kita tercinta. Terbukti
produk apa saja yang ditawarkan ke Indonsia, selalu terjual habis. Karena masyarakat
Indonesia terlalu mudah menerima berbagai tawaran untuk membeli. Kebanyakan
warga negeri ini bila kita lihat sesuatu produk baru, walau miliknya belum
rusak, sudah beli lagi yang lain. Karena melihat cantiknya barang baru, yang
semakin bulan semakin murah.
Demikian juga produk mobil
Indonesia seperti: ESEMKA yang baru muncul kepermukaan sepertinya suatu produk
kesayangan bangsa. Namun ada keseganan pemerintah yang tidak mau menjemput bola
terhadap produk baru ini. Justru para memilik produk yang harus datang ke
Jakarta. Sepertinya Departemen terkait kurang bangga dengan kehadiran Mobnas
ini. Karena Walikota Solo dan DPRD dan sejumlah aparatnya yang harus membawa
mobil tersebut untuk uji emisi ke Balai Termodinamika, di Serpong.
Apakah mobil ESEMKA ini,
bernasib sama dengan produk pewasat terbang Indonesia IPTN di Bandung ?. Padahal
apapun produk Indonesia harusnya dihargai bukankah produk ini, adalah produk
putra-putri bangsa. Bangsa Jepang sebaliknya dan bangga kalau anak bangsanya
membawa apa saja produk luar yang tidak
ada di negerinya. Kalau ada produk luar negeri yang tidak ada di negerinya,
maka sipembawa produk itu dibayar oleh pengusaha seharga yang sangat besar.
Sayangnya dalam beberapa tahun terakhir Undang-Undang Hak Cipta membuat mereka
mengurangi/membatasi hal itu.
Sebaiknya pihak pemerintah
berterima kasih kepada anak bangsa yang dapat berkarya buat dirinya dan orang
banyak. Kenapa tidak dihargai, produk yang membawa harum bangsa ini. Harusnya
apapun karya anak bangsa walau sekecil mungkin. Harus kita hargai. Kenapa tidak
pihak Kementrian Terkait yang harus datang ke Solo sebagai tanda menghargai
karya cipta mereka. Selama ini sepertinya pihak pencipta produk yang lebih
proaktif, dari pada Kementrian Terkait. Apakah nanti ESEMKA Muhammadiyah di
Magelang yang memproduksi Bus sudah lama
dan ESEMKA Bina Taruna memproduk mobil jep yang mampu dikendali jarak jauh
dilengkapi pula dengan berbagai kelebihan ini ada Di Jawa Barat bernasib yang
sama. Untuk produk ESEMKA di Solo sangat diuntungkan karena Walikotanya yang proaktif
dalam uji emisi tersebut. Sementara yang lainnya masih bersifat pasif. Siapa tahun mendapatkan
tanggapan yang kurang dari pihak terkait. Apa menunggu produk luar negeri saja
?.
Harapan produk ESEMKA ini,
jangan sampai dipersulit. Alangkah indahnya kalau
peraturan persyaratan dipermudah. Untuk produk dalam negeri. Sambil
mereka menyiapan persyaratan yang ada. Demi majunya produk nasional yang
sekaligus produk anak bangsa. Selain hal-hal di atas, pemerintah kalau
perusahaan/sponsor kekurangan modal, jangan sampai menggunakan modal luar
negeri. Tidak mungkin penduduk Indonesia yang jumlah penduduknya urutan ke 4
terbesar dunia, tidak ada ”kaum pribumi” yang tidak mampu menyandang dana
Produk ESEMKA seperti ini.
----------------------
Penulis: H.M.Norsanie Darlan, Guru Besar S-1 dan S-2 PLS Universitas
Palangka Raya alamat jalan sangga buana
II selatan 059/A Palangka Raya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar