Jumat, 27 Oktober 2017

STRATEGI PENATAAN RENCANA PEMINDAHAN IBU KOTA NEGARA KE PALANGKA RAYA

Oleh : H. M. Norsanie Darlan BAGIAN ( 1 ) Abstrak Tujuan dari penulisan makalah ini adalah: (1) Ingin mengemukakan strategi penataan rencana pemindahan ibu kota negara ke Palangka Raya; (2) Ingin mengenang atas ucapan Bung Karno bahwa kalimantan Tengah adalah berada di tengah-tengah Negara Kesatuan Repubik Indonesia (NKRI) dan (3) Ingin mengetahui kebenaran ucapan Bung Karno bahwa hanya dua ibu kota provinsi yang ada sebut Raya. Adapun metoda pengumpulan data secara kualitatif dan dilakukan dengan pendekatan observasi, wawancara dan dokumentasi pada lokasi di mana Bung Karno pernah mendirikan tiang pancang kota Palangka Raya 70 tahun silam. Dan berbagai literatur ucapan/pidato Bung Karno saat itu, tentang alasan kota Palangka Raya di dirikan karena kota itu masih perawan dan belum pernah dijamah penjajah. Sedangkan hasil penelitian ini adalah (1) Dalam strategi penataan rencana pemindahan ibu kota negara ke Palangka Raya sudah dirasakan ada. Baik dari pihak pemerintah daerah maupun pusat; (2) Mengenang atas ucapan Bung Karno saat pendirian tiang pancang Palangka Raya menyebutkan bahwa kalimantan Tengah adalah berada di tengah-tengah Negara Kesatuan Repubik Indonesia (NKRI), daerah itu tidak pernah terjadi gempa, banjir, dan masih perawan artinya tidak pernah diganggu penjajah dan (3) Dari berbagai sumber yang dapat dipercaya bahwa ucapan Bung Karno saat pendirian tiang pancang Palangka Raya mengatakan bahwa hanya dua ibu kota provinsi di tanah air yang ada sebut raya, yaitu Jakarta Raya dan Palangka Raya. Pendahuluan Dalam upaya menyambut satu abad kemerdekaan RI pemerintah dalam hal ini panitia Musyawarah Nasional Kedaulatan (Bangsa) Indonesia menyongsong tahun 2045 adalah sangat besar manfaatnya jika dilakukan bagini untuk negeri. Selain kita mengenang betapa besar dan gigihnya perjuangan pendahulu kita, sehingga negeri kita dapat merebut kemerdekaannya. Oleh sebab itu, menjelang peristiwa seabad NKRI sangat pantas dimeriahkan dengan sebuah konsep mengumpulkan pendapat para ahli dari berbagai pelosok negeri untuk memberikan masukan bagi generasi penerus bangsa. Tidak semua ibu kota negara yang didirikan dan berkembang sampai sekarang, ada pula yang karena sesuatu dan lain hal, yang didorong oleh faktor alam, lingkugan dan lainnya sebagainya, membuat kota itu tidak menciptakan rasa aman, tenteram damai dan sejahtera. Sehingga`muncul pemikiran untuk mencari tempat pemukiman yang lebih cocok buat tempat tinggal yang baru dengan harapan di tempat baru itulah akan merasakan ketenangan dan ketenteraman mereka harapkan masa depan menghadapi seabad negeri ini ditahun 2045 mendatang. Jakarta yang sudah berusia tua dengan kepadatan penduduknya yang sudah luar biasa dirasakan sulit untuk ditata kembali. Karena arealnya sudah terlalu sempit. Tentang pasti ada pemikiran untuk menata yang lebih baik dari keadaan sekarang tentu kehendak yang Maha Kuasa. Saat ini dengan jumlah penduduk yang padat tentu berdampak sulitnya penataan tata ruang yang memadai sementara wilayah lain ada yang memungkinkan. Sementara areal yang ditempati semangkin tahun semangkin meyempit disebabkan penataan permukiman yang sulit diatur. Karena jumlah penduduk tidak seimbang dengan areal lokasi pemukiman penduduk. Ini membuat penataannya sulit dikendalikan. Dipihak lain faktor alam yang sulit dikendalikan bila curah hujan dari kawasan Bogor dan sekitarnya tinggi, maka tidak dapat difungkiri lagi kota Jakarta jadi kebanjiran. Sudah berbagai upaya oleh pemerintah memberikan memberikan sulusi berupa membangun bendungan, namun tak kunjung terpecahkan. Karena berhasil yang satu yang lain lagi bermasalah. Karena luapan air dari Bogor yang tak terkembali untuk menerjang ibu kota negara Jakarta. Dipihak lain permukiman penduduk yang jumlahnya banyak mereka lambat laun menempati kawasan pemukiman di tepi kali (bantaran kali), dan setuju atau tidak bila musim hujan tiba, penduduk di pemukiman itu, kebanjiran dan air meluap tidak hanya di kali, melainkan menggenang ke dalam rumah-rumah penduduk mencapai 1 – 2 meter atau lebih karena ke laut jawa tinggi permukaan air laut sama dengan di darat. Sementara di cari areal pemukiman baru di sekitar luasnya terlalu sempit, tentu saja sulit untuk pemecahan kalau tidak mencari loksi baru yang arealnya sangat luas dan tidak mengganggu masalah pemukiman beberapa abad ke depan. Yang artinya pada tahun 2045 (seabad negeri kita) tidak akan kebanjiran. Melirik sejarah kota Palangka Raya terdiri dari kata "Palangka dan Raya". Palangka Raya berasal dari suatu wadah Palangka (bagian muka dan belakang, melukiskan bentuk gambar Burung Elang, Enggang). Pendapat lain Y. Salillah, (1977) tentang "Palangka" adalah tempat sesajen. yang menurut kepercayaan leluhur/nenek moyang suku dayak, dipakai oleh Mahatala Langit (Tuhan Yang Maha Esa) untuk menurunkan manusia pertama ke planet bumi di dunia. Kota Palangka Raya adalah kota terluas ke 3 di Indonesia. Dan Kalimantan Tengah wilayah terluas ke 2 di Republik Indonesia. Palangka Raya dapat dilihat sebagai kota yang memiliki 3 wajah; wajah perkotaan, wajah pedesaan dan wajah hutan. Namun wajah mulai dewasa ini, mulai merubah wajahnya seperti sekarang. Provinsi Kalimantan Tengah terbentuk melalui proses yang panjang. Sejarah pembentukan Pemerintahan Kota Palangka Raya adalah bagian integral dari pembentukan Provinsi Kalimantan Tengah berdasarkan Undang-Undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957, lembaran Negara Nomor 53 berikut penjela¬sannya (Tambahan Lembaran Negara Nomor 1284) berlaku mulai tanggal 23 Mei 1957, yang selanjutnya disebut Undang-Undang Pembentukan Daerah Swatantra Provinsi Kalimantan Tengah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1958, Parlemen Republik Indonesia, tanggal 11 Mei 1959 mengesah¬kan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959, yang menetapkan pembagian Provinsi Kalimantan Tengah dalam 5 Kabupaten dan Palangka Raya sebagai Ibukotanya. Kota Palangka Raya secara geografis terletak pada 113°30'¬114°07' Bujur Timur dan 1°35'- 2°24' Lintang Selatan, dengan luas wilayah 2.678,51 Km2 (267.851 Ha) dengan topografi terdiri dari tanah datar dan berbukit dengan kemiringan kurang dari 40%. Untuk memperjelas apa arti dari kata dalam judul makalah ini, penulis mencoba mengurai dan berbagai dapat secara sederhana sebagai berikut: Beberapa Pengertian STRATEGI adalah; sebuah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan sebuah gagasan, perencanaan, untuk memindahkan ibu kota negeri ini ke Palangka Raya dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu, sehingga dalam tahun 2045 mendatang negera kita sudah punya ibu kota Negara yang baru sebagaimana halnya berbagai Negara di dunia. Menurut: Norsanie (1998) mengartikan bahwa Strategi adalah: “…salah satu cara dalam mencapai tujuan…”. PENATAAN adalah; memiliki arti. Penataan berasal dari kata dasar tata. Penataan memiliki arti dalam menyusun atau kata benda sehingga penataan dapat menyatakan nama dari seseorang atau sekelompok orang, ke tempat yang baru seperti ibu kota negara ditata untuk ditempatkan yang baru ke Palangka Raya. Karena di tempat lain sudah tidak memunginkan lagi. RENCANA adalah; hasil proses sebuah perencanaan berupa ketetapan tentang langkah tindakan pada masa depan menyangkut kegiatan dari sulitnya menata kota Jakarta, yang sudah sulit untuk ditata dan tentu harus ada sumber daya manusia yang akan digunakan, dalam rangka mencapai hasil yang diharapkan. PEMINDAHAN Pemindahan berasal dari kata dasar pindah. Pemindahan memiliki arti kata benda sehingga pemindahan ibu kota dapat menyatakan nama dari tempat, seperti perpindahan ibu kota Jakarta ke daerah yang kosong penduduknya Palangka Raya. IBU KOTA NEGARA Ibu kota (juga dieja ibukota), dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Poerwadarminta (1986) adalah kota tempat kedudukan pusat pemerintahan suatu negara, tempat dihimpun unsur administratif, yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Sehingga di ibu kota mereka yang disebut di atas itu pasti ada. PALANGKA RAYA, TEMPO.CO, Palangka Raya - Salah satu tokoh masyarakat Dayak, yang juga pendiri Provinsi Kalimantan Tengah, Cilik Riwut menjelaskan, Palangka Raya berasal dari dua kata yang berbeda arti. Dalam bahasa Dayak Ngaju, “Palangka” berarti tempat, wadah, atau juga piring, sebagai tempat orang Dayak menaruh sesaji. (Juli 10, 2017) Tempat Tiang Pancang Pertama Kota Palangka Raya 17 Juli 1957 Bila kita memperhatian terhadap arti selain dalam judul di atas. Ada 3 hal yang dianggap perlu penulis uraikan selain hal-hal dalam judul dalam dalam buku ini dimuat juga hal-hal sebagai berikut: 1. Prospektif adalah Asal Kata Retro yang dari beberapa sumber penulis baca kebanyakan mengungkap tentang kejadian kebelakang artinya peristiwa kemasa lampau, seperti halnya kota Palangka Raya pemasangan tiang pancang pertama oleh putra terbaik bangsa sekaligus Presiden RI yang pertama Bung Karno. Dengan pendekatan oleh Pahlawan Nasional asal Kalimantan Tengah: Cilik Riwut. 2. Prospektif adalah prospeknya; dapat (mungkin) terjadi; ada harapan (baik) ke masa depan. Termasuk jika hal ini terjadi, kota Palangka Raya menjadi ibu kota negara, sebagai kota pemerintahan. Tentu bukan lagi dijadikan kawasan tertinggal, melainkan menjadi daerah yang lebih maju dari sekarang. 3. Menuju Ibu Kota Negara adalah sebuah harapan yang disertai dengan perencanaan yang lebih matang. Pemerintah telah menurunkan tenaga ahli dari Litbang Depdagri dengan pengkajian yang matang. Tentu hasilnya tidak sebagai konsep biasa, melainkan konsep yang mapan untuk berdirinya ibu kota negara RI.

STRATEGI PENATAAN RENCANA PEMINDAHAN IBU KOTA NEGARA KE PALANGKA RAYA

Ole : H. M. Norsanie Darlan bagian ( 2 ) Publikasi Via Media Penulis Rabu, 30 Juli 2014 diwawancarai Syamsudin Hasan, SH (Wartawan LKBN Antara) Banjarmasin. Walau penulis berada di Erofa saat itu, pertanyaannya tepat saat itu, Presiden Baru Tampilkan bagaimana apakah perlu Model Baru. Penulis selaku Akademisi dari Universitas Palangka Raya, Kalimantan Tengah Prof Dr HM Noranie Darlan MS, PH sudah berpendapat, presiden baru harus menampilkan model baru pula. "Kalau tidak, kurang indah hanya melanjutkan program lama. Harusnya menunjukkan program baru yang lebih baru pula," saat menjawab pertanyaa Antara Kalimantan Selatan, di Banjarmasin. Penulis selaku putra Kalteng dengan motto daerahnya Isen Mulang (Pantang Mundur) itu mencontohkan kota Jakarta sebagai Ibu Kota Negara RI yang beberapa tahun belakangan di mana-mana banjir. "Sedangkan lokasi baru di sekitarnya sulit atau tidak mungkin untuk menghindar dari banjir," "Sementara Kalteng lahan tersedia yang luas. Kenapa tidak dialihkan ke Kalteng saja Ibu Kota Negara atau Pusat Pemerintahan Indonesia," pengalihan pusat pemerintahan atau Ibu Kota Negara itu tentu ada ketertautan dengan pembangunan daerah tertinggal. "Sebenarnya masih banyak lagi program yang harus dialihkan dari Ibu Kota atau Pulau Jawa agar tidak terjadi kesenjangan sosial," tutur Ketua Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (Korwil ICMI) Kalteng itu. "Jadi kita tak perlu risih atas pemindahan Ibu Kota Negara atau pusat pemerintahan. Apalagi kita tidak ada permasalahan mendasar dalam pemindahan pusat pemerintahan tersebut," lanjutnya. Sebagai contoh dalam pemindahan kota/pusat pemerintahan negara, antara lain Malaysia, Amerika Serikat, dan Australia, mereka tak pernah rugi, bahkan tambah maju, mengingatkan wacana presiden pertama Republik Indonesia Ir Soekarno yang mau mengalihkan Ibu Kota Negara ke Pahandut, Kalteng. Pahandut asal nama desa di tepi sungai dan kota Palangka Raya, ibu kota Kalteng, yang peresmiannya oleh Presiden Soekarno pada 17 Juli 1957. Dalam perkembangan provinsi yang luasnya hampir satu setengah kali luas Pulau Jawa tersebut, kini berkembang menjadi 14 kabupaten/kota. Sebelum era otonomi daerah tahun 1999, provinsi yang kaya dengan sumber daya hutan itu hanya terbagi enam kabupaten/kota, yaitu Kota Palangka Raya, dan Kabupaten Kapuas. Selain itu, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kotawaringin Barat (Kobar), Barito Selatan (Barsel) dan Kabupaten Barito Utara (Barut). Pada era reformasi/otonomi daerah terjadi pemekaran, Kabupaten Kapuas, Kotim dan Kobar masing¬-masing dimekarkan menjadi tiga kabupaten. Sementara Barsel dan Barut masing-masing dimekarkan menjadi dua kabupaten. Pemekaran dari Kabupaten Kapuas yaitu Kabupaten Pulang Pisau dan Gunung Mas, dari Kotim tambah Kabupaten Katingan dan Seruyan, Kobar tambah Kabupaten Lamandau dan Sukamara. Untuk pemekaran Basel tambah Kabupaten Barito Timur (Bartim) dan Barut ditambah Kabupaten Murung Raya (Mura), (ant), (BAMSOETNEWS). Menyimak Masa Lampau Seorang reporter salah satu media: Adhi (2016) Senin, 07 November 2016 otonomi,co.id mengomentari tentang: Jakarta Macet, banjir, polusi udara, pemukiman padat penduduk, dan masih ada lagi segudang masalah lainnya yang mendera Ibu Kota DKI Jakarta. Parahnya, yang diawali parahnya sejak 2009 silam, Badan Kesehatan Dunia (WHO) sempat menempatkan Jakarta sebagai kota terjorok ketiga di dunia setelah Meksiko dan Thailand. Menurut: Purwo Santoso, (2009) bahwa: apakah Jakarta masih ideal diagung-agungkan sebagai ibu kota negara? Ya, wacana untuk memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke kota lain memang bukan kabar baru. Di era Orde Baru, Presiden Soeharto sempat berencana memindahkan ibu kota pemerintahan dari Jakarta ke Jonggol, Bogor, Jawa Barat. Terbaru, pemerintah di bawah arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga sempat membahas ide memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Pulau Kalimantan. Apakah Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur dan Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringan Barat pun sempat mengemuka sebagai calon ibu kota baru. Namun arealnya tidak seluas wilayah di sekitar kota Palangka Raya. Sebetulnya, ide memindahkan ibu kota dari Jakarta sendiri sudah sernpat diwacanakan di era Presiden Soekarno. Memasuki tahun 1950-an, (Penulis Belum Lahir) Bung Karno sudah meramalkan Jakarta akan menjadi kota yang pertumbuhannya tak terkendali. Berdasarkan hal itu, Soekarno yang sedang melakukan safari kenegaraan ke beberapa negara pun memanfaatkan momen tersebut untuk melakukan studi banding melihat kota-kota di negara lain. Pada 1956, Soekarno akhirnya membuka kepada publik bahwa ia memiliki rencana untuk memindahkan ibu kota Indonesia dan Jakarta ke Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Mengapa Palangka Raya? Dikutip dari laman harian Merdeka, ada beberapa pertimbangan Ir. Soekarno. Foto Bung Karno Diabadikan di sekitar Tiang Pancang Pertama Pertama, Kalimantan adalah pulau terbesar di Indonesia dan letaknya di tengah-tengah gugus pulau Indonesia. Alasan Kedua, Soekarno ingin berusaha menghilangkan sentralisasi Jawa. Ketiga Selain ke 2 hal di atas, pembangunan Kota Jakarta dan Jawa secara umum adalah konsep peninggalan Belanda. Soekarno ingin membangun sebuah ibu kota dengan konsepnya sendiri. Bukan peninggalan penjajah, tapi sesuatu yang orisinil oleh bangsanya sendiri, "Jadikanllah Kota Palangka Raya sebagai modal dan model," ujar Ir. Soekarno saat pertama kali mendirikan tonggak pembangunan Kota Palangka Raya pada 17 Juli 1957 lalu". Di tengah hutan belantara yang masih perawan masa itu. Adinda Nurrizki, (2017). bahwa kota Palangka Raya saat ini sering disebut-sebut karena menjadi kandidat terkuat ibu kota Indonesia yang baru. Kota ini disebut sebagai kota ideal karena berada di pulau yang luas, di tengah-tengah gugusan pulau NKRI, dan minimnya potensi bencana. Jika memang ibu kota akan dipindahkan ke Palangka Raya, maka tentu ada saja tempat wisata yang indah dan bisa Anda nikmati di berbagai tempat sekarang, seperti melayari alur sungai dan menangkaran urang Hutan. Peristiwa 60 Tahun Silam Sebuah peristiwa yang sangat tidak begitu berarti jika kita melakukan retrospektif 60 tahun silam. Kenapa demikian, desa Pahandut yang terletak tidak jauh dari persimpangan sungai kahayan dengan sungai Rungan. Ada desa kecil yang berpenduduk tidak seberapa. Mengingat kota Sampit terlalu dekat dengan pesisir laut Jawa. Demikian juga Kuala Kapuas disamping dekat pesisir yang sama, juga hanya 40 Km di sebelah barat Kota Banjarmasin (Ibu kota Kalimantan Selatan). Maka diambil lokasi yang agak di tengah-tengah yaitu desa Pahandut. Yang saat itu penuh dengan hutan balantara, oleh Gubernur Kalimantan Tengah yang pertama: Cilik Riwut. Bung Karno yang melihat lokasi Pahandut menjadi kota Palangka Raya itu sangat strategis dengan berbagai pertimbangan: 1. Tidak pernah terjadi bencana Banjir, 2. Tidak ada Gunung Meletus, dan 3. Di tempat ini berada di tengah-tengah pulau terbesar di negeri kita. (saat tulisan ini Diturunkan, Kalteng provinsi terluas/terbesar ke dua setelah Papua). Perlu kita ketahui bersama konsep Bung Karno yang bisa kita ingat kota Palangka Raya bukan kota peninggalan Belanda. Jika diperhatikan dalam peta, jarak ke Aceh maupun ke Papua dan kota Palangka Raya juga hampir sama. Berarti Palangka Raya betul-betul di tengah-tengah negeri. Dan sekarang menjadi provinsi terluas ke 2 itu di tanah air, wajar Palangka Raya) dijadikan ibu kota negara. Kehadiran Bung Kamo ke Pahandut/Palangka Raya tidak hanya sekali, tapi berulang kali. Walau hanya naik kapal Sungai (Bus Air) dengan menghabiskan waktu yang panjang. Dan membawa para dosen Fakultas Teknik apakah dari Universitas Gadjah Mada (UGM) maupun Universitas Indonesia (UI). Untuk merancang bangun dan rekayasa sebagai kota idaman, yang akan dijadikan ibu kota negara. buktinya sekarang jalan-jalan yang dikonsep saat itu, selalu lebar dan tertata baik. Jakarta Terendam Banjir Banyak sumber menyebutkan, bahwa ibu kota negara semakin tahun semakin menghawatirkan. Apa lagi. Kali Sunter yang melintasi Cipinang Melayu, ditambah, curah hujan yang tinggi sepanjang hari kemarin. (KOMPAS.com / GARRY Andrew Lotulung). Jakarta, KOMPAS.com — Hujan deras yang mengguyur wilayah Jabodetabek pada Selasa (21/2/2017) pagi menyebabkan sejumlah wilayah terendam banjir. Setidaknya ada 54 wilayah di lbu Kota yang terendam banjir. "Ribuan rumah dan jalan terendam banjir dengan ketinggian bervariasi, 10-150 sentimeter. Terdapat 54 titik banjir dan genangan, yaitu di Jakarta Selatan (11 titik), Jakarta Timur (29 titik), dan Jakarta Utara (14 titik)," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho (2017) dalam keterangan tertulisnya, Selasa. Sutopo (2017) menjelaskan, bahwa banjir ini disebabkan drainase yang tidak mampu menampung aliran air di permukaan. Selain itu, banjir juga disebabkan luapan dari sungai yang statusnya naik mulai dari Siaga I hingga II. "Akibatnya, aliran air permukaan dari drainase tidak dapat dialirkan ke sungai," kata Sutopo.

STRATEGI PENATAAN RENCANA PEMINDAHAN IBU KOTA NEGARA KE PALANGKA RAYA

Oleh : H.M.Norsanie Darlan BAGIAN ( 3 ) Mengatasi Padat Penduduk Penduduk kalimantan tengah saat ini, tidak begitu jauh berbeda dengan jumlah penduduk Jakarta. Sementara luas wilayahnya terbesar/terluas ke 2 di negeri ini setelah Papua. Dengan kota Palangka Raya dijadikan ibu kota negara, maka penduduk yang padat di berbagai daerah khususnya di Jakarta lambat laun akan dapat di atasi. Sebab kota Palangka Raya sebagai kota pusat pemerintahan jumlah penduduknya pasti cepat bertambah. Yang disebabkan orbanisasi, transmigrasi, perpindahan spontan akan terjadi ke Palangka Raya. Sementara kepadatan penduduk Jakarta akan dapat ditekan. Wacana Pemindahan Ibu Kota Negara Dalam Wacana Pemindahan Ibukota Pemerintahan RI ke Palangka Raya dibahas pada Rakornas Kelitbangan tertanggal, 16 Maret 0 Comments/in Berita Terkini oleh: Andika Afriadhy (2017). MEDIA CENTER, Palangka Raya-Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kelitbangan yang diselenggarakan di Swiss Bel Hotel Danum Palangka Raya resmi dibuka oleh Menteri Dalam Negeri yang diwakilkan kepada Pelaksana Tugas Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendagri, Dodi Riyadmadji, (15/3/2017) Rabu malam pukul 20.00 WIB. Pembukaan Rakornas Kelitbangan ini dihadiri oleh ratusan peserta dari seluruh Indonesia. Hadir pula perwakilan Plt Sekda Provinsi Kalimantan Tengah, Sahrin Daulay mewakili gubernur, perwakilan DPRD provinsi, perwakilan DPRD Kota, dan beberapa Bupati serta Wakil Bupati. Dalam sambutan Menteri Dalam Negeri yang dibacakan Plt Kepala Badan Litbang Kemendagri, Dodi Riyadmadji, mengatakan Rakornas Kelitbangan yang diselenggarakan di Kota Palangka Raya memiliki nilai strategic berkenaan dengan ide yang disampaikan Presiden Joko Widodo yang mewacanakan Palangka Raya sebagai ibukota pemerintahan Republik Indonesia. Ide tersebut diwacanakan kembali oleh Presiden Joko Widodo saat melakukan kunjungan kerja ke Kota Palangka Raya dalam rangka menghadiri acara Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) pada 20 Desember 2016 yang lalu. Mendagri menjelaskan alasan diwacanakannya kembali Kota Palangka Raya sebagai calon ibukota pemerintahan RI karena letak wilayah Palangka Raya dinilai jauh dari ancaman bahaya kebencanaan, akan tetapi proses tersebut tidak mudah, mengingat banyak aspek lain yang masih perlu dikaji secara mendalam seperti untung dan ruginya bila ibukota negara jadi dipindah ke Provinsi Kalimantan Tengah. Untuk itu, Kemendagri berharap Badan Litbang Provinsi, Kabupaten/Kota diharapkan bisa menyumbangkan buah pikirannya dalam rangka wacana pemindahan ibukota pemerintahan RI ke Palangka Raya. (MC Isen Mulang) Musim Kemarau Tempoe Doeloe siklus alam dimusim kemarau terjadi dalam 5 tahun sekali sekali seperti tahun: 1962, 1967, 1972 dan tahun 1997 dst. Sekarang sepertinya tidak lagi demikian. Musim-musim kemarau bisa terjadi berderet tanpa mengenal tahun ganjil ataupun genap. Ciri menjelang kemarau diawali 4¬5 bulan sebelumnya. Didahului adanya luapan air dari hulu (bagian Utara di Kalteng), yang luar biasa (berlebihan). Penduduk yang tinggal di tepi sungai seperti: Barito, Kahayan, Katingan, Mentaya, seruyan, Lamandau, Arut, dll. Sering meluap. Dan sekitar bulan agustus suhu panas mulai terjadi. Bila tidak terjadi turun hujan, dalam waktu 6-8 minggu maka kawasan bergambut mulai berasap di pagi hari. Bila terjadi tiupan angin kencang, maka asappun menipis. Hal ini, mengakibatkan asap tebal karena tiupan angin yang sangat rendah. Asap tebal tidak mengenal apakah siang ataukah malam hari selalu tebal. Menurut Darlan (2014) bahwa:"...Peristiwa ini, adalah peristiwa alam, di kawasan gambut sekitar Khatulistiwa yang sejak dulu demikian. Bila terjadi hujan, asappun berkurang dan hilang...". Dunia Penerbangan Dalam beberapa tahun belakangan ternyata kabut asap mulai terpecahkan. Menurut: Darlan (2015) bahwa:"...Tempo doeloe kalau musim kabut tiba, secara otomatis dunia penerbangan dari dan ke Palangka Raya terhenti selama musim kemarau...". Belakangan ini, dunia penerbangan dilaku¬kan di malam hari. Sedangkan disiang hari jarak pandang sangat terbatas. Tapi jika dimalam hari dengan dipandu oleh lampu-lampu di landasan pacu, membuat dunia penerbangan lebih leluasa di malam hari. Melirik Ibu Kota Lain Dunia Bila kita perhatikan, ternyata negara-negara lain dengan berbagai alasan sudah banyak yang memisahkan antara kota pemerintahan dengan kota perdagangan antara lain seperti: Malaysia, Amereka dan Australia, dan banyak kota lainnya di dunia. Negeri tetangga kita, Malaysia Punya Putrajaya, Kapan Indonesia memindahan Ibukota pemerintahannya, Hanz Jimenez Salim (2013) "Kebanyakan penduduk Putrajaya adalah kaki tangan pemerintah (pegawai pemerintah/PNS). suasana kalau Sabtu dan Minggu, apalagi masa pilihan Raya, banyak yang pulang kampung untuk undi (memilih)," kata M. Rofiq, kepada Liputan 6.com, di Putrajaya. "Kalau mau, coba saja tidur-tiduran di jalan. Tak apa" hal serupa tidak banyak berbeda dengan kota Jakarta menjelang libur. Penduduk Jakarta tujuan Bandung, Jawa Tengah dan Timur untuk meman¬faatkan hari liburnya. Di sisi lain, suasana sepi makin menegaskan figur Putrajaya: bangunan¬bangunan megah bernuansa mediterania, jalanan lebar dan mulus, tata kota yang teratur, taman serta tumbuhan di sana. Sebuah kota modern yang ditata apik, oleh pemerintah Malaysia. Putrajaya dibangun tahun 1999, dimulai dari nol di bekas ladang sawit seluas 46 hektar. Jaraknya 25 km dari Kuala Lumpur. Palangka Raya yang dipersiapkan tentu lebih luas dari itu. Putrajaya yang tetap menyandang predikat sebagai ibukota. Jarak yang makin terasa pendek karena didukung sistem transportasi yang baik: kereta api dan bus yang menghubungkan dengan daerah sekitar. Bus, taksi, dan buat melayani perpindahan orang di dalam Putrajaya. "Dengan pusat-pusat kerajaan berkumpul seperti ini makin memudah¬kan urusan. Di sini juga tidak ada macet seperti di Kuala Lumpur. Meski ada juga yang anggap pembangunan Putrajaya pemborosan," tutur M Rofiq. Sementara menurut Imam Kaedi (2013) putra Malaysia mengaku bangga dengan ibukota barunya itu. "Saya pernah dialog dengan tamu dari Jerman. Dia kagum Malaysia punya ibukota seperti ini," kata dia. Bagaimana Indonesia? Soal ketegasan untuk memutuskan pemindahan ibukata, meski hanya administrasinya, harus diakui negeri jiran maju beberapa langkah dari kita. Karena Sejak lama, wacana pemindahan ibukota Indonesia timbul tenggelam juga dimasa sebelumnya. Berkali-kali mencuat jadi kontroversial, lalu redam. Palangka Raya yang diimpikan Presiden Soekarno Pertama atau sedikit melipir ke Jonggol yang pernah diwacanakan Soeharto, dua-duanya tak jelas realisasinya. Sementara, Jakarta makin padat, sesak, dan macet. Dan tak ketinggalan, banjir! Ibukota saat ini tak kuat lagi menanggung beban pertambahan pendu¬duk dan pesatnya pembangunan. Makin jauh dari gambaran sebuah ibukota yang ideal. Sebuah wacana tentang pemindahan ibukota juga jadi pertimbangan Pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono, (SBY) meminta para jajaran stafnya untuk merampung-kan rencana pemindahan Ibukota secara matang. "Dan Bapak Presiden yang kita ingat kata-kata beliau adalah kita harus berpikir hari ini sebelum kita terlambat," ujar Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah Velix Wanggai Januari 2013 lalu. Dan alasannya tak semata-mata macet dan banjir di DKI Jakarta, melainkan untuk meratakan pembangunan. Sementara, Pengamat Perkotaan, Nirwana Yoga justru mengatakan, saat ini belum perlu untuk memindahkan ibukota dari Jakarta. "Karena yakin dananya juga pasti belum ada secrs jelas. Pasti juga dibutuhkan dana yang besar untuk memindahkan suatu ibukota negara," kata dia saat dihubungi Liputan6.com baru-baru ini. Nirwana Yoga (2013) menyarankan, lebih baik saat ini dana dan energi difokuskan untuk menyelesaikan masalah-masalah di Jakarta. "Kita benahi Jakarta dulu agar lebih baik, jangan membahas wacana-wacana seperti itu, sama saja kita debat kusir. Tidak ada penyelesaiannya." Soal Putrajaya, dinilai, Malaysia punya alasan yang kuat untuk membuat keputusan itu. "Di Putrajaya hanya untuk ibukota pemerintahan dan steril dari kegiatan ekonomi." (Ein) Data Negara Yang Memindahkan ibu kota di Dunia Dalam data literatur menyebutkan bahwa ibu kota yang dipindahkan sangat banyak di dunia seperti: Erofa Barat 46 ibu kota negara yang dipindahkan, Erofa tengah dan Timur 46 ibu kota negara yang dipindahkan, di Asia ada 65 ibu kota yang dipindahkan. Termasuk di Indonesia Jakarta 1945-1948 ke Yogyakarta dan Jakarta ke Bukit Tinggi 1948-1949, Afrika ada 13 ibu kota negara yang dipindahkan, Oseania ada 5 ibu kota, Amerika Utara ada 14 ibu kota, Amerika Selatan ada 4 ibu kota negara yang dipindahkan. Jadi memperhatikan data literatur di atas, Jakarta yang akan dipindahkan ke Palangka Raya, hampir tidak ada alasan yang berarti untuk menolaknya. Kebijakan Pemda Sampai tanggal 14 April 2017 Gubernur Kalimantan Tengah H. Sugianto Sabran dalam acara Musyawarah Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Tengah di Aula Universitas Muhammadiyah Palangka Raya. Ia berharap agar ibu kota negeri ini nanti di Palangka Raya. lni sebuah kebijakan yang positif terhadap prospektif negeri kita di masa datang. Sejak tahun 2013 penulis ke kabupaten/kota di Kalimantan Tengah selalu membawa sebuah instrumen sederhana. Melakukan sebuah wawancara kepada berbagai lapisan masyarakat, tentang Palangka Raya dijadikan ibu kota negara tak satupun menemukan orang yang menentang. Bahkan ada yang berdo'a agar dipanjangkan umurnya, supaya ia sempat melihat bagaimana Istana Negara itu, ada di Palangka Raya. Demikian pula sejumlah artikel yang penulis baca, dan ditulis sebagai ahli hanya segelintir satu atau dua % yang meminta agar jangan membuang energi dan menyedot dana pembangunan buat memindahkan ibukota negara. Sebenarnya tidak demikian. Karena dalam membangun ibu kota negara tidak akan mampu dengan dana APBN. Tapi dana cadangan negara yang dikonsepkan dan diperuntukan di luar APBN. Disudut lain, masih ada tokoh masyarakat yang menyaksikan pidato Ir. Sukarno yang mengatakan bahwa di saat peletakan tiang pancang kota Palangka Raya, beliau menyebutkan: "...hanya 2 nama kota di negeri ini yang ada sebutan Raya, yaitu: Jakarta RAYA dan Palangka RAYA...". B erdo' alah. BAGIAN KE ( 4 ) TERLAMPIR

STRATEGI PENATAAN RENCANA PEMINDAHAN IBU KOTA NEGARA KE PALANGKA RAYA

Oleh : H.M.Norsanie Darlan BAGIAN ( 4 ) Secara Prosfektif Di bagian akhir tulisan ini, penulis mencoba menguraikan secara prosfektif Palangka Raya menuju Ibu Kota Negara ke masa depan, minimal 4 hal adalah: Pertama: Kota ini berkembang akan menyatu atau kembar dengan Kasongan dan Pulang Pisau, Palangka Raya. Walau dalam waktu lama. Sama halnya antara Jakarta dengan: Tangerang dan Bekasi. Atau akan ada, muncul kota baru sebagai akibat lajunya pertumbuhan penduduk, di daerah ini. Kedua: Kota Palangka Raya pada saatnya akan terbagi menjadi 5 wilayah yaitu: Palangka Raya Pusat, Palangka Raya Timur dan Barat, serta Palangka Raya Utara dan Selatan. Karena tidak mungkin Palangka Raya ini tetap seperti sekarang. Ketiga: Dengan jumlah penduduk yang akan bertambah, diserta banyaknya tamu yang datang maupun pergi tidak sebatas dalam negeri, tapi juga manca negara. Maka bandara Cilik Riwut tidak dapat lagi dipertahankan seperti sekarang. Tentu harus dibangun yang lebih besar. Keempat: Disamping hal-hal di atas, jalanpun tidak cukup yang ada. Tentu akan tercipta sejumlah jalan besar, namun luasnya areal lahan di kawasan sekitar Palangka Raya untuk menuju ibu kota negara tidaklah menggangu permukiman penduduk. Karena areal tanah kosong/tanah negara masih luas. Kelima: Pada bagian akhir tulisan ini, Jika Retrospektif dan Prosfektif Palangka Raya menuju Ibu Kota Negara terwujud. 'Maka Palangka Raya inilah sebuah kota yang dibangun oleh bangsa¬nya sendiri. Terlebih oleh putra terbaik bangsa saat itu Bung Karno. Karena banyak kota tua di Indonesia dibangun sejak zaman penjajahan. Disisi lain Jika Ibu kota negara dipindahkan ke Palangka Raya, belum terlihat kecemasan penduduk se tempat atas bakal terjadinya perubahan luar biasa yang sangat besar. Kehadiran ibu kota ke provinsi terluas ke 2 di Indonesia setelah Papua itu, menyebut ucapan Walikota yang ditanya penulis sehari sebelum ulan tahun ke 70 kota Palangka Raya: Dr. Riban Setia, MAP (2017) menyebutkan: ”...Kami tidak meminta Palangka Raya dijadikan ibu kota negara. Tapi kalau memang kehendak Bung Karno 70 tahun silam itu di kabulkan, kami juga tidak menolak...”. Semoga Sukses Selalu DAFTAR PUSTAKA Adhi, 2016. Jakarta Macet, banjir, polusi udara, pemukiman padat penduduk, dan masih ada lagi segudang masalah lainnya yang mendera Ibu Kota DKI Jakarta. Darlan, H.M. Norsanie, 1998. Strategi adalah salah satu cara dalam mencapai tujuan, materi Bahan Ajar FKIP, Palangka Raya. ------------, 2014. Palangka Raya Slap Jadi Ibu kota Negara, Antara, Jakarta. ------------, 2015. Jakarta Can Lokasi Baru Ke KALTENG, Antara, Banjarmasin. ------------, 2017. Retrospektif Dan Prospektif Palangka Raya Menuju Ibu Kota Negara, Pidato Pengokohan, ICMI Orwil Kalteng, Palangka Raya. Kaedi, Imam, 2013. Pemuda Malaysian Mengaku Bangga Dengan Ibukota Barunya, Putrajaya, Malaysia Kristanti, Elin Yunita, 2013. Lalu lintas di Putrajaya, Malaysia, Jakarta. Lotulung, Andrew, 2017. Hujan deras yang mengguyur wilayah Jabodetabek pada Selasa (21/2/2017)X, KOMPAS.com —Jakarta. Media, Wild, 2016. Daftar bekas ibu kota negara di Dunia, Dan Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. MC Isen Mulang, 2016. Iletak wilayah Palangka Raya dinilai jauh dari ancaman bahaya kebencanaan, Palangka Raya. Nurrizki, Adinda, 2017. Palangka Raya, Jadi Calon Ibu Kota Republik Indonesia, Ini Tempat Wisata Indah, Publik, Jakarta. Rofiq, M. 2013. Liputan6.com, tentang Putrajaya, Jakarta. Reyadmadji, Dodi, 2017. Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendagri, Palangka Raya. Sabran, H. Sugianto, 2017. Sambutan Gubernur Kalteng Dalam Musw i I Salim, Hanz Jimenez , 2013. Malaysia Punya Putrajaya, Kapan Indonesia Purdah Ibukota, Jakarta. Santoso, Purwo, 2009. Kalimantan Tengah Membangun Dari Pedalaman, Sukarno, 1957. Kota Palangka Raya sebagai Modal dan Model. Pidato saat Peletakan Batu Pertama, Palangka Raya. Sutopo, 2017. Hujan deras yang mengguyur wilayah Jabodetabek, Kompas, Jakarta. Sejarah Kota Palangka Raya 1952-1972 Y, 1977. Membangun Kalimantan Tengah, Palangka Raya. Yunita Kristanti, Elin, Lalu lintas di Putrajaya, Malaysia, Jakarta. WHO, 2009 silam, Badan Kesehatan Dunia (WHO) sempat menempatkan Jakarta sebagai kota terjorok ketiga di dunia setelah Meksiko dan Thailand, Jakarta. Yoga, Nirwana, 2013. Menyarankan, lebih baik saat ini dam dan energi difokuskan untuk menyelesaikan masalah-masalah di Jakarta ---------------------- Penulis: Prof. Dr. H.M. Norsanie Darlan, MS PH Ketua Program Magister Pendidikan Luar Sekolah / PNF Dosen S-1 dn S-2 PLS/PNF Universitas Palangka Raya. SELAMAT & SUKSES SELALU

Rabu, 25 Oktober 2017

RETROSPEKTIF DAN PROSPEKTIF PALANGKA RAYA MENUJU IBU KOTA NEGARA

Oleh: H.M, Norsanie Darlan Pendahuluan Melirik sejarah kota Palangka Raya terdiri dari kata "Palangka dan Raya". Palangka Raya berasal dari suatu wadah Palangka (bagian muka dan belakang, melukiskan bentuk gambar Burung Elang, Enggang). Pendapat lain Y. Salillah, (1977) tentang "Palangka" adalah tempat sajen. yang menurut kepercayaan leluhur/nenek moyang suku dayak, dipakai oleh Mahatala Langit (Tuhan Yang Maha Esa) untuk menurunkan manusia pertama ke atas dunia. Kota Palangka Raya adalah kota terluas ke 3 di Indonesia. Dan Kalimantan Tengah wilayah terluas ke 2 di Republik Indonesia. Palangka Raya dapat dilihat sebagai kota yang memiliki 3 wajah; wajah perkotaan, wajah pedesaan dan wajah hutan. Namun wajah mulai dewasa ini, mulai merubah wajahnya seperti sekarang. Provinsi Kalimantan Tengah terbentuk melalui proses yang panjang. Sejarah pembentukan Pemerintahan Kota Palangka Raya adalah bagian integral dari pembentukan Provinsi Kalimantan Tengah berdasarkan Undang-Undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957, lembaran Negara Nomor 53 berikut penjela¬sannya (Tambahan Lembaran Negara Nomor 1284) berlaku mulai tanggal 23 Mei 1957, yang selanjutnya disebut Undang-Undang Pembentukan Daerah Swatantra Provinsi Kalimantan Tengah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1958, Parlemen Republik Indonesia tanggal 11 Mei 1959 mengesah¬kan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959, yang menetapkan pembagian Provinsi Kalimantan Tengah dalam 5 Kabupaten dan Palangka Raya sebagai Ibukotanya. Kota Palangka Raya secara geografis terletak pada 113°30'¬114°07' Bujur Timur dan 1°35'- 2°24' Lintang Selatan, dengan luas wilayah 2.678,51 Km2 (267.851 Ha) dengan topografi terdiri dari tanah datar dan berbukit dengan kemiringan kurang dari 40%. Beberapa Pengertian Bila kita memperhatian terhadap arti dan apa yang tertera dalam judul buku ini. Ada 3 hal yang dianggap perlu penulis uraikan berdasarkan judul buku sebagai berikut: 1. Prospektif adalah Asal Kata Retro yang dari beberapa sumber penulis baca kebanyakan mengungkap tentang kejadian kebelakang artinya peristiwa kemasa lampau, seperti halnya kota Palangka Raya diletakkan batu pertama oleh putra terbaik bangsa sekaligus Presiden RI yang pertama Bung Karno. Dengan pendekatan oleh Pahlawan Nasional asal Kalimantan Tengah: Cilik Riwut. 2. Prospektif adalah prospeknya; dapat (mungkin) terjadi; ada harapan (baik) ke masa depan. Termasuk jika hal ini terjadi, kota Palangka Raya menjadi ibu kota negara, sebagai kota pemerintahan. Tentu bukan lagi dijadikan kawasan tertinggal, melainkan menjadi daerah yang lebih maju dari sekarang. 3. 3.Menuju Ibu Kota Negara adalah sebuah harapan yang disertai dengan perencanaan yang lebih matang. Pemerintah telah menurunkan tenaga ahli dari Litbang Depdagri dengan pengkajian yang matang. Tentu hasilnya tidak sebagai konsep biasa, melainkan konsep yang mapan untuk berdirinya ibu kota negara RI. Publikasi Via Media Penulis Rabu, 30 Juli 2014 diwawancarai Syamsudin Hasan, SH (Wartawan LKBN Antara) Banjarmasin. Walau saya berada di Erafa saat itu, tepat saat W1B Presiden Baru Tampilkan Model Baru selaku Akademisi dari Universitas Palangka Raya, Kalimantan Tengah Prof Dr HM Noranie Darlan MS, PH sudah berpendapat, presiden baru harus menampilkan model barn pula. "Kalau tidak, kurang indah hanya melanjutkan program lama. Harusnya menunjukkan program baru pula," katanya menjawab Antara Kalimantan Selatan, di Banjarmasin. Penulis selaku putra Kalteng dengan motto daerahnya Isen Mulang (Pantang Mundur) itu mencontohkan kota Jakarta sebagai Ibu Kota Negara RI yang beberapa tahun belakangan di mana-mana banjir. "Sedangkan lokasi baru di sekitar sulit atau tidak mungkin untuk menghindar dari banjir," "Sementara Kalteng lahan tersedia yang luas. Kenapa tidak dialihkan ke Kalteng saja Ibu Kota Negara atau Pusat Pemerintahan Indonesia," pengalihan pusat pemerintahan atau Ibu Kota Negara itu tentu ada ketertautan dengan pembangunan daerah tertinggal. "Sebenarnya masih banyak lagi program yang hams dialihkan dari Ibu Kota atau Pulau Jawa agar tidak terjadi kesenjangan sosial," tutur Koordinator Wilayah Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (Korwil ICMI) Kalteng itu. "Jadi kita tak perlu risih atas pemindahan Ibu Kota Negara atau pusat pemerintahan. Apalagi kita tahun tidak ada permasalahan mendasar dalam pemin lahan pusat pemerintahan tersebut," lanjutnya. Sebagai contoh dalam pemindahan kota/pusat pemerintahan negara, antara lain Malaysia, Amerika Serikat, dan Australia, mereka tak pernah rugi, bahkan tambah maju, mengingatkan wacana presiden pertama Republik Indonesia Ir Soekarno yang mau mengalihkan Ibu Kota Negara ke Pahandut, Kalteng. Pahandut asal nama kota Palangka Raya, ibu kota Kalteng, yang peresmiannya oleh Presiden Soekarno pada 1957. Dalam perkembangan provinsi yang luasnya hampir satu setengah kali luas Pulau Jawa tersebut, kini ada 14 kabupaten/kota. Sebelum era otonomi daerah tahun 1999, provinsi yang kaya dengan sumber daya hutan itu hanya terbagi enam kabupaten/kota, yaitu Kota Palangka Raya, dan Kabupaten Kapuas. Selain itu, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kotawaringin Barat (Kobar), Barito Selatan (Barsel) dan Kabupaten Barito Utara (Barut). Pada era reformasi/otonomi daerah terjadi pemekaran, Kabupaten Kapuas, Kotim dan Kobar masing¬-masing dimekarkan menjadi tiga kabupaten. Sementara Barsel dan Barut masing-masing dimekarkan menjadi dua kabupaten. Pemekaran dari Kabupaten Kapuas yaitu Kabupaten Pulang Pisau dan Gunung Mas, dari Kotim tambah Kabupaten Katingan dan Seruyan, Kobar tambah Kabupaten Lamandau dan Sukamara. Untuk pemekaran Basel tambah Kabupaten Barito Timur (Bartim) dan Barut ditambah Kabupaten Murung Raya (Mura). (ant) (BAMSOETNEWS). Menyimak Masa Lampau Seorang reporter salah satu media: Adhi (2016) Senin, 07 November 2016 otonomi,co.id mengomentari tentang: Jakarta Macet, banjir, polusi udara, pemukiman padat penduduk, dan masih ada lagi segudang masalah lainnya yang mendera Ibu Kota DKI Jakarta. Parahnya, yang diawali parahnya sejak 2009 silam, Badan Kesehatan Dunia (WHO) sempat menempatkan Jakarta sebagai kota terjorok ketiga di dunia setelah Meksiko dan Thailand. Menurut Purwo Santoso, (2009) bahwa: apakah Jakarta masih idealkah diagung-agungkan sebagai ibu kota negara? Ya, wacana untuk memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke kota lain memang bukan kabar baru. Di era Orde Baru, Presiden Soeharto sempat berencana memindahkan ibu kota pemerintahan dari Jakarta ke Jonggol, Bogor, Jawa Barat. Terbaru, pemerintah di bawah arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga sempat membahas ide memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Pulau Kalimantan. Apakah Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur dan Pangkalan Bun, Kabupaten Waringan Barat pun sempat mengemuka sebagai calon ibu kota baru. Namun arealnya tidal( seluas wilayah di sekitar kota Palangka Raya. Sebetulnya, ide memindahkan ibu kota dari Jakarta sendiri sudah sernpat diwacanakan di era Presiden Soekarno. Memasuki tahun 1950-an, (Penulis Belum Lahir) Bung Karno sudah meramalkan Jakarta akan menjadi kota yang pertumbuhannya tak terkendali. Berdasarkan hal itu, Soekarno yang sedang melakukan safari kenegaraan ke beberapa negara pun memanfaatkan momen tersebut untuk melakukan studi banding melihat kota-kota di negara lain. Pada 1956, Soekarno akhirnya membuka kepada publik bahwa ia memiliki rencana untuk memindahkan ibu kota Indonesia dan Jakarta ke Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Mengapa Palangka Raya? Dikutip dari laman harian Merdeka, ada beberapa pertimbangan Ir. Soekamo. Pertama, Kalimantan adalah pulau terbesar di Indonesia dan letaknya di tengah-tengah gugus pulau Indonesia. Alasan Kedua, Soekarno ingin berusaha menghilangkan sentralisasi Jawa. Ketiga Selain itu, pembangunan Kota Jakarta dan Jawa secara umum adalah konsep peninggalan Belanda. Soekarno ingin membangun sebuah ibu kota dengan konsepnya sendiri. Bukan peninggalan penjajah, tapi sesuatu yang orisinil, "Jadikanllah Kota Palangka Raya sebagai modal dan model," ujar Ir. Soekarno saat pertama kali meletakkan tonggak pembangunan Kota Palangka Raya pada 17 Juli 1957 lalu". Adinda Nurrizki, (2017). bahwa kota Palangka Raya saat ini sering disebut-sebut karena menjadi kandidat terkuat ibu kota Indonesia yang baru. Kota ini disebut sebagai kota ideal karena berada di pulau yang luas, di tengah-tengah gugusan pulau NKRI, dan minimnya potensi bencana. Jika memang ibu kota akan dipindahkan ke sum, maka tentu ada saja tempat wisata yang indah dan bisa Anda nikmati di berbagai tempat sekarang. Peristiwa 60 Tahun Silam Sebuah peristiwa yang sangat tidak begitu berarti jika kita melakukan retrospektif 60 tahun silam. Kenapa demikian, desa Pahandut yang terletak tidak jauh dari persimpangan sungai kal ayan dengan sungai rungan. Ada desa kecil yang berpenduduk tidak seberapa. Mengingat kota Sampit terlalu dekat dengan pesisir laut Jawa. Demikian juga Kuala Kapuas disamping dekat pesisir yang sama, juga hanya 40 Km di sebelah barat Kota Banjarmasin (Ibu kota Kalimantan Selatan). Maka diambil lokasi yang agak di tengah-tengah yaitu desa Pahandut. Yang saat itu penuh dengan hutan balantara, oleh Gubernur Kalimantan Tengah yang pertama: Cilik Riwut. Bung Karno yang melihat lokasi Pahandut menjadi kota Palangka Raya itu sangat strategis dengan berbagai pertimbangan: 1. Tidak pernah terjadi bencana Banjir, 2. Tidak ada Gunung Meletus, dan 3. Di tempat ini berada di tengah-tengah pulau terbesar di negeri kita. (saat tullisan ini Diturunkan, Kalteng provinsi terluas/terbesar ke dua setelah Papua). Perlu kita ketahui bersama konsep Bung Karno yang bisa kita ingat kota Palangka Raya bukan kota peninggalan Belanda. Jika diperhatikan dalam peta, jarak ke Aceh maupun ke Papua dan kota Palangka Raya juga hampir sama. Berarti Palangka Raya betul-betul di tengah-tengah negeri ini. Dan sekarang menjadi provinsi terluas ke 2 itu di tanah air, wajar Palangka Raya )dijadilcan ibu kota negara. Kehadiran Bung Kamo ke Pahandut/Palangka Raya tidak hanya sekali, tapi berulang kali. Walau hanya naik kapal Sungai (Bus Air) dengan menghabiskan waktu yang panjang. Dan membawa para dosen Fakultas Teknik apakah dari Universitas Gadjah Mada (UGM) maupun Universitas Indonesia (UI). Untuk merancang bangun dan rekayasa sebagai kota idaman, yang akan dijadikan ibu kota negara. buktinya sekarang jalan -jalan yang dikonsep saat itu selalu lebar dan tertata baik. Jakarta Terendam Banjir Banyak sumber menyebutkan, bahwa ibu kota negara semakin tahun semakin menghawatirkan. Apa lagi. Kali Sunter yang melintasi Cipinang Melayu, ditambah, curah hujan yang tinggi sepanjang hari kemarin. (KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG). JAKARTA, KOMPAS.com — Hujan deras yang mengguyur wilayah Jabodetabek pada Selasa (21/2/2017) pagi menyebabkan sejumlah wilayah terendam banjir. Setidaknya ada 54 wilayah di lbu Kota yang terendam banjir. "Ribuan rumah dan jalan terendam banjir dengan ketinggian bervariasi, 10-150 sentimeter. Terdapat 54 titik banjir dan genangan, yaitu di Jakarta Selatan (11 titik), Jakarta Timur (29 titik), dan Jakarta Utara (14 titik)," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya, Selasa. Sutopo (2017) menjelaskan, banjir ini disebabkan drainase yang tidak mampu menampung aliran air di permukaan. Selain itu, banjir juga disebabkan luapan dari sungai yang statusnya naik mulai dari Siaga I hingga II. "Akibatnya, aliran air permukaan dari drainase tidak dapat dialirkan ke sungai," kata Sutopo. Mengatasi Padat Penduduk Penduduk kalimantan tengah saat ini, tidak begitu jauh berbeda dengan jumlah penduduk kabupaten Malang. Sementara luas wilayahnya terbesar/ terluas ke 2 di negeri ini setelah Papua. Dengan kota Palangka Raya dijadikan ibu kota negara, maka penduduk yang padat di berbagai daerah khususnya di Jakarta lambat laun akan dapat di atasi. Sebab kota Palangka Raya sebagai kota pusat pemerintahan jumlah penduduknya pasti cepat bertambah. Yang disebabkan orbanisasi, rtransmigrasi, perpindahan spontan akan terjadi ke Palangka Raya. Sementara kepadatan penduduk Jakarta akan dapat ditekan. Wacana Pemindahan Ibu Kota Negara Dalam Wacana Pemindahan Ibukota Pemerintahan RI ke Palangka Raya dibahas pada Rakornas Kelitbangan tertanggal, 16 Maret 0 Comments/in Berita Terkini oleh: Andika Afriadhy (2017). MEDIA CENTER, Palangka Raya-Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kelitbangan yang diselenggarakan di Swiss belHotel danum Palangka Raya resmi dibuka oleh Menteri Dalam Negeri yang diwakilkan kepada Pelaksana Tugas Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendagri, Dodi Riyadmadji, (15/3/2017) Rabu malam pukul 20.00 WIB. Pembukaan Rakornas Kelitbangan ini dihadiri oleh ratusan peserta dari seluruh Indonesia. Hadir pula perwakilan Plt Sekda Provinsi Kalimantan Tengah, Sahrin Daulay mewakili gubernur, perwakilan DPRD provinsi, perwakilan DPRD Kota, dan beberapa Bupati serta Wakil Bupati. Dalam sambutan Menteri Dalam Negeri yang dibacakan Plt Kepala Badan Litbang Kemendagri, Dodi Riyadmadji, mengatakan Rakornas Kelitbangan yang diselenggarakan di Kota Palangka Raya memiliki nilai strategic berkenaan dengan ide yang disampaikan Presiden Joko Widodo yang mewacanakan Palangka Raya sebagai ibukota pemerintahan Republik Indonesia. Ide tersebut diwacanakan kembali oleh Presiden Joko Widodo saat melakukan kunjungan kerja ke Kota Palangka Raya dalam rangka menghadiri acara Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) pada 20 Desember 2016 yang lalu. Mendagri menjelaskan alasan diwacanakannya kembali Kota Palangka Raya sebagai calon ibukota pemerintahan RI karena letak wilayah Palangka Raya dinilai jauh dari ancaman bahaya kebencanaan, akan tetapi proses tersebut tidak mudah, mengingat banyak aspek lain yang masih perlu dikaji secara mendalam seperti untung dan ruginya bila ibukota negara jadi dipindah ke Provinsi Kalimantan Tengah. Untuk itu, Kemendagri berharap Badan Litbang Provinsi, Kabupaten/Kota diharapkan bisa menyumbangkan buah pikirannya dalam rangka wacana pemindahan ibukota pemerintahan RI ke Palangka Raya. (MC Isen Mulang) Musim Kemarau Tempoe Doeloe siklus alam dimusim kemarau terjadi dalam 5 tahun sekali sekali seperti tahun: 1962, 1967, 1972 dan tahun 1977 dst. Sekarang sepertinya tidak lagi demikian. Musim-musim kemarau bisa terjadi berderet tanpa mengenal tahun ganjil ataupun genap. Ciri menjelang kemarau diawali 4¬5 bulan sebelumnya. Didahului adanya luapan air dari hulu (bagian Utara di Kalteng), yang luar biasa (berlebihan). Penduduk yang tinggal di tepi sungai seperti: Barito, Kahayan, Katingan, Mentaya, seruyan, Lamandau, Arut, dll. Sering meluap. Dan sekitar bulan agustus suhu panas mulai terjadi. Bila tidak terjadi turun hujan, dalam waktu 6 — 8 minggu maka kawasan bergambut mulai berasap di pagi hari. Bila terjadi tiupan angin kencang, maka asappun menipis. Hal ini, mengakibatkan asap tebal karena tiupan angin yang sangat rendah. Asap tebal tidak mengenal apakah siang ataukah malam hari selalu tebal. Menurut Darlan (2014) bahwa:"...Peristiwa ini adalah peristiwa alam, di kawasan gambut sekitar Khatulistiwa yang sejak dulu demikian. Bila terjadi hujan, asappun berkurang dan hilang...". Dunia Penerbangan Dalam beberapa tahun belakangan ternyata kabut asap mulai terpecahkan. Menurut: Darlan (2015) bahwa:"...Tempo doeloe kalau musim kabut tiba, secara otomatis dunia penerbangan dari dan ke Palangka Raya terhenti selama musim kemarau...". Belakangan ini, dunia penerbangan dilaku¬kan di malam hari. Sedangkan disiang hari jarak pandang sangat terbatas. Tapi jika dimalam hari dengan dipandu oleh lampu-lampu di landasan pacu, membuat dunia penerbangan lebih leluasa di malam hari. Melirik Ibu Kota Lain Dunia Bila kita perhatikan, ternyata negara-negara lain dengan berbagai alasan sudah banyak yang memisahkan antara kota pemerintahan dengan kota perdagangan antara lain seperti: Malaysia, Amereka dan Australia, dan banyak kota di dunia. Negeri tetangga kita, Malaysia Punya Putrajaya, Kapan Indonesia memindahan Ibukota penterintahannya, Hanz Jimenez Salim (2013) "Kebanyakan penduduk Putrajaya adalah kaki tangan pemerintah (pegawai pemerintah/PNS). suasana kalau Sabtu dan Minggu, apalagi masa pilihan raya, banyak yang pulang kampung untuk undi (memilih)," kata M. Rofiq, kepada Liputan 6.com, di Putrajaya. "Kalau mau, coba saja tidur-tiduran di jalan. Tak apa" hal serupa tidak banyak berbeda dengan kota Jakarta menjelang libur. Penduduk Jakarta tujuan Bandung, Jawa Tengah dan Timur untuk meman¬faatkan hari liburnya. Di sisi lain, suasana sepi makin menegaskan figur Putrajaya: bangunan¬bangunan megah bernuansa mediterania, jalanan lebar dan mulus, tata kota yang teratur, taman serta tumbuhan di sana. Sebuah kota modern yang ditata apik, oleh pemerintah Malaysia. Putrajaya dibangun tahun 1999, dimulai dari nol di bekas ladang sawit seluas 46 hektar. Jaraknya 25 km dari Kuala Lumpur. Palangka Raya yang dipersiapkan tentu lebih luas dari itu. Putrajaya yang tetap menyandang predikat sebagai ibukota. Jarak yang makin terasa pendek karena didukung sistem transportasi yang baik: kereta api dan bus yang menghubungkan dengan daerah sekitar. Bus, taksi, dan boat melayani perpindahan orang di dalam Putrajaya. "Dengan pusat-pusat kerajaan berkumpul seperti ini makin memudah¬kan urusan. Di sini juga tidak ada macet seperti di Kuala Lumpur. Meski ada juga yang anggap pembangunan Putrajaya pemborosan," tutur M Rofiq. Sementara menurut Imam Kaedi (2013) putra Malaysia mengaku bangga dengan ibukota barunya itu. "Saya pernah dialog dengan tamu dari Jerman. Dia kagum Malaysia punya ibukota seperti ini," kata dia. Bagaimana Indonesia? Soal ketegasan untuk memutuskan pemindahan ibukata, meski hanya administrasinya, harus diakui negeri jiran maju beberapa langkah dari kita. Karena Sejak lama, wacana pemindahan ibukota Indonesia timbul tenggelam. Berkali-kali mencuat jadi kontroversi, lalu redam. Palangka Raya yang diimpikan Presiden Soekarno atau sedikit melipir ke Jonggol yang pernah diwacanakan Soeharto, dua-duanya tak jelas realisasinya. Sementara, Jakarta makin padat, sesak, dan macet. Dan tak ketinggalan, banjir! Ibukota saat ini tak kuat lagi menanggung beban pertambahan pendu¬duk dan pesatnya pembangunan. Makin jauh dari gambaran sebuah ibukota yang ideal. Sebuah wacana tentang pemindahan ibukota juga jadi pertimbangan Pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono. SBY meminta para jajaran stafnya untuk merampung-kan rencana pemindahan Ibukota secara matang. "Dan Bapak Presiden yang kita ingat kata-kata beliau adalah kita harus berpikir hari ini sebelum kita terlambat," ujar Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah Velix Wanggai Januari 2013 lalu. Dan alasannya tak semata-mata macet dan banjir di DKI Jakarta, melainkan untuk meratakan pembangunan. Sementara, Pengamat Perkotaan, Nirwana Yoga justru mengatakan, saat ini belum perlu untuk memindahkan ibukota dari Jakarta. "Karena saya yakin dananya juga pasti belum ada. Pasti juga dibutuhkan dana yang besar untuk memindahkan suatu ibukota negara," kata dia saat dihubungi Liputan6.com baru-baru ini. Nirwana Yoga (2013) menyarankan, lebih baik saat ini dana dan energi difokuskan untuk menyelesaikan masalah-masalah di Jakarta. "Kita benahi Jakarta dulu agar lebih baik, jangan membahas wacana-wacana seperti, itu sama raja kita debat kusir. Tidak ada penyelesaiannya." Soal Putrajaya, dinilai, Malaysia punya alasan yang kuat untuk membuat keputusan itu. "Di Putrajaya hanya untuk ibukota pemerintahan dan steril dari kegiatan ekonomi." (Ein) Data Negara Yang Memindahkan ibu kota di Dunia Dalam data literatur menyebutkan bahwa ibu kota yang dipindahkan sangat banyak di dunia seperti: Erofa Barat 46 ibu kota negara yang dipindahkan, Erofa tengah dan Timur 46 ibu kota negara yang dipindahkan, di Asia ada 65 ibu kota yang dipindahkan. Termasuk di Indonesia Jakarta 1945-1948 ke Yogyakarta dan Jakarta ke Bukit Tinggi 1948-1949, Afrika ada 13 ibu kota negara yang dipindahkan, Oseania ada 5 ibu kota yang dipindahkan, Amerika Utara ada 14 ibu kota yang dipindahkan, Amerika Selatan ada 4 ibu kota negara yang dipindahkan. Jadi memperhatikan data literatur di atas, Jakarta yang akan dipindahkan ke Palangka Raya, hampir tidak ada alasan yang berarti untuk menolaknya. Kebijakan Pemda Sampai tanggal 14 April 2017 Gubernur Kalimantan Tengah H. Sugianto Sabran dalam acara Musyawarah Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Tengah di Aula Universitas Muhammadiyah Palangka Raya. Ia berharap agar ibu kota negeri ini nanti di Palangka Raya. lni sebuah kebijakan yang positif terhadap prospektif negeri kita di masa datang. Sejak tahun 2013 penulis ke kabupaten/lcota di Kalimantan Tengah selalu membawa sebuah instrumen sederhana. Melakukan sebuah wawancara kepada berbagai lapisan masyarakat, tentang Palangka Raya dijadikan ibu kota negara tak satupun menemukan orang yang menentang. Bahkan ada yang berdo'a agar dipanjangkan umur, supaya ia sempat melihat bagaimana Istana Negara itu, ada di Palangka Raya. Demikian pula sejumlah artikel yang penulis baca, dan ditulis sebagai ahli hanya segelintir satu atau dua % yang meminta agar jangan membuang energi dan menyedot dana pembangunan buat memindahkan ibukota negara. Sebenarnya tidak demikian. Karena dalam membangun ibu kota negara tidak akan mampu dengan dana APBN. Tapi dana cadangan negara yang dikonsepkan yang diperuntukan di luar APBN. Disudut lain, masih ada tokoh masyarakat yang menyaksikan pidato Ir. Sukarno yang mengatakan bahwa di saat peletakan batu pertama kota Palangka Raya, beliau menyebutkan: "...hanya 2 nama kota di negeri ini yang ada sebutan Raya, yaitu: Jakarta RAYA dan Palangka RAYA...". B erdo' alah. Secara Prosfektif Di bagian akhir tulisan ini, penulis mencoba menguraikan secara prosfektif Palangka Raya menuju Ibu Kota Negara ke masa depan, minimal 4 hal adalah: Pertama: kota ini adakan berkembang akan menyatu atau kembar dengan Kasongan dan Pulang Pisau. Walau dalam waktu lama. Sama halnya antara Jakarta dengan Tangerang dan Bekasi. Atau akan ada, muncul kota yang baru sebagai akibat lajunya pertumbuhan penduduk. Kedua: kota Palangka Raya pada saatnya akan terbagi menjadi 5 wilayah yaitu: Palangka Raya Pusat, Palangka Raya Timur dan Barat, serta Palangka Raya Utara dan Selatan. Karena tidak mungkin Palangka Raya ini tetap seperti sekarang. Ketiga: Dengan jumlah penduduk yang akan bertambah, diserta banyaknya tamu yang datang maupun pergi tidak sebatas dalam negeri, tapi juga manca negara. Maka bandara Cilik Riwut tidak dapat lagi dipertahankan seperti sekarang. Tentu harus dibangun yang lebih besar. Keempat: disamping hal-hal di atas, jalanpun tidak cukup yang ada. Tentu akan tercipta sejumlah jalan besar, namun luasnya areal lahan di kawasan sekitar Palangka Raya untuk menuju ibu kota negara tidaklah menggangu permukiman penduduk. Karena areal tanah kosong/tanah negara masih luas. Kelima: Pada bagian akhir tulisan ini, Jika Retrospektif dan Prosfektif Palangka Raya menuju Ibu Kota Negara terwujud. 'Maka Palangka Raya inilah sebuah kota yang dibangun oleh bangsa¬nya sendiri. Terlebih oleh putra terbaik bangsa saat itu Bung Karno. Karena banyak kota tua di Indonesia dibangun sejak zaman penj aj ahan.

Selasa, 17 Oktober 2017

Competence To Win The Competition On The National and Global Labor Market (An Idea Create a Nation Successor)

By: H.M. Norsanie Darlan preliminary Training Institute and Training Institute are two non-formal education units as stated in Article 26 paragraph (4) of Law Number 20 Year 2003 regarding National Education System. In general Article 26 paragraph (5) explained that the courses and training are held for people who need knowledge, skills, life skills, and attitudes to develop themselves, develop professions, work, independent business and / or continue education to more high. In addition, re-enacted in Article 103 paragraph (1) of Government Regulation Number 17 Year 2010 regarding the management and implementation of education that: courses and training are held for the community, in order to develop professional personality and to improve vocational competence of learners ) in a course and training to improve the quality of young people into the future. Non-formal education / Out-of-school education is an education that must also be owned by every Indonesian people who need it. This is a very important order in the world of formal education. Since formal education has been available in various areas of expertise, it is still felt that it is not enough with formal education, but the role of non-formal education is an education that is getting more and more perceived when formal education has begun to be felt complete. This if not equipped with non formal education such as: the role of LPP Quantum, in east kotawaringin district, especially the city of Sampit. The author discussed with a figure of Nasio-nal Education, Prof. Djudju Sudjana (1999). He describes in the Erofa Continent that during the time of education that greatly felt the importance of education outside school. For that PNF must exist in every field. So he took the example in Indonesia the role of non-formal education (Non-Formal Education) has not been widely played. Yet the more advanced a country, the more advanced also education outside school. But in fact in our homeland, not so. But we are grateful in the city of Sampit LPP Quantum, has helped solve this theory. The author of 2002 was then assigned by the Governor of Central Kalimantan as head of the Provincial Training and Training Board. And felt in Prajabatan Training did not find the Candidate of civil servants at that time, who came to work already has a certificate of expertise. Except teachers and doctors who are attached her diploma by Deed IV for the teacher as a certificate of teaching skill. And doctor with certificate of Competency Test doctor Indonesia. While the other CPNS at that time, has never required a certificate of his skills in entering the work field. The certificate of expertise is similar to that issued by the Institute of Courses and Training (LKP) one of them LPP Quantum today. There is still a brief example of a job requirement in Greater East Asia (Japan) for example in undergraduate Bachelor of Electrical. In the company test he was accepted to work in the Electric company. But when he wants to go to work, he can not work yet. Because it does not have certificate of expertise in processing Electricity. So that concerned should take a course in LKP on Electricity. Otherwise he goes to work at the company where he is accepted to work. This is a proof of the role of the Course Society in a developed country. It should be in Indonesia too. Various insights Understanding competence is an authority (power) to determine (decide something) in the provision of knowledge and skills to learners (WB) in LPP Quantum. The Meaning of Winning Competition leads to winning the example: 'not just the strength of the weapon, but the Quantum LPP through the non-formal education path not through economic power can also win through warfare. The labor market can be interpreted as a market that brings together labor-seekers. In this market, are job seekers (Employment Owners), while as seekers are institutions that require labor. National and Global Meaning is National to apply to one country only. For example National Indonesia, National Singapore and others. While International means to be world-wide. So the relationship of the country from Southeast Asia with the country from East Asia is international and vice versa. The goal We are equally understandable that providing good motivation and understanding to learners (including learners) including our graduates today, and have felt the importance of competence in winning the competition. So they participate in this Quantum LPP. Provide insight to parents of the graduates on the importance of education The role of LKP Educate the nation As for the Role of the Course and Training Institute, every day the instructors in the training institute or course undertake various teaching and learning activities with the course (WB) participants and they should also think about how the course participants and the knowledge provided to be absorbed by the course participants. When the instructor wants to teach the course (WB) participants about the learning process as a structured task and has a variety of methods, then the instructor shows the media that can give an idea of it. By showing a particular image or media tool, the instructor tells the WB course participants: "Course participants are all trying to notice, this is the process of drawing the right pattern, then cutting the pattern with clear size" This method, often found in various training institutions. In this way, more course participants are given: knowledge of the object without giving them the chance to engage or touch directly with the object they are introducing. As a result they do not know very well how the process and the results so what kind or picture given how the teacher. Course participants with training can not use all five senses to understand the object or image. If only each course participant is given the opportunity to see, touch, use, practice how the process takes place. Lessons that course participants receive will be more meaningful and can be remembered better. Instructors can do various ways to build the knowledge of course participants. For example introducing about all the tools that will be used in the training. Course participants should be introduced first how to use it and the usefulness of the tools. If teachers, toturs, instructors want course participants to have more thought, they not only have to know the concept of the process but how they know and understand and can practice how sewing / computer techniques, and other good skills are and where techniques to produce a quality work. According Piaget (in Foreman, 1993: 121) ways that can be used to build knowledge in the training process include the following: a. Question or question and answer with the course participants. In a training process can use to build basic knowledge. These questions can indirectly build new knowledge and build learning motivation. b. Presenting all the things needed in the training process during the learning process takes place. The institute must be able to provide a complete means of practice, and the methods used in training or courses emphasize real work or practice rather than on theoretical delivery only, the availability of tools as learning tools in the form of irreversible objects or objects can be changed to be very vital. The function of educators in the adult learning process is to help learn adults who have a helpful meaning. Employee training objectives: 1. To improve the skills of employees according to technological change. 2.To improve work productivity of work organization. 3. Providing insight to employees to get to know their organization and improve the participants' ability to do their current work. 4. Giving the ability to grow empathy and see things from the "glasses" of others. 5. Improve the ability to interpret the data and reasoning of employees and improve the skills and skills of employees in analyzing a problem and decision-making. 6. Improve the quality of employee skills in line with technological changes. Through training, trainers ensure that every employee can effectively and efficiently develop the capacity of his potential. 7. Saves employee time to become competent in the job of helping to solve operational problems creatively. 8. Encourage every employee to understand and implement the vision and mission of the organization. 9. Develop extra mile skills in performing tasks at work. 10.Sharpen and equip the level of professionalism of employees with the best standards. Training Benefits In LKP The general purpose of training and development, should be directed to improve the productivity of the company's organization. The purpose of training in LKP and development is a step to increase organizational productivity through various activities, among others: 1. Develop knowledge, so that work in the company can be solved rationally. 2. By training will develop skills or expertise, s Goal of development: 1. Achieve a harmonious relationship between superiors and subordinates in the company. 2. Prepare competent managers to more quickly enter the senior level (promotion). 3. To help fill vacancies in certain positions. 4. Increasing the work morale of all workers in organizations with higher organizational commitment. 5. Encourage the attitude of openness management through a participative managerial style. 6. Increase job satisfaction. 7. Streamlining the way effective communication that can facilitate the process of formulation of its organization and operational policies. 8. Develop or change attitudes, resulting in a willingness to cooperate with fellow employees and managers (leadership) in the company-led. Benefits of Training and Development The benefits of training and human resource development in LKP such as LPP Quantum can be seen on two sides: a) From the individual side of the employee: 1. Adding knowledge is primarily the latest discovery in the relevant field of science, for example the best and final management principles and philosophies. 2. Adding and improving expertise in specific areas while improving the way the old execution. 3. Change the attitude to be positive 4. Improve or add to the rewards or remuneration derived from the organization of employment. b) From the organizational side: 1. Increase employee productivity. 2. Lower costs. 3. Reduced turn over employees. 4. The possibility of gaining a greater profit, because the second realization of these benefits first. In terms of education or education in general, training is a deliberate and systematic and continuous effort within a certain period of time, in accordance with its level, to convey, grow and gain knowledge, attitudes, values, skills or skills desired. There are many benefits that can be exploited from the results of training or development training. The following are summaries of the benefits of employee training and training in general, from the point of view of the various parties involved. Benefits of training for the company: If the company sends its workforce to LKP, the following things will be created: 1. Have a skilled and skilled workforce 2. Improve work efficiency and effectiveness 3. Increase work productivity 4. Reduce costs due to time wasted due to errors 5. Improve the quality of work 6. Increase sales and profit Training benefits for managers: In every company, definitely have managers who are often forgotten for training. Thus, LKP feels the benefits for managers as follows: 1. Have a skilled and skilled people 2. Can delegate more tasks and responsibilities to subordinates 3. Apart from the little things that are not portion to be handled 4. Tasks and jobs run smoothly even if you are not in place 5. Support your career to gain a higher position Facing the ASEAN Economic Community (MEA) At the end of my speech this time, how can LPP Quantum face ASEAN Economic Community (MEA) an integral form in the sense of free trade system and labor market among Asean countries. Indonesia and the 9 member countries that agreed on the agreement in the Asean Economy Comunity (AEC). At the Summit in Kuala Lumpur in December 1997 the leaders of ASEAN decided to turn ASEAN into a stable, prosperous and highly affiliated region with a fair economic atmosphere, and reduce the future poverty of socio-economic inequality (ASEAN Vision 2020). With the above concept, LPP Quantum in the city of Sampit, has since been thinking in facing the labor market through education and training towards it. Including the establishment of the Education of Hospitality and Tourism at the level of DIPLOMA I to increase the competence of citizens to learn to win the Competition on the National and globalized Employment Market. To LPP Quantum who has worked hard in recent years, preparing curriculum, qualified instructors to produce a competitive alumnus work market. So just fill the time that has been provided by LPP Quantum in the graduation opportunity to XI today. May be useful for all of us. And apologize for any errors. Bibliography Darlan, H.M. Noesanie, 2005. Basic Concepts of PLS, FKIP Unpar, Palangkaraya. ------------, 2003. Education and Training of Candidates for Civil Servants, Training of Central Kalimantan Province, Palangka Raya. ------------, 2015. Role and Expectations of Non Formal Education in Facing the ASEAN Economic Community (MEA), National Seminar of PNF Accreditation Association, Semarang. Peaget and Foreman, 1993. Education and Training in Developing Communities, Jakarta. Sudjana, Djudju, 1999. Non Formal Education at Erofa, IKIP Bandung. ------------, 2001. Education and Training in Rural Communities, Al-Flah, Bandung. National Education System Act No. 20 of 2003, Ministry of Education and Culture RI Jakarta ================== The author is: Prof. Dr. H.M.Norsanie Daran, MS PH, lecturer of S-1 and S-2 External Education / PNF Post-Graduate University of Palangka Raya - 73112.

Rabu, 11 Oktober 2017

Kompetensi Untuk Memenangkan Kompetisi Pada Pasar Kerja Nasional dan Global

( Sebuah Gagasan Untuk Masa Depan Generasi ) Oleh : H.M. Norsanie Darlan Pendahuluan Lembaga Kursus dan Lembaga Pelatihan merupakan dua satuan pendidikan Non formal seperti yang tertera dalam pasal 26 ayat (4) UU Nomor: 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Secara umum dalam pasal 26 ayat (5) dijelaskan bahwa Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Selain itu kembali diperlengkap dalam pasal 103 ayat (1) PP Nomor: 17 tahun 2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan bahwa: kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat, dalam rangka untuk mengem-bangkan kepribadian profesional dan untuk meningkatkan kompetensi vokasional dari peserta didik (Warga Belajar) dalam sebuah kursus dan pelatihan guna meningkatkan kualitas generasi muda ke masa depan. Pendidikan non formal/Pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang juga harus dimiliki oleh setiap manusia Indonesia yang memerlukannya. Hal ini sebagai tatanan yang sangat penting dalam dunia pendidikan formal. Karena selama ini pendidikan formal yang sudah tersedia diberbagai bidang keahlian, namun masih dirasakan bahwa tidak cukup hanya dengan pendidikan formal, tapi peran pendidikan non formal (pendidikan luar sekolah) adalah pendidikan yang semakin tahun semakin dirasakan kalau pendidikan formal saja, sudah mulai dirasakan masih belum tuntas. Hal ini jika tidak dilengkapi dengan pendidikan non formal seperti: adanya peran LPP Quantum, di kabupaten kotawaringin timur, khususnya kota Sampit. Penulis berdiskusi dengan seorang tokoh Pendidikan Nasio-nal, Prof. Djudju Sudjana (1999). Beliau mengambarkan di Benua Erofa yang selama waktu menempuh pendidikan bahwa sangat dirasakan pentingnya pendidikan luar sekolah. Untuk itu PNF harus ada di setiap bidang. Sehingga beliau mengambil contoh di Indonesia peran pendidikan luar sekolah (Pendidikan Non Formal) belum banyak diperankan. Padahal makin maju suatu negara, maka makin maju pula pendidikan luar sekolah. Tapi nyatanya di tanah air kita, tidak demikian. Namun kita bersyukur di kota Sampit LPP Quantum ini, sudah turut memecahkan teori ini. Penulis tahun 2002 saat itu ditugasi oleh Bapak Gubernur Kalimantan Tengah sebagai kepala Badan Diklat Provinsi. Dan merasakan dalam Diklat Prajabatan ternyata tidak menemukan para Calon PNS saat itu, yang masuk kerja telah memiliki sertifikat kahlian. Kecuali guru dan dokter yang di Ijazahnya terlampir dengan Akta IV bagi guru sebagai sertifikat keahlian mengajar. Dan dokter dengan sertifikat Uji Kompetensi dokter Indonesia. Sementara CPNS yang lain saat itu, belum pernah mensyaratkan sertifikat kahliannya dalam memasuki lapangan kerja. Adapun sertifikat keahlian tersebut sama halnya dengan yang dikeluarkan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) salah satu diantaranya LPP Quantum sekarang ini. Masih ada contoh singkat sebuah persyaratan kerja di Asia Timur Raya (Jepang) misal dalam kesarjanaannya Sarjana Listrik. Dalam tes perusahaan ia diterima bekerja di perusahaan Listrik. Tapi saat mau masuk kerja, ia belum boleh bekerja. Karena tidak memiliki sertifikat keahlian dalam mengolah Listrik. Sehingga yang bersangkutan harus ikut kursus di LKP tentang Listrik. Kalau tidak ia masuk kerja di perusahaan tempatnya ia diterima bekerja. Ini sebuah bukti peran Lembaga Kursus di negeri yang telah maju. Harusnya di Indonesia juga demikian. Berbagai pengertian Pengertian kompetensi adalah suatu kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan sesuatu) dalam pemberian pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik (WB) di LPP Quantum. Arti Memenangkan Kompetisi menyebabkan (menjadikan) menang contoh: 'bukan hanya kekuatan senjata, tetapi LPP Quantum melalui jalur pendidikan non formal bukan melalui kekuatan ekonomi juga dapat memenangkan memalui peperangan. Pasar tenaga kerja dapat diartikan sebagai suatu pasar yang mempertemukan pencari tenaga kerja. Dalam pasar ini, adalah para pencari kerja (Pemilik Tenaga Kerja), sedangkan sebagai pencari adalah lembaga yang memerlukan tenaga kerja. Arti Nasional dan Global adalah Nasional berlaku untuk menyatakan satu negara saja. Misalnya Nasional Indonesia, Nasional Singapura dan lainnya. Sedangkan Internasional berarti bersifat seluruh dunia. Jadi hubungan negara dari Asia Tenggara dengan negara dari Asia Timur itu bersifat internasional dan juga sebaliknya. Tujuannya: Kita sama maklumi bahwa memberikan motivasi dan pemahaman yang baik kepada peserta didik (warga Belajar) termasuk wisudawan kita hari ini, dan telah merasakan pentingnya kompetensi dalam memenangkan persaingan kerja. Sehingga mereka turut serta dalam LPP Quantum ini. Memberikan wawasan kepada orang tua wisudawan akan pentingnya pendidikan secara formal maupun non formal (pendidikan luar sekolah) khususnya yang berbasis vokasional untuk modal mengembangkan krisis di masa depan mereka. Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Bagian Kelima Pendidikan Non formal Pasal 26 secara jelas telah mengisyaratkan bahwa : (1) Pendidikan non formal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat (Leve Long Education). (2) Pendidikan non formal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik (WB) dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengemba-ngan sikap dan kepribadian yang profesional. (3) Pendidikan non formal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidi-kan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. (4) Satuan pendidikan non formal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis. (5) Para alumnus kursus dan pelatihan ini diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keteram-pilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. (6) Adapun hasil pendidikan non formal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan. Sekilas kita berbicara tentang sertifikasi, hal ini secara jelas tertuang Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 16 sebagai berikut: (1) Sertifikat berbentuk Ijazah dan sertifikat kompetensi. (2) Ijazah diberikan kepada peserta didik sebagai pengakuan terhadap prestasi belajar dan/atau penyelesaian suatu jenjang pendidikan setelah lulus ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi. (3) Sertifikat kompetensi diberikan oleh penyelenggara pendidikan dan lembaga pelatihan kepada peserta didik dan warga masyarakat sebagai pengakuan terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan tertentu setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terak-reditasi atau lembaga sertifikasi. Sedangkan pada bagian lain berbicara tentang Akreditasi termuat dalam Pasal 60 adalah: (1)Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan non formal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. (2)Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh Pemerintah dan/atau lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik. (3)Akreditasi dilakukan atas dasar kriteria yang bersifat terbuka. (4)Akreditasi terdiri atas A, B dan C. Namun pemilik PKBM, LKP dan PAUD, tidak perlu harus A dan harus bercermin pada diri sendiri. Dewasa ini, dari Litbang Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI mengisyaratkan bahwa Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dalam proses akreditasi harus diutamakan. Karena di PKBM ada pendidikan kesetaraan berupa paket A = setara sekolah Dasar/MI, paket B = setara dengan SLTP/MST demikian juga paket C = setara dengan SLA/MA. Lembaga ini harus diutamakan diakreditasi, dengan alasan bahwa PKBM dalam ujian nasional mereka tidak bisa dilaksanakan di PKBM itu, kalau belum terakreditasi. Nah bagaimana warga belajarnya. Jadi agar mereka tidak kabur dalam ujian, maka PKBM tersebut harus di akreditasi. Tidak perlu A, B atau C. yang penting sudah terakreditasi. Peran LKP Mencerdaskan bangsa Adapun Peran Lembaga Kursus dan Pelatihan, setiap hari para instruktur dalam lembaga pelatihan atau kursus melakukan berbagai kegiatan belajar mengajar dengan peserta kursus (WB) dan mereka juga harus berpikir tentang cara peserta kursus belajar dan pengetahuan yang diberikan agar dapat diserap oleh peserta kursus. Ketika instruktur ingin mengajarkan kepada peserta kursus (WB) tentang proses belajar sebagai suatu tugas terstruktur dan memiliki ragam metode, maka instruktur memper-lihatkan media yang mampu memberi gambaran tentang hal itu. Dengan menunjukkan gambar atau alat media tertentu, instruktur mengatakan kepada peserta kursus WB: “Peserta kursus semua mencoba memperhatikan, inilah proses menggambar pola yang benar, lalu potongan pola dengan ukuran yang jelas ” Metode ini, sering dijumpai di berbagai lembaga pelatihan. Melalui cara ini, peserta kursus lebih banyak diberikan berupa: pengetahuan tentang objek tanpa memberikan kesempatan pada mereka untuk terlibat atau menyentuh langsung dengan benda yang diperkenalkannya. Akibatnya mereka tidak mengetahui betul bagaimana prosesnya dan hasilnya jadi seperti apa atau gambar yang diberikan guru itu bagaimana. Para peserta kursus dengan pelatihan tidak bisa menggunakan seluruh panca inderanya untuk memahami benda atau gambar tersebut. Seandainya saja setiap peserta kursus diberikan kesempatan untuk melihat, menyentuh, menggunakan, mempraktikkan bagaimana proses itu berlang-sung. Pelajaran yang peserta kursus terima akan dapat lebih bermakna dan bisa diingat secara lebih baik. Instruktur bisa melakukan berbagai cara membangun pengetahuan peserta kursus. Misalnya mengenalkan tentang semua alat-alat yang akan digunakan dalam pelatihan itu. Peserta kursus harus dikenalkan dahulu bagaimana cara menggunakannya dan kegunaan dari alat-alat tersebut. Jika guru, totur, Instruktur menginginkan peserta kursus untuk memiliki pemikiran yang lebih, mereka tidak hanya harus menge-tahui konsep proses tetapi bagaimana mereka tahu dan mengerti serta bisa mempraktekkan bagaimana teknik-teknik menjahit /komputer, dan keterampilan lainya yang baik itu dan bagai mana teknik-teknik untuk menghasilkan suatu pekerjaan yang ber-kualitas. Menurut Piaget (dalam Foreman, 1993 : 121) cara yang dapat digunakan untuk membangun pengetahuan dalam proses pelatihan diantaranya adalah sebagai berikut : a.Pertanyaan atau melakukan tanya jawab dengan peserta kursus. Dalam suatu proses pelatihan dapat menggunakan untuk membangun pengetahuan dasar. Pertanyaan - pertanyaan tersebut secara tidak langsung dapat membangun pengetahuan baru dan membangun motivasi belajar. b.Menghadirkan semua hal yang dibutuhkan dalam proses pelatihan selama proses belajar itu berlangsung. Lembaga harus mampu menyediakan sarana praktek yang lengkap, dan metode yang digunakan dalam pelatihan atau kursus lebih menekankan pada kerja nyata atau praktek langsung bukan pada pemberian materi secara teori saja, ketersediaan alat-alat sebagai sarana belajar yang berupa benda yang tidak dapat diubah atau benda yang dapat diubah menjadi sangat vital. Fungsi pendidik dalam proses pembelajaran orang dewasa adalah membantu belajar orang dewasa yang mengandung makna membantu. Tujuan pelatihan Karyawan: 1. Untuk meningkatkan keterampilan para karyawan sesuai dengan perubahan teknologi. 2. Untuk meningkatkan produktivitas kerja organisasi kerja. 3. Memberi wawasan kepada para karyawan untuk lebih mengenal organisasinya dan meningkatkan kemampuan peserta latihan mengerjakan tugasnya yang sekarang. 4. Memberikan kemampuan menumbuhkan sikap empati dan melihat sesuatu dari “kacamata” orang lain. 5. Meningkatkan kemampuan menginterpretasikan data dan daya nalar para karyawan dan meningkatkan kemampuan dan keterampilan para karyawan dalam menganalisis suatu permasalahan serta pengambilan keputusan. 6. Meningkatkan kualitas keahlian karyawan sejalan dengan perubahan teknologi. Melalui pelatihan, pelatih (trainer) memastikan bahwa setiap karyawan dapat secara efektif dan efisien mengembangkan kapasitas potensi yang dimilikinya. 7. Menghemat waktu belajar karyawan untuk menjadi kompeten dalam pekerjaan membantu memecahkan persoalan operasio-nal secara kreatif. 8. Mendorong setiap karyawan memahami dan menjalankan visi dan misi organisasi. 9. Mengembangkan kemampuan di atas rata-rata (extra miles) dalam melaksanakan tugas dalam bekerja. 10. Mempertajam dan memperlengkapi tingkat professionalisme para karyawan dengan standar terbaik. Manfaat Pelatihan Di LKP Adapun tujuan umum pelatihan dan pengembangan, harus diarahkan untuk meningkatkan produktifitas organisasi perusa-haan. Tujuan pelatihan di LKP dan pengembangan merupakan langkah untuk meningkatkan produktivitas organisasi melalui berbagai kegiatan antara lain: 1. Mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan di peru-sahaan dapat diselesaikan secara rasional. 2. Dengan Pelatihan akan mengembangkan keterampilan atau keahlian, sehingga pekerja di perusahaan dapat diselesaikan lebih cepat dan efektif. Tujuan pengembangan : 1. Mewujudkan hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan di perusahaan. 2. Menyiapkan para manajer yang berkompeten untuk lebih cepat masuk ke tingkat senior (promosi jabatan). 3. Untuk membantu mengisi lowongan jabatan tertentu. 4. Meningkatkan semangat kerja seluruh tenaga kerja dalam organisasi dengan komitmen organisasional yang lebih tinggi. 5. Mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui gaya manajerial yang partisipatif. 6. Meningkatkan kepuasan kerja. 7. Memperlancar jalannya komunikasi yang efektif yang dapat memperlancar proses perumusan kebijakan organisasi dan operasional nya. 8. Mengembangkan atau merubah sikap, sehingga menimbulkan kemauan kerja sama dengan sesama karyawan dan manaje-men ( pimpinan ) di perusahaan yang dipimpin. Manfaat Pelatihan dan Pengembangan Adapun manfaat dari suatu pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia di LKP seperti LPP Quantum dapat dilihat dalam dua sisi diantaranya: a) Dari sisi individu pegawai: 1. Menambah pengetahuan terutama penemuan terakhir dalam bidang ilmu pengetahuan yang bersangkutan, misalnya prinsip dan filsafat manajemen yang terbaik dan terakhir. 2. Menambah dan memperbaiki keahlian dalam bidang tertentu sekaligus memperbaiki cara pelaksanaan yang lama. 3. Merubah sikap jadi positif 4. Memperbaiki atau menambah imbalan atau balas jasa yang diperoleh dari organisasi tempat bekerja. b) Dari sisi organisasi: 1. Menaikkan produktivitas pegawai. 2. Menurunkan biaya. 3. Mengurangi turn over pegawai. 4. Kemungkinan memperoleh keuntungan yang lebih besar, karena direalisirnya kedua manfaat tersebut terlebih dahulu. Dalam segi pendidikan atau education secara umum, training merupakan usaha yang sengaja diadakan dan dilakukan secara sistematis serta terus-menerus dalam jangka waktu tertentu, sesuai dengan tingkatannya, guna menyampaikan, menumbuhkan dan mendapatkan pengetahuan, sikap, nilai, kecakapan atau keterampilan yang dikehendaki. Banyak sekali manfaat yang dapat dieksplore dari hasil training atau pelatihan pengembangan. Berikut ini adalah sejumlah ringkasan manfaat training dan pelatihan karyawan secara umum, dari sudut pandang berbagai pihak yang terlibat di dalamnya. Manfaat training bagi perusahaan : Bila perusahaan mengirimkan tenaga kerjanya ke LKP akan tercipta hal-hal sebatai berikut : 1. Memiliki tenaga kerja yang ahli dan terampil 2. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja 3. Meningkatkan produktivitas kerja 4. Mengurangi biaya karena waktu yang terbuang akibat kesalahan-kesalahan 5. Meningkatkan mutu hasil kerja 6. Meningkatkan sales dan profit Manfaat training bagi manajer : Dalam setiap perusahaan, pasti memiliki manajer yang seringkali terlupakan untuk training. Dengan demikian maka LKP merasakan adanya manfaat bagi manajer sebagai berikut: 1. Memiliki anak buah yang ahli dan terampil 2. Dapat mendelegasikan lebih banyak tugas dan tanggung jawab kepada bawahan 3. Terlepas dari hal-hal kecil yang bukan porsinya untuk ditangani 4. Tugas dan pekerjaan berjalan lancar walau anda tidak di tempat 5. Menunjang karir anda untuk memperoleh jabatan yang lebih tinggi Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Pada bagian Akhir orasi saya kali ini, bagaimana LPP Quantum dalam menghadapi masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sebuah bentuk integral dalam artian adanya sistem perdagangan bebas dan pasar kerja antar negara-negara Asean. Indonesia dan 9 negara anggota yang menyepakati perjanjian dalam Asean Ekonomic Comunity (AEC). Pada KTT di Kuala Lumpur Desember 1997 para pemimpin ASEAN memutuskan untuk mengubah ASEAN menjadi kawasan yang stabil, makmur, dan sangat berkumpetitif dengan perkemangan ekonomi yang adil, dan mengurangi kemiskinan kesenjangan sosial-ekonomi (ASEAN Vision 2020) mendatang. Dengan konsep di atas, LPP Quantum di kota Sampit, sejak sekarang sudah memikirkan dalam menghadapi pasar kerja melalui pendidikan dan pelatihan kearah itu. Termasuk akan didirikannya Pendidikan Perhotelan dan Pariwisata setingkat DIPLOMA I untuk meningkatkan Kompetensi warga belajar Untuk Memenangkan Kompetisi Pada Pasar Kerja Nasional dan mengglobal tersebut. Kepada LPP Quantum yang sudah bersusah payah dalam tahun-tahun belakangan ini, mempersiapkan kurikulum, instruktur yang berkualitas demi menghasilkan pasar kerja alumnusnya yang kompetitif. Demikianlah sekedar mengisi waktu yang telah disediakan oleh LPP Quantum dalam kesempatan wisuda ke XI hari ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Dan mohon maaf jika terdapat kesalahan. Daftar Pustaka Darlan, H.M. Noesanie, 2005. Konsep Dasar PLS, FKIP Unpar, Palangka Raya. ------------, 2003. Pendidikan dan Latihan Calon Pegawai Negeri, Diklat Provinsi Kalteng, Palangka Raya. ------------, 2015. Peran dan Ekspektasi Pendidikan Non Formal Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Seminar Nasional Ikatan Akamemisi PNF, Semarang. Peaget dan Foreman, 1993. Pendidikan dan Latihan dalam Masyarakat Sedang Berkembang, Jakarta. Sudjana, Djudju, 1999.Pendidikan Non Formal di Erofa, IKIP Bandung. ------------, 2001. Pendidikan dan Pelatihan di Masyarakat Pedesaan, Al-Flah, Bandung. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jkt Penulis adalah : Prof. Dr. H.M.Norsanie Daran, MS PH, dosen S-1 dan S-2 Pendidian Luar Sekolah/PNF Pasca Sarjana Universitas Palangka Raya – 73112.