Oleh:
H.M.Norsanie
Darlan
Memang ketelitian adalah suatu
harapan semua orang. Tapi kalau uji emisi terhadap mobnas yang jauh-jauh
didatangkan dari kota Solo sungguh muncul ada ketidak wajaran terhadap
Balai yang menguji. Karena ada dugaan
menurunkan motivasi terhadap ESEMKA yang lain, untuk berkarya. Karena terlalu
ketelitian membuat kurang bersahabat terhadap karya cipta anak bangsa.
Ketelitian perlu ada, kalau sudah terjadi berbagai masalah.
Sebaiknya pemerintah harus
menghargai apapun karya anak bangsa. Kalau juga dianggap kurang layak, bagai
mana agar mendapatkan pembinaan sampai jadi layak. Kalau tidak layak terus
dikatakan ini tidak layak ?, ini tidak mampu, membuat berbagai karya anak
bangsa di berbagai daerah di tanah air jadi menudar beberapa langkah. Karena
ada rasa takut terhadap uji emisi yang terjadi pada ESEMKA negeri 2 Solo. Dan
mungkin akan ada yang menghentikan karna, karena sulitnya penghargaan pemeritah
terhadap karya mereka. Toh tidak ada gunanya mereka berkarya mobil yang sudah
jauh lebih cantik dari kijang kotak produk tahun 80-an, dari negeri Sakura. Ini
menimbulkan sebuah pertanyaan yang maunya bagai mana, yang dihendaki oleh
pemerintah. Apakah kita nanti, sampai kapan selalu membeli prodak asing ?.
Penulis berasumsi kalau
pemerintah selalu memperketat produk bangsanya, kapan lagi Indonsia bisa maju.
Sementara ESEMKA lainnya akan membuat motivasi mereka untuk berkarya jadi
meluntur. Pantas saja ESEMKA yang memproduk bus di Magelang Jateng, sudah
sekian tahun tidak perlu mempromosikan karya mereka, walau sudah beredar ke
mana-mana. Karena takut produknya di tolak pemerintah. Demikian Juga ESEMKA
Bina Taruna di Jabar yang telah memproduk Jeep yang mampu menghidupkan mesin
dan membuka pintu dalam jarak 30 meter. Dan peralatan canggih lainnya. Seperti
alat yang mampu merekam terhadap keadaan di sekitarnya. Sementara negeri Jiran
yang sering meniru produk negara lain sudah menjual produknya kemana-mana,
mungkin ke Indonesia. Siapa tahu penciptanya orang Indonesia, karena di
negerinya sulit untuk berkarya. Di negeri jiran bisa berkembang dengan mudah.
Harapan kita tidak lain adalah
hasil karya cipta bangsa walau sesederhana mungkin, harus dihargai. Apa lagi
kalau bisa pemerintah harus jemput bola, jangan seperti ESEMKA dari kota Solo
sampai Walikotanya yang turut mengantar ke Jakarta, demi kemajuan sekolah yang
dapat menciptakan Mobnas negeri kita. Namun ternyata uji emisi yang dilakukan
justru muncul kegagalan. Seharusnya pemerintahlah yang turut mengayomi
karya-karya anak bangsa. Walau sesederhana mungkin. Dengan gagalnya uji emisi,
Mobnas dari ESEMKA Negeri 2 Solo, akan melemahkan motivati sekolah-sekolah yang
lain. Walau mereka sudah berkarya demi bangsanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar