Selasa, 13 Januari 2015

PELATIHAN KETERAMPILAN

MODEL PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI MASYARAKAT DESA TERTINGGAL KAWASAN PANTAI (Studi Kasus Pemberdayaan Kaum Perempuan Keluarga Nelayan Desa Sei Pudak Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah) Oleh: H.M.Norsanie Darlan Abstrak Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Ingin mengetahui bagaimana potensi SDM serta SDA desa Sei Pudak, tentang kebutuhan dan kendala yang dihadapi, agar kaum perempuan dari keluarga masyarakat nelayan kawasan pantai dapat diberdayakan; (2) Ingin mengetahui bagaimanakah menemukan model pelatihan keterampilan yang dapat diberikan bagi masyarakat desa tertinggal kawasan pantai kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah, agar kaum perempuan keluarga nelayan ini dapat menaklukkan alam di sekitarnya; (3) Ingin mengetahui bagaimanakah pengembangan model pelatihan keterampilan yang dapat diberikan bagi masyarakat desa tertinggal kawasan pantai kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah, agar kaum perempuan mereka dapat memanfaatkan SDA di sekitarnya. Metoda menggunakan jenis penelitian naturalistik kualitaitif. Dengan subyek remaja putri dan ibu rumah tanggal usia 14 – 34 tahun masing-masing 10 orang. Dengan menggunakan alat pedoman wawancara dan observasi dalam waktu 6 bulan. Sedangkan hasil adalah 1. Walau mereka kaum ibu masih ada yang statusnya belum bisa membaca dan menulis huruf latin dan angka, namun potensi SDM serta SDA desa Sei Pudak, tentang kebutuhan dan kendala yang dihadapi, maka kaum perempuan dari keluarga masyarakat nelayan kawasan pantai dapat diberdayakan; 2. Bahwa model pelatihan keterampilan yang dapat diberikan bagi masyarakat desa tertinggal kawasan pantai kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah, dapat dilakukan agar kaum perempuan keluarga nelayan ini dapat menaklukkan alam di sekitarnya. Karena mereka merasakan betapa sulitnya para suami dalam menangkap ikan di laut jawa. Terlebih dimusim hujan dan badai yang tidak bersahabat. Sehingga mereka lebih baik memilih tinggal di rumah. Namun dengan hasil pelatihan mereka dapat memanfaatkan limbah SDA untuk dijadikan mata pencaharian tambahan keluarga; 3. Dalam pengembangan model pelatihan keterampilan yang dapat diberikan bagi masyarakat desa tertinggal kawasan pantai, ternyata kaum perempuan mereka dapat memanfaatkan SDA di sekitarnya. Hal ini tidak terbatas pada desa Sei Pudak saja. Tapi sudah menyebar dan berkembang ke desa-desa lain di sekitar. Kata Kunci: SDM dan SDA model pelatihan keterampilan bagi masyarakat desa tertinggal kawasan pantai. Kajian teori tentang peningkatan derajat kehidupan masyarakat desa tertinggal kawasan pantai Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah, erat hubungannya dengan apa yang dikemukakan Coombs, et al (1973) dan Supriyono (2000) bahwa: ”... pendidikan non formal (nama selain dari PLS) sebagai suatu aktivitas pendidikan yang diorganisasikan ada di luar sistem pendidikan formal, berorientasi pada ciri-ciri warga belajar dalam mencapai tujuan pendidikannya...”. Pengembangan model pemberdayaan masyarakat desa tertinggal memanfaatkan sumber daya alam (SDA) di kawasan pantai serta hal pemberian pengetahuan dan tindakan dengan pelatihan keterampilan dalam rangka mengolah limbah (sabut kelapa) di sekitar lingkungan mereka, maka penekanan aspek ekonomi (kewiraswastaan) kepada kaum perempuan dan remaja puteri di dalam suatu keluarga, termasuk dalam rangka studi pendidikan, ditinjau dalam landasan pendidikan. Tujuan utama pendidikan, atau esensial pendidikan merupakan hal pokok bagi peneliti yang diupayakan. Ternyata pada pendidikan ekonomi (kewirausahaan) termasuk dalam ke tiga landasan tersebut. Yusri (1998) menyebutkan bahwa:“…pengertian ekonomi atau kewiraswastaan dalam pendidikan ini, bukan untuk menjadikan manusia sebagai seorang ekonomi handal dengan sejumlah teori ekonomi. Tetapi lebih diarahkan pada kemampuan manusia hidup sendiri, dalam pengembangan sesuatu…”. Selain itu kemiskinan sesungguhnya merupakan konsekuensi dari suatu struktur masyarakat dengan penduduk yang padat, menurut: Lewis (1975) dan Ermayanti (1996:1) serta Setiawati (1996, 1997:1) adalah: "…terbatasnya sumber daya terbatasnya akses terhadap barang-barang konsumsi, tingkat kesehatan yang rendah, dan kesempatan pendidikan yang tidak merata... ". Masalah di atas, cukup rumit kalau tidak segera di atasi, karena ada pula daerah-daerah yang potensi alamnya besar namun karena masih belum terbina SDM-nya, tak terjadi kemiskinan di desa nelayan tersebut, termasuk di Kalimantan Tengah. Segala dengan hal itu Mubiyarto, Loeman Soetrisno dan Michael Dove (1984) bahwa: "... kemiskinan tidak begitu nampak bagi orang yang datang memasuki kawasan nelayan ini, maka kesan tersebut akan berubah pada saat kita mengamati pemukiman penduduk di desa-desa pantai". Keluarga masyarakat nelayan pada umumnya lebih miskin daripada keluarga petani atau pengrajin. Hal ini sudah di buktikan oleh analisis penelitian Emerson sebagaimana di kemukakan dalam studi yang disebutkan di atas. Golongan nelayan di daerah pantai, pendapatan mereka benar-¬benar ketinggalan dibandingkan dengan golongan lain, di luar usaha perikanan ataupun dengan golongan nelayan pada umumnya. Hal yang sama tidak jauh berbeda dengan masyarakat nelayan yang tinggal di kawasan pantai Kalimantan Tengah. Adapun metoda yang digunakan dalam penelitian ini penelitian pengembangan yang didahului dengan suatu eksplorasi terhadap kaum perempuan baik ibu rumah tangga maupun remaja putri, keluarga nelayan, yang lokasi tempat tinggalnya tertinggal pada kawasan pantai. Dalam memberdayakan masyarakat mulai dari kelompok usia 14-45 tahun di luar sekolah yang menjadi sasaran bidiknya. Desa terpilih adalah desa Sei Pudak kecamatan Kahayan Kuala. Mereka diberikan pelatihan keterampilan dalam mengolah limbah sabut kelapa yang sejak nenek moyangnya tidak pernah dimanfaatkan. Waktu pelatihan dilaksanakan sejak jam 09.00 sampai 11.30. Karena saat itu kepala keluarga mereka pergi melaut untuk mencari sesuap nasi buat keluarganya. Sedangkan anak-anak mereka pergi ke sekolah. Waktu penelitian yang digunakan selama 6 bulan. Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini adalah: 1. Bila mengkaji terhadap potensi sumber daya manusia (SDM) tentu saja mendapatkan sebuah tantangan yang sangat besar bagi masyarakat desa Sei Pudak. Apa lagi manusianya yang jika dikaji dengan ketersediaan yang ada seperti fasilitas pendidikan formal yang belum mendukung hingga penyelesaian pendidikan anak usia sekolah sampai mereka menamatkan pendidikan dasar 9 tahun, belum tersedia. Bagi anak yang motivasi berlajarnya tinggi, ia harus pergi ke desa tetangga. Itupun sekolah swasta yang ada. Sementara sarana pendidikan luar sekolah termasuk juga tenaga belum tersedia. Sedangan potensi sumber daya alam di kawasan pesisir pantai khususnya desa Sei Pudak kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah ini, cukup berlimpah. Apakah dalam hal potensi alam yang ada di laut demikian juga di darat. Sebenamya hanya sebagian kecil tergarap dan masih banyak yang belum diketahui secara pasti apa sebetulnya isi kandungan laut dan perkebunan yang masih menjadi tanda tanya besar baik bagi masyarakat maupun bagi peneliti. Sedangkan potensi sumber daya alam yang tergarap hanya sekedar ikan. Itupun tidak seluruh ikan yang dapat tertangkap, karena keterbatasan peralatan disertai kendala yang mereka hadapi rendahnya pengetahuan dan minimnya teknologi dan tingkat pengetahuan yang mereka miliki. 2. Model pelatihan yang diberikan kepada kaum hawa atau perempuan baik ibu rumah tangga maupun remaja putri dari keluarga nelayan ini, memang tergolong sangat sederhana. Sebab bagaimanapun muluknya konsep yang kita buat, kalau tidak sesuai dengan keadaan dan kemampuan mereka, maka pelatihan ini tidak memberikan manfaat sesuai yang dinginkan. Oleh sebab itu, dari hasil identifikasi masalah dan kebutuhan sumber belajar yang mudah mereka cerna adalah memanfaatkan SDA yang ada di sekitar mereka. Sementara kemiskinan selalu berpihak kepada para nelayan. Untuk menjawab hal itu, penelitian ini dilakukan untuk memberikan bekal kepada mereka agar dapat menaklukan mereka yang selalu ketergantungan dengan sumber daya laut seperti ikan hasil tangkapan mereka di laut jawa bukan satu-satunya harapan hidup mereka seperti sekarang ini. Tapi bagaimana memanfaatkan limbah sabut kelapa untuk dijadikan bahan yang berguna untuk mendatangkan rejeki bagi keluarganya. Sebab selama ini, kaum ibu rumah tangga tidak memiliki pekerjaan kecuali menunggu suami datang melaut. Dengan mendapatkan pelatihan mengolah limbah sabut kelapa yang sejak nenek moyangnya tak pernah diolah. Mereka terkaget-kaget memikirkan kenapa sabut yang selama ini sebagai limbah tak berguna bisa dijadikan sabut, keset dan tambang serta matras. Dengan dijadikan sapu, keset, tambang dan matras. Berarti ke 4 hal di atas diperlukan banyak orang. Terlebih sapu dan keset diperlukan untuk setiap rumah. Selama ini sapu dari ijuk di datangkan dari Kalimantan Selatan. Sekarang mereka sudah dapat membuat sendiri dari limbah di sekitar rumahnya. Tidak hanya itu, sapu, keset, matras dan tambang dapat dijual laku di setiap rumah tangga. Berarti dapat menjawab terhadap tantangan alam kepada para suami mereka yang tidakdapat melaut karena badai yang ganang di laut jawa. Dengan demikian kaum perempuan, ibu rumah tangga dan remaja putri dapat membantu keluarga jika suami mereka tidak dapat ikan di laut, atau musim hujan dan badai disebut musim paceklik. Sehingga kaum Adam menganggur, istri dan anak mereka punya penghasilan tambahan guna membantu untuk membeli beras bagi kepentingan mencari sesuap nasi. Agar tidak seperti masa sebelumnya, bila laut tak dapat dilaktukan, mereka kaum nelayan masih tetap tidak lagi terjadi yang selalu menggadaikan baik pesawat TV, maupun klotok (perahu bermesin) yang mereka gunakan untuk menangkap ikan ke laut jawa. 3. Pengembangan model pelatihan keterampilan yang dapat diberikan bagi masyarakat desa tertinggal kawasan pantai kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah, setelah dilakukan pelatihan ternyata para kaum ibu rumah tangga dan remaja putri dari berbagai desa berdatangan untuk ikut melihat dan mencobakan bagai mana cara mereka dan mengolah sabut kelapa menjadi bahan sapu. Sehingga kaum perempuan di berbagai desa dapat memanfaatkan SDA di sekitarnya, khususnya sabut kelapa menjadi sumber mata pencaharian baru. Hasil produk Kualitas dan Pemasaran ini dalam hal produk yang bermutu, tentu diperlukan dengan berbagai cara untuk diuji cobakan lagi. Misalnya sapu dan keset dari limbah perkebunan yakni sabut kelapa yang selama ini dipakai hanya mampu untuk satu tahun, bagaimana agar dapat lebih lama dan punya daya tarik tersendiri. Ini tentu memerlukan seni tersendiri, yang harus diberikan kepada pihak nelayan yang sebagian besar tak pernah berkunjung sampai ke kota kabupaten. Apa lagi ke kota propinsi Kalimantan Tengah (Palangka Raya) ataukah ke ba lainnya, sehingga mereka perlu diperkenalkan cara yang lebih baik. Dalam pemasaran hasil pelatihan tersebut juga sangat ditentukan oleh teknik dan cara yang efektif dalam menajerial yang baik. Hal ini, perlu pula adanya keterlibatan pihak koperasi unit desa (KUD) sebagai penyalur hasil produksi yang dibuat kaum perempuan keluarga nelayan desa Sei Pudak ini. Untuk melihat terhadap tahap 1 proses produksi dan tahap 2 pendidikan kewiraswastaan dalam penelitian ini. Maka pada tahap pelatihan keterampilan bagi kaum perempuan keluarga nelayan ini, dititikberatkan bagaimana agar memproduksi yang menghasilkan nilai tambah dari SDA terhadap kehidupan keluarganya. Termasuk seperti sabut yang menghasilkan sapu dan keset, tambang dan matras. Simpulan Dari hasil penelitian dan pengembangan yang dilakukan terhadap kaum ibu rumah tangga dan remaja putri keluarga nelayan kawasan pantai desa Sei Pudak Kabupaten Pulang Pisau dapat disimpulkan: 1. Walau mereka kaum ibu masih ada yang statusnya belum bisa membaca dan menulis huruf latin dan angka, namun potensi SDM serta SDA desa Sei Pudak, tentang kebutuhan dan kendala yang dihadapi, maka kaum perempuan dari keluarga masyarakat nelayan kawasan pantai dapat diberdayakan; 2. Bahwa model pelatihan keterampilan yang dapat diberikan bagi masyarakat desa tertinggal kawasan pantai kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah, dapat dilakukan agar kaum perempuan keluarga nelayan ini dapat menaklukkan alam di sekitarnya. Karena mereka merasakan betapa sulitnya para suami dalam menangkap ikan di laut jawa. Terlebih dimusim hujan dan badai yang tidak bersahabat. Sehingga mereka lebih baik memilih tinggal di rumah. Namun dengan hasil pelatihan mereka dapat memanfaatkan limbah SDA untuk dijadikan mata pencaharian tambahan keluarga; 3. Dalam pengembangan model pelatihan keterampilan yang dapat diberikan bagi masyarakat desa tertinggal kawasan pantai, ternyata kaum perempuan mereka dapat memanfaatkan SDA di sekitarnya. Hal ini tidak terbatas pada desa Sei Pudak saja. Tapi sudah menyebar dan berkembang ke desa-desa lain di sekitar. Saran-Saran 1.Kepada Pemda Kabupaten Pulang Pisau untuk dapat meningkatkan pembinaan bagi kaum nelayan, sebaiknya tempat pelelangan ikan (TPI) harus ada, di desa Sei Pudak. Hal ini tentu akan meningkatkan pendapatan ash daerah (PAD). 2.Kepada Dinas dan Instansi terkait dapat pemanfaatan lingkungan sumber daya alam di darat, harga kelapa yang murah, untuk menyadap pohon kelapa dan niranya dapat dijadikan gula merah seperti dengan gula aren. 3.Kepada Dinas Kelautan dan Perikanan agar dapat membina pertambakan ikan, apakah udang, ataukah ikan komuditas ekspor lainnya. Sebab kawasan ini jika dikelola dengan baik, tentu PAD di daerah akan lebih meningkat. Khusus desa Sei Pudak telah mencanangkan areal pertambakan ratusan Hektar lebih oleh pengurus KUD, namun mereka belum tahu cara mendatangkan investor. Daftar Pustaka Coombs, Philip H. dengan Prosser Roy C., dan Ahmed Manzoor, 1973. New Paths to Learning for Rural Childrend and Youth, International Council for Education Development, New York. Ermayanti, 1996. Budaya Kemiskinan di Desa Tertinggal di Yogyakarta, CV. Bupara Nugraha, Jakarta. Faisal, Sanapiah, 1981. Pendidikan Luar Sekolah, Dalam Sistem Pendidikan Nasional, Usaha, Surabaya. Lewis, Oscar, 1975. The Cultur Of Poverty, Dalam tulisan J. F. Fried dan N. Crisman (ed), city ways, Harper & Row, Publisher ers, New York. Mubiyarto, Loeman Soetrisno dan Michael Dove (1984) Nelayan dan emiskinan, Studi Ekonomi Antropologi dua Desa Pnatai, CV. Rajawali, Jakarta. Supriyono, 2000. Pemberdayaan Warga Belajar Pada Kelompok Belajar, Disertasi, PPS UPI, Bandung. Yusri, 1998. Pembangunan den Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan Pada Siswa STM, Disertasi, PPS IKIP, Bandung. Setiawati, Lindyastuty, 1996. Budaya Kemiskinan Di Desa Tertinggal Di Jawa Timur (kasus desa Tarokan, Kecamatan Banyanyar, Kabupaten Probolinggo), CV. Bupara Nugroho, Jakarta. Pengirim: H.M.Norsanie Darlan, Ketua Pusat Penelitian dan Pengambangan Pendidikan Universitas Palangka Raya. Jln. Sangga Buana Selatan 059/A Palangka Raya-73112. Fax 05363239246. Hp 08122170038. E-mail: Sanie_Da@yahoo.com.id

Minggu, 11 Januari 2015

PROF. NORSANIE BERKOMENTAR JAKARTA CARI LOKASI BARU KE KALTENG

Rabu, 30 Juli 2014 14:36 WIB Presiden Baru Tampilkan Model Baru BAMSOETNEWS-- Akademisi dari Universitas Palangka Raya, Kalimantan Tengah Prof Dr HM Norsanie Darlan MS, PH berpendapat, presiden baru harus menampilkan model baru pula. "Kalau tidak, kurang indah hanya melanjutkan program lama. Harusnya menunjukkan program baru pula," katanya menjawab Antara Kalimantan Selatan, di Banjarmasin, Selasa. Putra Kalteng dengan motto daerahnya Isen Mulang (Pantang Mundur) itu mencontohkan kota Jakarta sebagai Ibu Kota Negara RI yang beberapa tahun belakangan di mana-mana banjir. "Sedangkan lokasi baru di sekitar sulit atau tidak mungkin untuk menghindar dari banjir," ujar anak Desa Anjir Serapat, Kabupaten Kapuas, Kalteng yang berkarir dari pegawai rendahan (pesuruh) yang kini bergelar profesor itu. "Sementara Kalteng lahan tersedia yang luas. Kenapa tidak dialihkan ke Kalteng saja Ibu Kota Negara atau Pusat Pemerintahan Indonesia," lanjut Guru Besar Universitas Palangka Raya (Unpar) tersebut. Menurut dosen pascasarjana Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Unpar tersebut, pengalihan pusat pemerintahan atau Ibu Kota Negara itu tentu ada ketertautan dengan pembangunan daerah tertinggal. "Sebenarnya masih banyak lagi program yang harus dialihkan dari Ibu Kota atau Pulau Jawa agar tidak terjadi kesenjangan sosial," tutur Koordinator Wilayah Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (Korwil ICMI) Kalteng itu. "Jadi kita tak perlu risih atas pemindahan Ibu Kota Negara atau pusat pemerintahan. Apalagi kita tahun tidak ada permasalahan mendasar dalam pemindahan pusat pemerintahan tersebut," lanjutnya. Sebagai contoh dalam pemindahan kota/pusat pemerintahan negara, antara lain Malaysia, Amerika Serikat, dan Australia, mereka tak pernah rugi, bahkan tambah maju, demikian Norsanie Darlan. Mantan aktivis Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia (IPMI) atau pegiat pers kampus Unpar tahun 1980-an itu mengingatkan wacana presiden pertama Republik Indonesia Ir Soekarno yang mau mengalihkan Ibu Kota Negara ke Pahandut, Kalteng. Pahandut asal nama kota Palangkaraya, ibu kota Kalteng, yang peresmiannya oleh Presiden Soekarno pada 1957. Dalam perkembangannya provinsi yang luasnya hampir satu setengah kali luas Pulau Jawa tersebut, kini ada 14 kabupaten/kota. Sebelum era otonomi daerah tahun 1999, provinsi yang kaya dengan sumber daya hutan itu hanya terbagi delapan kabupaten/kota, yaitu Kota Palangkaraya, dan Kabupaten Kapuas. Selain itu, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kotawaringin Barat (Kobar), Barito Selatan (Barsel) dan Kabupaten Barito Utara (Barut). Pada era reformasi/otonomi daerah terjadi pemekaran, Kabupaten Kapuas, Kotim dan Kobar masing-masing dimekarkan menjadi tiga kabupaten. Sementara Barsel dan Barut masing-masing dimekarkan menjadi dua kabupaten. Pemekaran dari Kabupaten Kapuas yaitu Kabupaten Pulang Pisau dan Gunung Mas, dari Kotim tambah Kabupaten Katingan dan Seruyan, Kobar tambah Kabupaten Lamandau dan Sukamara. Untuk pemekaran Basel tambah Kabupaten Barito Timur (Bartim) dan Barut ditambah Kabupaten Murung Raya (Mura). (ant

Rabu, 07 Januari 2015

PERJUANGAN NASIONAL YANG TERLUPAKAN

Jurnal Sumatra Pengamat: Pejuang Anjir Serapat Kalteng Hanya Kenangan pahlawan 15/12/2014 Galeri, Headlines, Kalimantan, Kalimantan Tengah, Nusantara Banjarmasin, jurnalsumatra.com – Pengamat sosial dan akademisi Universitas Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Prof Dr HM Norsanie Darlan MS PH berpendapat, dua pejuang dari Anjir Serapat, Kabupaten Kapuas, kini hanya kenangan. Pasalnya dua pejuang dari Anjir Serapat itu masing-masing Idris atau Diris dan H Amri tidak ada pengabdian nama-nama mereka, berbeda dengan daerah lain, ujarnya kepada Antara Kalimantan Selatan di Banjarmasin, Minggu. Kedua pejuang yang korban tersebut saat serangan tentara Belanda ke Anjir Serapat (sekitar 35 kilometer barat Banjarmasin), yang ketika itu (17 Desember 1945) sedang berlangsung kegiatan pasar atau disebut Pasar Senin. Padahal peristiwa 17 Desember 1945 atau 69 tahun silam di Anjir Serapat (150 kilometer timur Palangkaraya, ibu kota Kalteng) itu erat kaitannya dengan peristiwa 10 November 1945. Dalam pemberontakan 10 November 1945 yang kemudian menjadi Hari Pahlawan Nasional itu, Bung Tomo memerintahkan anggota tentaranya dari Surabaya untuk mengadakan perlawanan/pertempuran di berbagai daerah/kota di tanah air terhadap penjajah Belanda. “Berbagai daerah/kota di tanah air itu, termasuk kawasan pesisir Kalteng. Untuk mengabarkan, bahwa bendera kita adalah dwi warna Sang Merah Putih,” tutur putra Indonesia kelahiran Anjir Serapat (sekitar 35 kilometer barat Banjarmasin) tersebut. “Selain itu, mengakarkan bahwa negeri kita tercinta ini bukan lagi negara jajahan Belanda atau Jepang. Tapi sudah merdeka, dan ada Presiden sendiri Bung Karno,” lanjut Guru Besar dari perguruan tinggi negeri tertua di “Bumi Isen Mulang” (pantang mundur) Kalteng itu. Ia menuturkan, untuk menyampaikan ke berbagai pelosok daerah di tanah air, salah satu utusan ke Kalimantan adalah Djaderie dan kawan-kawan (dkk), menggunakan perahu layar. “Dari ‘kota Pahlawan’ Surabaya tiga hari berlayar masuklah mereka ke Sungai Mentaya – Sampit, ibu kota Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalteng, dengan tujuan melawan penjajah yang ada di Asrama Tatas Banjarmasin (kina Komplek Masjid Raya Sabilal Muhtadin),” ungkapnya. Tapi oleh karena di Mentaya melayari sungai ini sampai ke kota Sampit, tidak terjadi pertempuran. Sebab tujuan mereka menghancurkan Asrama Tatas, namun sejumlah pemuda dari Sampit dan Samuda Kotim, ikut membawa perahunya masing-masing mengikuti rombongan Djaderie dkk itu. Sesampai di Bahaur Kabupaten Kapuas, Kalteng, mereka mendapat tambahan pejuang dan di Kuala Kapuas (ibu kota Kab Kapuas) perahu mereka tidak boleh bertambat, karena dijaga serdadu/tentara musuh. Kemudian mereka melanjutkan mendayung perahu ke Anjir Serapat. Sampai di Km 10 sekitar pukul 02.00 waktu setempat atau menjelang subuh Jumat 14 Desember 1945. Di tempat itu mereka menaiki rumah kepala desa bernama H Abubakar Bannang, dan di tempat itu pula terjadi interaksi bagaikan gayung bersambut. Kepala desa itu sudah punya pasukan mantan tentara Jepang yang dilatih baik di Banjarmasin dan Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) maupun dan dari berbagai daerah lain. “Mereka pun bersepakat Sabtu 15 Desember 1945 mengikuti rombongan utusan Bung Tomo dari Surabaya itu menuju Banjarmasin untuk melumpuhkan tentara musuh di Asrama Tatas dengan pertempuran, terlebih mereka akan merampas gudang senjata musuh tersebut,” ceritanya. Kesepakatan Kesepakatan bersama antara rombongan utusan Bung Tomo, pejuang dari Sampit dan Samuda serta Bahaur ditambah para pejuang dari Anjir Serapat yang sangat banyak jumlahnya, menetapkan dinihari Minggu 16 Desember 1945 bersepakat pula dengan pejuang dari Kalsel, yaitu Amuntai, Kandangan, Barabai, Martapura, Marabahan, Kotabaru, Pelaihari dan berbagai daerah lain. Namun sangat disayangkan pada jam 22.00 malam 15 Desember 1945 gudang senjata telah dikosongkan oleh tentara/serdadu musuh. Karena gelagat pertempuran sudah tercium oleh pasukan musuh. Sebab mereka melihat grak-gerik pejuang yang berbeda dengan hari-hari lain. Sementara mereka tahui banyak pemuda tak dikenal mundar-mandir di sekitar Asrama Tatas itu. Sebelum jam yang ditentukan untuk menggempur tangsi (markas) musuh itu, sampailah bocoran bahwa jam 22 lalu gudang senjata yang diintai sudah dikosongkan, maka pemberontakan jam 02.00 dinihari 16 Desember 1945 ditangguhkan. Karena rencana pemberontakan untuk merebut senjata itu gagal. Mata-mata musuh sudah mencium, sebab ada pejuang yang tertangkap bahwa pusat perlawanan rakyat itu ada di Anjir Serapat. Kemudian Senin 17 Desember 1945 tentara KNIL/Belanda berangkat menyerang Anjir Serapat dengan tujuan membumi hanguskan. Tepatnya pukul 10.30 pagi, saat Pasar Senin sedang berlangsung perahu yang cukup banyak disertai terusan Anjir Serapat sangat sempit kala itu, tentara Knil membidik pemuda yang mendapat tugas mengamankan bendera Merah Putih yang telah mereka naikan sejak Jumat dinihari 14 Desember 1945. Ketika pertempuran pukul 10.30 hingga 12.30 itu, di pihak tentara musuh tertembak yang diberondong dengan timah panas dari perahu. Namun kurban tentara musuh itu segera dimasukkan ke ruang perawatan di kapal. Tentara musuh itupun naik pitam karena baru sampai anggota mereka sudah ada yang tertembak. Oleh karena itu, mereka (tentara KNIL) langsung menembaki orang-orang di sekitar tiang bendera Merah Putih. Maka korban pertama di pihak tentara pejuang RI adalah Idris dengan nama kecilnya Diris sebagai Syuhada dalam pertempuran tersebut, dimana para pejuang cuma dengan senjata seadanya. Sementara pengunjung Pasar Senin ketika itu berlarian mencari perlindungan. Setelah Pasar Senin pedagang pasar sudah meninggalkan dagangannya, maka tentara musuh menggeladah dari rumah ke rumah penduduk, untuk mencari siapa penentang mereka. Tapi tidak mereka temukan. Karena para pejuang dengan barisan yang kuat berada pada tempat yang mereka siapkan. Namun sejumlah tentara musuh yang berasal dari Asrama Tatas Banjmarmasin itu, tidak berani mendekat ke lokasi itu, karena mereka penuh kehati-hatian kalau-kalau datang serangan mendadak. Sebab mereka tahu bahwa di Anjir Serapat sangat banyak penentang penjajah. Dan kerap kali di terusan ini terjadi perintang kapal penjajah. Dari pengeledahan dari rumah ke rumah mereka bertemu dengan rumah Haji Mastur. Serdadu musuh mengetahui di rumah itu ada pejuang. Senjatapun mereka muntahkan ke berbagai tempat termasuk ke dinding dan daun pintu dimana H Amri berlindung. Pintu mereka gedor, dan H Amri mengarahkan senjata laras pendeknya ke arah serdadu Knil. Namun apa yang hendak di kata, timah panas dari musuh lebih dahulu menembus dada kiri dan kanannya. Dikarenakan sejumlah timah panas/peluru itu berserang di dadanya, warga Anjir Separat yang bernama Haji Amri pun tersungkur dengan bersimbah darah sampai tetesan darah yang paling akhir di rumah ayahnya sendiri. Kemudian para pejuang memancing arah ke perkebunan karet yang telah mereka rencanakan. Tapi serdadu musuh tidak mau terpancing. Mereka meneruskan perjalanannya ke Kuala Kapuas, ibu kota Kabupaten Kapuas, Kalteng. Permasalahannya sekarang kenapa dua pejuang, tidak pernah diabadikan pemerintah daerah setempat baik sebagai nama jalan maupun bangunan monomental lain, di sepanjang Anjir Serapat, dan kota-kota lain di Kalteng, termasuk di Kuala Kapuas sendiri. Padahal perjuangan rakyat itu, menurut dosen pascasarjana Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Unpar tersebut, bukan lokal, tapi juga bernuansa nasional. Karena dalam pertemuran itu ada rombongan Djaderie dkk dari Surabaya. Selain itu, dari Samuda, Sampit, Bahaur, Mandomai dan Pulang Pisau (kesemua di Kalteng). Bahkan dari Kalsel di saat pertempuran berlangsung mereka juga turut bertempur. “Makam Pahlawan Surya Chandra di Km 10 Anjir Serapat, setelah W.A. Gara menjadi Gubernur Kalteng dalam minggu kedua, beliau meletakkan batu pertama pemugaran Makam itu. Yang hingga kini masih ada sebagai saksi sejarah,” ujarnya. “W.A Gara, pemuda dari Desa Bundar Barito Selatan (daerah pedalaman Kalteng) itu, saat pertempuran berlangsung juga ada di dalam peristiwa bersejarah tersebut,” ungkap Norsanie mengenang peristiwa 17 Desember 69 tahun silam. (anjas)

Kamis, 01 Januari 2015

SUMBANGAN BUKU BUAT PROGRAM PASCASARJANA IAIN

D0301214001031 30-DEC-14 KSR BJM AKADEMISI : MELALUI BUKU AKAN DIKENAL SAMPAI BERABAD-ABAD Oleh Syamsuddin Hasan Banjarmasin, 30/12 (Antara) - Akademisi Universitas Palangka Raya, Kalimantan Tengah Prof Norsanie Darlan berpendapat, melalui karya tulis, terlebih dalam bentuk buku, orang akan mengenal penulis tersebut sampai berabad-abad mendatang. "Karena buku tersebut akan menjadi bahan bacaan dan bisa menjadi teori bagi generasi mendatang," katanya usai menyerahkan 84 buku dengan 31 judul ke perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari Banjarmasin, Selasa. Oleh sebab itu, Guru Besar pada Universitas Palangka Raya (Unpar) yang berawal dari Pengurus Daerah Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia (IPMI) Kalteng tersebut mengajak mereka yang mempunyai kesempatan dan kemampuan agar menulis dalam bentuk buku. "Buku itu akan sangat bermanfaat sekali, terutama dalam menambah ilmu pengetahuan. Dan pengetahuan yang bermanfaat itu akan menjadi bekal kita selama-lamanya di alam akhirat," ujarnya kepada Antara Kalimantan Selatan (Kalsel). Ia menerangkan, buku yang disumbangkan ke IAIN Antasari itu, di antaranya materi kuliah yang dia berikan, serta tulisan-tulisan setiap memberikan materi seminar dalam bentuk paparan makalah, baik tingkat daerah maupun regional dan nasional. Untuk buku materi kuliah di antaranya konsep dasar pendidikan luar sekolah (PLS), pendidikan non formal bagi kaum perempuan di berbagai negara dan Pengenalan Manajemen Pendidikan Non Formal (PNF). Materi paparan kuliah itu baik di S-1 maupun S-2 setiap selesai mengajar diserahkan kepada mahasiswanya untuk diperbanyak sebagai bahan bacaan mereka di rumah. Guru Besar PLS/PNF dari Pascasarjana Unpar itu, juga memberi kuliah antara lain pada Pascasarjana Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Palangkaraya, Pascasarjana Magister Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMP) dan Pascasajana IAIN Antasari Banjarmasin. Dalam momen hari-hari besar/kemerdekaan di Kalteng, serti Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei 2011, dia menyerahkan 175 eks buku dari 75 judul karya tulisnya kepada Rektor Unpar untuk perpustakaan setempat. Kemudian 17 Agustus 2012, menyerahkan sumbangan karya tulisnya sebanyak 195 eks kepada Gubernur Kalteng untuk perpustakaan daerah, dan dalam rangka orasi ilmiahnya di UMP, sebanyak 190 eks untuk perpustakaan perguruan tinggi swasta itu melalui rektornya. Sedangkan penyerahan sumbangan buku ke IAIN Antasari, saat memberikan kuliah pada mahasiswa S-2 Semester III Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) dalam mata kuliah Menajemen Pendidikan Luar Sekolah (Pendidikan Non Formal). Dalam penyerahan karya tulis berbentuk buku tersebut untuk perpustakaan di IAIN Antasari itu, diterima Direktur Pascasarjana IAIN Antasari Prof Dr H Mahyuddin Barni MAg. Ketika itu, Direktur Pascasarjana IAIN Antasari didampingi Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana perguruan tinggi tersebut Dr Inna Muthmainah MA. ***3*** (T.KR-SHN/B/H. Zainudin/H. Zainudin) 30-12-2014 20:00:46

MENGENALI IDEOLOGI DAN PERUBAHAN SOSIAL MASA KINI

IDEOLOGI DAN PERUBAHAN SOSIAL Oleh: H.M.Norsanie Darlan Pendahuluan Tulisan ini sebuah kegiatan para mahasiswa yang tergabung dalam sebuah organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang meminta agar penulisan memaparkan materi yang diberi judul: Ideologi dan Perubahan Sosial sehubungan masa libur kuliah mereka di berbagai perguruan tinggi yang ada di Kalimantan Tengah. Penulis menyadari bahwa berbagai teori yang diuraikan dalam kesempatan ini, terlebih tentang Ideologi sangat rumit dan memerlukan kehati-hatian kita bersama. Sebab sebagai warga negara Indonesia tentu kita sudah sepakat bersama Ideologi kita adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan hal yang tak dapat dirubah, dan harus kita pahami bersama. Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa, tentu sudah memahami bahwa masa depan bangsa adalah kalian. Untuk itu dalam kegiatan berorganisasi adalah sebagai ajang berlatih, berpikir cerdas yang harus dimiliki. Dan harus punya pendirian yang sangat pondamental ke masa depan. Karena siapa lagi penerus bangsa, tanpa kaum generasi muda sekarang. Oleh sebab itu, sebagai calon pemimpin masa depan mahasiswa harus pandai meniti karier agar tidak tergilas oleh zaman. Dalam kesempatan yang kesekian kalinya ini penulis diberi judul oleh panitia seperti pada tulisan di atas dan penulis berupaya untuk memenuhinya. Untuk lebih jelasnya apa sebenarnya Ideologi, dan perubahan sosial, akan penulis uraikan berikut ini: Pengertian Ideologi Apa sebenarnya arti Ideologi menurut: satyaariyono, (2012) adalah: kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan “...sains tentang ide...“. Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan utama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.(definisi ideologi Marxisme). Secara kebahasaan Ideologi berasal dari kata idea (Inggris), yang artinya gagasan, pengertian. Kata kerja Yunani oida = mengetahui, melihat dengan budi. Kata “logi” yang berasal dari bahasa Yunani logos yang artinya pengetahuan. Itu sebuah kajian yang tak bisa kita pindahkan ke masalah yang lain. Jadi dengan demikian maka Ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasangagasan, pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari menurut Kaelan ‘idea’ disamakan artinya dengan cita-cita apakah secara individual ataupun kelompok tertentu. Dalam perkembangannya terdapat pengertian Ideologi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Istilah Ideologi pertama kali dikemukakan oleh Destutt de Tracy seorang Perancis pada tahun 1796. Menurut Tracy ideologi yaitu ‘science of ideas’, suatu program yang diharapkan dapat membawa perubahan institusional dalam masyarakat Perancis. Ternyata hal itu berkembang luas tidak sebatas di Perancis, ternyata meluas ke mana-mana. Sedangkan tokoh lain bernama Karl Marx mengartikan Ideologi sebagai pandangan hidup yang dikembangkan berdasarkan kepentingan golongan atau kelas sosial tertentu dalam bidang politik atau sosial ekonomi. Gunawan Setiardjo mengemukakan bahwa ideologi adalah seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup sesuatu kelompok. Kemudian Ramlan Surbakti mengemukakan ada dua pengertian Ideologi yaitu Ideologi secara fungsional dan Ideologi secara struktural. Ideologi secara fungsional diartikan seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap paling baik. Ideologi secara fungsional ini digolongkan menjadi dua tipe, yaitu Ideologi yang doktriner dan Ideologi yang pragmatis. Ideologi yang doktriner bilamana ajaran-ajaran yang terkandung di dalam Ideologi itu dirumuskan secara sistematis, dan pelaksanaannya diawasi secara ketat oleh aparat partai atau aparat pemerintah. Sebagai contohnya adalah komunisme. Sedangkan Ideologi yang pragmatis, apabila ajaran-ajaran yang terkandung di dalam Ideologi tersebut tidak dirumuskan secara sistematis dan terinci, namun dirumuskan secara umum hanya prinsip-prinsipnya, dan Ideologi itu disosialisasikan secara fungsional melalui kehidupan keluarga, sistem pendidikan, system ekonomi, kehidupan agama dan sistem politik. Pelaksanaan Ideologi yang pragmatis tidak diawasi oleh aparat partai atau aparat pemerintah melainkan dengan pengaturan pelembagaan (internalization), contohnya individualisme atau liberalisme. Ideologi secara struktural diartikan sebagai sistem pembenaran, seperti gagasan dan formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa. Pendapat Penulis Dengan tulisan dan artikel di atas, secara umum penulis dapat menarik kesimpulan bahwa Ideologi adalah kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan sistematis, yang menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia. Ideologi merupakan cerminan cara berfikir orang atau masyarakat yang sekaligus membentuk orang atau masyarakat itu menuju cita-cita yang mereka inginkan. Ideologi merupakan sesuatu yang dihayati dan diresapi menjadi suatu keyakinan. Ideologi merupakan suatu pilihan yang jelas membawa komitmen (keterikatan) untuk mewujudkannya. Semakin mendalam kesadaran ideologis seseorang, maka akan semakin tinggi pula komitmennya untuk melaksanakannya. Komitmen itu tercermin dalam sikap seseorang yang meyakini ideologinya sebagai ketentuan yang mengikat, yang harus ditaati dalam kehidupannya, baik dalam kehidupan pribadi ataupun masyarakat. Ideologi berintikan seperangkat nilai yang bersifat menyeluruh dan mendalam yang dimiliki dan dipegang oleh seseorang atau suatu masyarakat sebagai wawasan atau pandangan hidup mereka. Melalui rangkaian nilai itu, mereka mengetahui bagaimana cara yang paling baik. Yaitu secara moral atau normatif dianggap benar dan adil, dalam bersikap dan bertingkah laku untuk memelihara, mempertahankan, membangun kehidupan duniawi bersama dengan berbagai dimensinya. Pengertian yang demikian itu juga dapat dikembangkan untuk masyarakat yang lebih luas, yaitu masyarakat bangsa. Apa Pengertian Ideologi Menurut Para Ahli Pengertian Ideologi Selamat Pagi Pembaca Apapengertian ahli. Kali ini saya akan menjelaskan tentang pengertian ideologi. Kalian pasti bertanya tentang apa pengertian ideologi, atau mungkin pertanyaan kalian lebih terarah yaitu apa pengertian ideologi menurut para ahli sehingga kalian bisa masuk kehalaman blog ini. Mari simak pengertian ideologi berkut ini Pengertian ideologi sama saja dengan kumpulan ide atau kumpulan gagasan yang dapat diartikan sebagai visi yang luas dalam memandang segala sesuatu. Pengertian ideologi kalau kalian ambil kamus, berasal dari kata Idea atau Ideas yaitu: ide. Akan tetapi Pengertian Ideologi yang sesungguhnya bukan hanya sekedar ide ataupun gagasan belaka, akan tetapi terbangun secara sistematis dengan tujuan yang jelas dalam lingkup nasional ataupun kenegaraan. Walaupun terkadang anak muda jaman sekarang menggunakan kata “…ideology…”, sebagai kumpulan atau pendapat mereka untuk sebuah kelompok kecil. Pengertian Ideologi, Apa itu Ideologi Para ahli sosial, filosofi dan pemerintahan di dunia telah memberikan pendapat mereka tentang pengertian ideologi itu sendiri. Anda dapat membaca pengertian ideologi menurut para ahli dibawah ini: Wikipedia dalam salah satu artikel menuliskan bahwa ideologi adalah kesatuan ide dalam bentuk sadar dan tidak sadar yang mengharapkan suatu tujuan besar, harapan dan tindakan. Sebuah ideologi merupakan kesatuan pandangan terhadap sesuatu, cara memandang sesuatu secara lebih luas atau mendunia, atau ideologi merupakan hasil dari kumpulan ide oleh mayoritas warga yang diterapkan kepada semua lapisan masyarakat yang mereka terima secara sadar melalui bentuk sosialisasi. Hippolyte Taine, Ideologi seperti mengajarkan filsafat kepada rakyat menggunakan metode sokrates dengan menggunakan kosakata yang telah diketahui oleh masyarakat (bukan bahasa tingkat tinggi) dan tanpa memberikan contoh yang membutuhkan percobaan sains untuk membuktikannya (contoh langsung dari keadaan mereka). Manfred Steger dan Paul James memiliki pendapat sama tentang ideologi. Menurut mereka berdua, ideologi adalah Sekelompok Ide dan konsep yang normatif yang memiliki pola, begitupun representasi dari kekuatan politik yang ada. Ideologi merupakan peta konsep yang membantu masyarakat dalam mengarahkan kompleksnya kehidupan berpolitik dan keyakinan akan kebenaran sosial. Davud W. Minar mengambarkan ideologi dalam beberapa kalimat yang sebelumnya pernah digunakan seperti • Koleksi Ide dengan berbagai macam variasi bentuk /isi yang umumnya normatif (berlaku umum). • Ideologi adalah Bentuk atau perwujudan ide yang berlaku dalam interaksi manusia sebagai makhluk sosial • bentuk lain dari ide yang mengatur struktur dari Organisasi • Ideologi sebagai bentuk dari tujuan, dilaksanakan dalam bentuk persuasif • Idelogi memiliki kemungkinan sebagai wadah utama dalam interaksi sosial Karl Marx, mengartikan ideologi bentuk dari reproduksi sosial. Dia juga mengartikan sebagai alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat. Akan tetapi Karl Marx memberikan arti yang lebih jauh lagi terhadap bahwa Ideologi dapat diciptakan oleh kelas masyarakat yang memiliki kemampuan untuk memproduksi/mengendalikan bahan baku masyarakat. Ali Syariati, mendefinisikan ideologi sebagai kumpulan gagasan dan ide yang dipatuhi oleh kelompok, kelas sosial, bangsa atau ras tertentu. Harold H. Titus dalam buku the living issues of Philosophy, ia mendefinisikan ideologi adalah sebagai suatu istilah yang dipergunakan untuk sekelompok cita-cita. mengenai berbagai macam masalah politik dan ekonomi serta filsafat sosia serta filsafat sosial yang dilaksanakan bagi suatu rencana sistematis tentang cita-cita yang dijalankan oleh kelompok atau lapisan masyarakat. Louis Althusser's dalam Ideological State Apparatuses berpendapat bahwa ide yang merupakan penyusun ideologi merupakan materi atau berbentuk. Ia beranggapan bahwa Ideologi tidak dibangun berdasarkan kemauan dan harapan atau ide masyarakat melainkan lahir dari tingkah laku masyarakat. Dia berpendapat lebih jauh lagi bahwa Ideologi yang dimiliki oleh kelompok masyarakat tidak akan memiliki garis sejarah yang jelas, hanya ideologi individu saja yang memiliki sejarah yang jelas. Silvio Vietta berkata bahwa: ideologi adalah bentuk perlindungan kumpulan ide terhadap tingkah politik yang tidak rasional (irasional) yang bertindak dalam wujud idealisme. Kirdi Dipoyuda mengartikan ideologi sebagai suatu kesatuan gagasan-gagasan dasar yang sistematis dan menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya baik individual maupun sosial, termasuk kehidupan negara. C.C. Rodee menggarisbawahi ideologi merupakan sekumpulan gagasan yang secara logis berkaitan dan mengidentifikasikan nilai-nilai yang memberi keabsahan bagi institusi dan pelakunya. Antoine Destutt de Tracy mengartikan ideologi sebagai salah satu bentuk "science of ideas" yaitu ilmu yang mempelajari tentang ide atau belajar itu sendiri. Science of Ideas memiliki 3 bagian yaitu Ideologi, Tata Bahasa dan Logika. Dia berpendapat bahwa ideologi merupakan bagian yang paling meluas keseluruh lapisan masyarakat karena mencakup ekspresi dan deduksi yang terjadi. Rene Descartes, ideologi adalah Inti dari kumpulan pemikiran individu ataupun sekelompok manusia Alfian, menyatakan hal yang cukup berbeda dari Louis Althusser dengan mengikutsertakan moral dalam arti ideologi yaitu sebagai suatu kesatuan pandangan yang menyeluruh dan komprehensif tentang cara yang baik secara moral dan adil dalam pengaturan berbagai segi dalam hidup Machiavelli, berpendapat bahwa ideologi adalah usaha penguasa dalam kepertahankan kekekuasan dan suasana politik yan terjadi dalam negara ataupun pemerintahan dalam bentuk sistem yang terorganisir. Wiliam James dalam Buku Varieties of Religious Experience, ideologi adalah "A man's Total View or thought about life" atau hasil pemikiran dan pandangan dari berbagai sudut pandang terhadap sesuatu dalam totalitas yang seseorang bisa. Soerjanto Poespowardojo, memberikan rumusan ideologi sebagai kompleks nilai dan pengetahuan, yang bagi masyarakat ataupun seseorang menjadi landasan untuk memahami alam semesta dan bumi seisinya serta menentukan attitude dalam mengolahnya. Prof. Dr. M. Sastraprateja, ideologi disebut sebagai seperangkat pemikiran atau gagasan yang membuat sebuah sistem teratur dengan berorientasi terhadap tujuan yang benar dan terorganisir dengan baik. Leibniz mengimpikan ideologi sebagai one greath system of truth, Kesatuan Sistem Kebenaran yang Menakjubkan Thomas H., memberikan arti yang lebih kritis terhadap ideologi yaitu suatu cara untuk mempertahankan serta melindungi politik pemerintahan agar dapat tetap mengatur masyarakat. Dalam Kamus Politik White, memberikan pengertian bahwa ideologi adalah "The sum of political ideas of doctrines of distinguishable class of group of people" atau cita-cita politik atau doktrin (ajaran) dari suatu lapisan masyarakat atau sekelompok manusia yang dapat dibeda-bedakan. Murdiono, ideologi adalah kompleks pengetahuan dan nilai yang secara keseluruhan menjadi landasan bagi seseorang (masyarakat) untuk memahami jagad raya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengelolanya. Bob Hodge berkata bahwa ideologi adalah "mengidentifikasi kesatuan objek yang menggabungkan set makna yang kompleks dengan agen-agen sosial dan proses yang menghasilkan Setiap orang dapat mengartikan ideologi sesuka hati mereka, kalian pun dapat mengartikannya sendiri, akan tetapi saya harap anda mengartikan ideologi dalam tataran sebagai makhluk bermoral dan bertanggung jawab serta tidak gila kekuasaan seperti yang dikhawatirkan oleh Karl Marx, Leibniz, Silvio, Machiavelli dan kawan perjuangan lainnya. Salam Perjuangan. Pengertian Ideologi Pancasila Menurut Ahli Apa Pengertian Ideologi Pancasila? Pengertian Ideologi Pancasila tidak bisa diartikan secara jelas dan definitif dikaruaenakan ideologi pancasila merupakan hal yang telah dirancang oleh Para Pemikir dan Pejuang memperjuangkan kemerdekaan bangsa saat itu yang diramu berdasarkan perbedaan suku, budaya dan agama dari sabang sampai marauke. Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia itu merupakan ideologi terbuka yang memungkinkan untuk mengikuti perkembangan ideologi dan meyesuaikan masyarakat indonesia yang berbeda-beda. Definisi Ideologi pancasila adalah kumpulan nilai/norma yang meliputi sila-sila pancasila sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, alinea IV yang telah ditetapkan pada tanggal 18 agustus 1945 Pancasila sebagai Ideologi terbuka dapat diartikan ideologi yang dapat berinteraksi dengan ideologi yang lain. Artinya, Ideologi pancasila dapat mengikuti perkembangan yang terjadi pada negara lain yang memiliki ideologi yang berbeda dengan pancasila dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Hal ini disebebabkan karena ideologi pancasila memiliki nilai-nilai yang meliputi nilai dasar, instrumental dan praktis. Arti Ideologi Pancasila terdapat dalam Bhineka Tunggal Ika Apa itu nilai dasar Pancasila Nilai dasar adalah nilai yang ada dalam pancasila yang merupakan representasi dari nilai atau norma dalam masyarakat bangsa dan negara Indonesia. Nilai dasar merupakan nilai yang tidak bisa berubab-ubah sepanjang bangsa Indonesia berpedoman pada nilai tersebut. Contoh nilai dasar adalah sila-sila Pancasila yang ada dalam alinea IV, UUD 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945. Apa itu nilai Instrumental Pancasila Nilai instrumental adalah nilai yang merupakan pendukung utama dari nilai dasar Pancasila. Nilai ini dapat mengikuti setiap perkembangan yang baik dalam negeri maupun dari luar negeri. Nilai ini dapat berupa TAP MPR, UU, PP dan peraturan perundangan yang ada, untuk menjadi tatanan dalam pelaksanaan ideologi pancasila sebagai pegangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai dapat berubah sesuai perkembangan zaman. Apa itu Nilai Praktis Pancasila Nilai ini adalah nilai yang harus ada dalam praktik penyelenggaraan negara. Sifat nilai ini adalah abstrak. Artinya berupa semangat para penyelenggara negara dari pusat hingga ke tingkat yang terbawah dalam struktur sistem pemerintahan negara Indonesia. Semangat yang dimaksud adalah semangat pemerintahan negara Indonesia. Pancasila sebagai Ideologi Pancasila tidak bersifat kaku dan tertutup melainkan dinamis dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa Pancasila dalam perkembangannya bersifat aktual, dan senantiasa menyesuaikan denga perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi serta, dinamika perkembangan aspirasi masyarakat. Keterbukaan Ideologi pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, tetapi memiliki kemampuan yang membangun untuk memecahkan masalah masalah aktual yang senantiasa berkembang seiring dengan aspirasi rakyat, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta zaman. Pengertian Ideologi Pancasila sebagai ideologi negara secara struktur memiliki tiga sisi atau dimensi yaitu: Dimensi Idealis, artinya nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila bersifat Sistematis, Rasional, dan menyeluruh. Dimensi Normatif (aturan), artinya nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu dijabarkan dalam suatu sistem norma sebagaimana yang terkandung dalam norma kenegaraan Dimensi realistis, maksudnya nilai-nilai itu harus mampu mencerminkan kenyataan hidup dan perilaku yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Fungsi dan Peranan Pancasila meliputi: • Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia • Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia • Pancasila sebagai perjanjian luhur Indonesia • Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia • Pancasila sebagai moral pembangunan Pembangunan nasional sebagai pengamalan pancasila Home » Lain-Lain » Pelajaran » Pengertian Perubahan Menurut Beberapa Ahli Pengertian Perubahan Menurut Beberapa Ahli Add Comment Lain-Lain, sebagai Pelajaran NENI NURMAYANTI HUSANAH sebagai perubahan merupakan sesuatu yang unik karena perubahan-perubahan yang terjadi dalam berbagai kehidupan itu berbeda-beda dan tidak bisa disamakan, walaupun memmiliki beberapa persamaan dalam prosesnya CATEORA (MGH) Perubahan adalah hasil suatu masyarakat yang mencari cara memecahkan masalah yang diciptakan oleh perubahan dalam lingkungannya. RUSSEL SWANBURG, perubahan merupakan kunci inovasi dan kunci yang akan datang, yang dasarnya adalah teori perubahan RAMLAN S, adalah sebuah perubahan merupakan hasil interaksi kepentingan yang secara ketat dikontrol, bahkan ditentukan oleh posisi sosial atau kondisi materiil elit yang terlibat. Pengertian Perubahan Sosial Posted by' Haryanto, S.Pd onSeptember 9, 2012 Teori dan Pengertian Perubahan Sosial Perubahan sosial secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses pergeseran atau berubahnya struktur/tatanan didalam masyarakat, meliputi pola pikir yang lebih inovatif, sikap, serta kehidupan sosialnya untuk mendapatkan penghidupan yang lebih bermartabat. Pada dasarnya setiap masyarakat yang ada di muka pelanet bumi ini, dalam hidupnya dapat dipastikan akan mengalami apa yang dinamakan dengan perubahan-perubahan. Adanya perubahan-perubahan tersebut akan dapat diketahui bila kita melakukan suatu perbanding¬an dengan menelaah suatu masyarakat pada masa tertentu yang kemudian kita bandingkan dengan keadaan masyarakat pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat,pada dasarnya merupakan suatu proses yang terus menerus, ini berarti bahwa setiap masyarakat pada kenyataannya akan mengalami perubahan-peru¬bahan. Tetapi perubahan yang terjadi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain tidak selalu sama. Hal ini dikarenakan adanya suatu masyarakat yang meng¬alami perubahan yang lebih cepat bila dibandingkan dengan masyarakat lainnya. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan-perubahan yang tidak menonjol atau tidak menampakkan adanya suatu perubahan. Juga terdapat adanya perubahan-perubahan yang memiliki pengaruh luas maupun terbatas. Di samping itu ada juga perubahan-perubahan yang prosesnya lambat, dan perubahan yang berlangsung dengan cepat. Pengertian Perubahan Sosial Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat pada umumnya menyangkut hal yang kompleks. Oleh karena itu Alvin L. Bertrand menyatakan bahwa perubahan sosial pada dasarnya tidak dapat diterangkan oleh dan berpegang teguh pada faktor yang tunggal. Menurut Robin Williams, bahwa pendapat dari faham diterminisme monofaktor kini sudah ketinggalan zaman, dan ilmu sosiologi modern tidak akan menggunakan interpretasi-interpretasi sepihak yang mengatakan bahwa “…perubahan itu hanya disebabkan oleh satu faktor saja…”. Jadi jelaslah, bahwa perubahan yang terjadi pada masyarakat tersebut disebabkah oleh banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi. Karenanya perubahan yang terjadi di dalam masyarakat itu dikatakan berkaitan dengan hal yang kompleks. Tentang perubahan sosial ini, beberapa sosiolog memberikan beberapa definisi perubahan sosial yang dapat membantu kita untuk lebih mudah memahami apa sebenarnya perubahan sosial tersebut, adalah sebagai berikut : Pengertian Perubahan Sosial Menurut Ahli 1. William F.Ogburn mengemukakan bahwa “ruang lingkup perubahan-perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun yang immaterial, yang ditekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial”. 2. Kingsley Davis mengartikan “perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam stru ktur dan fungsi masyarakat”. 3. MacIver mengatakan “perubahan-perubahan sosial merupakan sebagai perubahanperubahan dalam hubungan sosial (social relationships) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial”. 4. JL.Gillin dan JP.Gillin mengatakan “perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, idiologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat”. 5. Samuel Koenig mengatakan bahwa “perubahan sosial menunjukkan pada modifikasimodifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia”.f. Definisi lain adalah dari Selo Soemardjan. Rumusannya adalah “segala perubahanperubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat”. Selain hal-hal di atas definisi dan pengertian tentang perubahan sosial menurut para ahli diantaranya adalah sebagai berikut[3] : Gillin Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi sebagai suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima karena adanya perubahan kondisi geografi, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun adanya difusi atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Emile Durkheim Perubahan sosial terjadi sebagai hasil dari faktor-faktor ekologis dan demografis, yang mengubah kehidupan masyarakat dari kondisi tradisional yang diikat solidaritas mekanistik, ke dalam kondisi masyarakat modern yang diikat oleh solidaritas organistik. Kingsley Davis Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat[1] Mac Iver Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan sosial (social relation) atau perubahan terhadap keseimbangan (ekuilibrium) hubungan sosial Raja Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang memengaruhi suatu sistem sosial. Tidak semua gejala-gejala sosial yang mengakibatkan perubahan dapat dikatakan sebagai perubahan sosial, gejala yang dapat mengakibatkan perubahan sosial memiliki ciri-ciri antara lain: 1. Setiap masyarakat tidak akan berhenti berkembang karena mereka mengalami perubahan baik lambat maupun cepat. 2. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu akan diikuti dengan perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya. 3. Perubahan sosial yang cepat dapat mengakibatkan terjadinya disorganisasi yang bersifat sementara sebagai proses penyesuaian diri. 4. Perubahan tidak dibatasi oleh bidang kebendaan atau bidang spiritual karena keduanya memiliki hubungan timbal balik yang kuat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian perubahan sosial adalah perubahan perubahan yang terjadi pada masyarakat yang mencakup perubahan dalam aspek-aspek struktur dari suatu masyarakat, ataupun karena terjadinya perubahan dari faktor lingkungan, karena berubahnya komposisi penduduk, keadaan geografis, serta berubahnya sistem hubungan sosial, maupun perubahan pada lembaga kemasyarakatannya. Perubahan sosial Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap-sikap sosial, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Bentuk-bentuk Perubahan Evolusi dan Perubahan Revolusi Berdasarkan cepat lambatnya, perubahan sosial dibedakan menjadi dua bentuk umum yaitu perubahan yang berlangsung cepat dan perubahan yang berlangsung lambat. Kedua bentuk perubahan tersebut dalam sosiologi dikenal dengan revolusi dan evolusi. Perubahan evolusi Perubahan evolusi adalah perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam proses lambat, dalam waktu yang cukup lama dan tanpa ada kehendak tertentu dari masyarakat yang bersangkutan. Perubahan-perubahan ini berlangsung mengikuti kondisi perkembangan masyarakat, yaitu sejalan dengan usaha-usaha masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dengan kata lain, perubahan sosial terjadi karena dorongan dari usaha-usaha masyarakat guna menyesuaikan diri terhadap kebutuhan-kebutuhan hidupnya dengan perkembangan masyarakat pada waktu tertentu. Contoh, perubahan sosial dari masyarakat berburu menuju ke masyarakat meramu. Menurut Soerjono Soekanto, terdapat tiga teori yang mengupas tentang evolusi, yaitu: • Unilinier Theories of Evolution: menyatakan bahwa manusia dan masyarakat mengalami perkembangan sesuai dengan tahap-tahap tertentu, dari yang sederhana menjadi kompleks dan sampai pada tahap yang sempurna. • Universal Theory of Evolution: menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Menurut teori ini, kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi yang tertentu. • Multilined Theories of Evolution: menekankan pada penelitian terhadap tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Misalnya, penelitian pada pengaruh perubahan sistem pencaharian dari sistem berburu ke pertanian. Perubahan revolusi Perubahan revolusi merupakan perubahan yang berlangsung secara cepat dan tidak ada kehendak atau perencanaan sebelumnya. Secara sosiologis perubahan revolusi diartikan sebagai perubahan-perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga- lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat. Dalam revolusi, perubahan dapat terjadi dengan direncanakan atau tidak direncanakan, dimana sering kali diawali dengan ketegangan atau konflik dalam tubuh masyarakat yang bersangkutan. Revolusi tidak dapat terjadi di setiap situasi dan kondisi masyarakat. Secara sosiologi, suatu revolusi dapat terjadi harus memenuhi beberapa syarat tertentu, antara lain adalah: • Ada beberapa keinginan umum mengadakan suatu perubahan. Di dalam masyarakat harus ada perasaan tidak puas terhadap keadaan, dan harus ada suatu keinginan untuk mencapai perbaikan dengan perubahan keadaan tersebut. • Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap mampu memimpin masyarakat tersebut. • Pemimpin tersebut dapat menampung keinginan-keinginan tersebut, untuk kemudian merumuskan serta menegaskan rasa tidak puas dari masyarakat, untuk dijadikan program dan arah bagi geraknya masyarakat. • Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan suatu tujuan pada masyarakat. Artinya adalah bahwa tujuan tersebut bersifat konkret dan dapat dilihat oleh masyarakat. Selain itu, diperlukan juga suatu tujuan yang abstrak. Misalnya perumusan sesuatu ideologi tersebut. • Harus ada momentum untuk revolusi, yaitu suatu saat di mana segala keadaan dan faktor adalah baik sekali untuk memulai dengan gerakan revolusi. Apabila momentum (pemilihan waktu yang tepat) yang dipilih keliru, maka revolusi dapat gagal. Perubahan direncanakan dan tidak direncanakan Perubahan yang direncanakan Perubahan yang direncanakan adalah perubahan-perubahan yang diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat. Pihak-pihak yang menghendaki suatu perubahan dinamakan agent of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan. Oleh karena itu, suatu perubahan yang direncanakan selalu di bawah pengendalian dan pengawasan agent of change. Secara umum, perubahan berencana dapat juga disebut perubahan dikehendaki. Misalnya, untuk mengurangi angka kematian anak-anak akibat polio, pemerintah mengadakan gerakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) atau untuk mengurangi pertumbuhan jumlah penduduk pemerintah mengadakan program keluarga berencana (KB). Perubahan yang tidak direncanakan dan contoh Perubahan yang tidak direncanakan biasanya berupa perubahan yang tidak dikehendaki dan terjadi di luar jangkauan masyarakat atau manusia. Karena terjadi di luar perkiraan dan jangkauan, perubahan ini sering membawa masalah-masalah yang memicu kekacauan atau kendala-kendala dalam masyarakat. Karenanya, perubahan yang tidak dikehendaki sangat sulit ditebak kapan akan terjadi. Misalnya, kasus banjir bandang di Sinjai, Kalimantan Barat. Timbulnya banjir Jakarta dikarenakan pembukaan lahan yang kurang memerhatikan kelestarian lingkungan. Sebagai akibatnya, banyak perkampungan dan permukiman masyarakat terendam air yang mengharuskan para warganya mencari permukiman baru. Perubahan berpengaruh besar dan berpengaruh kecil Apa yang dimaksud dengan perubahan-perubahan tersebut dapat kamu ikuti penjabarannya berikut ini Perubahan berpengaruh besar Suatu perubahan dikatakan berpengaruh besar jika perubahan tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan pada struktur kemasyarakatan, hubungan kerja, sistem mata pencaharian, dan stratifikasi masyarakat. Sebagaimana tampak pada perubahan masyarakat agraris menjadi industrialisasi, pada perubahan ini memberi pengaruh secara besar-besaran terhadap jumlah kepadatan penduduk di wilayah industri dan mengakibatkan adanya perubahan mata pencaharian. Perubahan berpengaruh kecil Perubahan-perubahan berpengaruh kecil merupakan perubahan- perubahan yang terjadi pada struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat. Contoh, perubahan mode pakaian dan mode rambut. Perubahan-perubahan tersebut tidak membawa pengaruh yang besar dalam masyarakat karena tidak mengakibatkan perubahan-perubahan pada lembaga kemasyarakatan homolis. Daftar Pustaka Abdulsyani, 1992, Sosiologi Skematika Teori dan Terapan, Bumi Aksara, Jakarta. Andrian, Charles F, 1992, Kehidupan Politik dan Perubahan Sosial, Tiara Wacana, Yogyakarta. Bhttp://id.wikipedia.org/wiki/Perubahan_sosialina Cipta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Terbuka, Jakarta, Hooguelt, Ankle MM, 1995 Sosiologi Sedang Berkembang, Raja Grafindo, Bumipersada.Jakarta. Robert M.Z. Lawang,1985. Buku Materi Pokok Pengantar Sosiologi Modul 4–6, Soemardjan Selo dan Soeleman Soemardi, 1974, Setangkai Bunga Sosiologi, Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Soekanto, Soerjono, 1987, Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali Press. Jakarta. Susanto, Astrid, 1985, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, Bandung, Soemardjan Selo dan Soeleman Soemardi,. Ibid. Hlm. 25 Wikipedia, Pengertianahli.com, Pendidikan Kewarganegaraan, Membangun Warga Negara yang Demokratis oleh Aim Abdul Karim, Grafindo Media Pratama Etika berwarga Negara, Srijanti A. Rahman Dkk. Penerbit Salemba Empat: Jakarta Sumber : Wikipedia dan http://metakalasari.wordpress.com/2010/06/09/pengertian-ideologi-2/

BERITA HARIAN REPUBLIKA

Pendidikan: LP3I Education Dunia Kampus PENDIDIKAN TERKINI REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Akademisi Universitas Palangka Raya Kalimantan Tengah Norsanie Darlan berharap, pemecahan Kementerian Pendidikan Nasional menjadi dua pada Kabinet Kerja Jokowi - JK, tidak menimbulkan masalah. "Saya khawatir dengan adanya dua kementerian yang mengurusi pendidikan di negeri ini bisa menimbulkan kesulitan atau masalah," ujar dosen Universitas Palangka Raya (Unpar) tersebut kepada Antara, Rabu (29/10). Seperti diketahui, dalam Kebinet Kerja Jokowi - JK ada dua Menteri yang hampir sama atau banyak bersinggungan satu sama lain dalam tugas dan fungsi, yaitu Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah, serta Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi. Kekhawatiran itu, menurut Norsanie, karena tugas Direktorat Jenderal (Ditjen) Pedidikan Tinggi (Dikti) salah satunya bertugas memproduk profesor."Saya belum yakin semua profesor yang diproduk orang-orang perguruan tinggi/dosen. Siapa tahu non dosen juga bisa muncul masalah baru," katanya