Minggu, 26 November 2017

APAKAH PERLU PERAN PENDIDIKAN NON FORMAL DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) Oleh : H.M.Norsanie Darlan 2014 A b s t r a k Adapun tulisan ini bertujuan untuk: (1) Ingin mengetahui bagaimana kesiapan masyarakat dalam menghadapi masyarakat ekonomi asean; (2) Bagaimana perhatian pemerintah dalam menghadapi MEA tersebut dan apa saja peran pendidikan non formal (3) Upaya apa yang dilakukan dalam menghadapi persaingan bebas dalam tahun-tahun mendatang. Sedangkan metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif kepada Nara Sumber adalah para pejabat yang terkait dengan masalah promosi daerah dengan menggunakan pendekatan pada subyek penelitian yaitu dengan meminta waktu mereka sambil memberikan pelayanan dalam memperhatikan masa depan masyarakat Ekonomi Asea. Sedangkan alat pengumpulan data berupa: wawancara, observasi dan dokumentasi. Untuk mencari kebenaran dalam analisa sederhana dalam penelitian ini dilakukan uji: Kredibilitas, triangulasi, Transferabilitas, Dependabilitas, Confirmabilitas dan lain-lain, agar data yang dianalisis manghasilkan sesuai dengan yang diharapkan. Hasil yang diperoleh adalah (1) kesiapan masyarakat dalam menghadapi masyarakat ekonomi asean masih belum terlihat. Apa lagi dikawasan nanjauh dari pasar perkonomian. Sehingga dari perekonomian pasar akan muncul. Namun hal ini terjadi sebagai bagian akan terjadinya perubahan dalam pembangunan; (2) Belum banyak perhatian pemerintah dalam menghadapi masyarakat ekonomi asean (MEA) tersebut karena masih belum dipublikasikan secara luas disertai belum banyak masyarakat yang masih bersifat pasif terhadap hal itu, dan peran pendidikan non formal harus mampu menyesuaikan diri terhadap keadaan tersebut. (3) Bahwa upaya yang dilakukan dalam menghadapi persaingan bebas dalam tahun-tahun mendatang masih belum terlihat meriah. Hal ini sebaiknya peran pemerintah memberikan himbauan kepada berbagai pihak, termasuk hotel dan lain-lain dengan dalam memmasyaratkan berbagai hal, termasuk spanduk guna memeriahkannya. Kata kunci: Masyarakat, Ekonomi, Asean 1.Latar Belakang Masalah Diturunkannya tulisan ini, tidak lain untuk menjawab terhadap persiapan kehadiran masyarakat ekonomi Aseian yang dilaksanakan dalam rangka menghadapi masa peralihan Diharapkan kita tidak terasa kaket dengan berbagai perubahan dan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Sehingga masing-masing program studi PLS akan memberikan warna sendiri-sendiri dalam masa datang. Dan perlu diketahui bahwa dalam sudut pandang pendidikan non formal bahwa PLS dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) kita tidak tinggal diam dan berpangku tangan, melainkan pendidikan non formal harus turut serta proaktif menyongsong tahun 2020 mendatang dari sekarang. Untuk lebih jelasnya hal-hal itu, penulis akan menguraikan satu persatu sebagai berikut: Apa peran kita, Bila kita memperhatikan tentang peran itu, berarti ia lebih menunjukkan pada fungsi penyesuaian diri, dan sebagai sebuah proses. Peran yang dimiliki oleh seseorang mencakup tiga hal antara lain: a.Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi seseorang di dalam kelompok masyarakat. Jadi, peran di sini, bisa berarti peraturan yang membimbing seseorang dalam masyarakat. b.Peran adalah sesuatu yang dilakukan seseorang dalam masyarakat. c.Peran juga merupakan perilaku seseorang yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Sedangkan peran ideal, dapat diterjemahkan sebagai peran yang diharapkan dilakukan oleh pemegang peranan tersebut. Misalnya dinas perhubungan sebagai suatu organisasi formal tertentu diharapkan berfungsi dalam penegakan hukum. Menurut: Soerjono Soekamto hal itu dapat bertindak sebagai pengayom bagi masyarakat dalam rangka mewujudkan ketertiban, keamanan yang mempunyai tujuan akhir kesejahteraan masyarakat, artinya peranan yang nyata. Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status) yang dimiliki oleh seseorang, sedangkan status merupakan sekumpulan hak dan kewajiban yang dimiliki seseorang apabila seseorang melakukan hak-hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu fungsi. Hakekatnya peran juga dapat dirumuskan sebagai suatu rangkaian perilaku tertentu yang ditimbulkan oleh suatu jabatan tertentu pula. Kepribadian seseorang juga mempengaruhi bagaimana peran itu harus dijalankan. Peran yang dimainkan hakekatnya tidak ada perbedaan, baik yang dimainkan / diperankan pimpinan tingkat atas, menengah maupun bawah akan mempunyai peran yang sama Peran merupakan tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh seseorang yang menempati suatu posisi di dalam status sosial syarat-syarat peran mencangkup 4 (empat) hal, yaitu: Peran adalah suatu konsep perilaku apa yang dapat dilaksanakan oleh individu-individu dalam masyarakat sebagai organisasi. Peran juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu, yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Peran adalah suatu rangkaian yang teratur yang ditimbulkan karena suatu jabatan. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki kecenderungan untuk hidup berkelompok. Dalam kehidupan berkelompok tadi akan terjadi interaksi antara anggota masyarakat yang satu dengan anggota masyarakat yang lainnya. Tumbuhnya interaksi diantara mereka ada saling ketergantungan. Dalam kehidupan bermasyarakat itu munculah apa yang dinamakan peran (role), dalam pendidikan luar sekolah. Peran merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan seseorang, apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka orang yang bersangkutan menjalankan suatu peranan. Untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas ada baiknya terlebih dahulu kita pahami tentang pengertian peran. Peran tenaga pendidikan tenaga kependidikan dalam menjalankan tugasnya dalam mengambil peran untuk mencapai tujuan pendidikan luar sekolah. Tentu harus ada dan jelas, dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan demikian, peran kita sebagai pendidikan tenaga kependidikan, harus harus terlibat dalam menghadapi masyarakat agar PLS kita tidak terlalu jauh ketinggalan dalam upaya menghadapi pangsa pasar di era MEA. Ekspektasi Ekspektasi bukanlah sebuah harapan. Ekspektasi adalah kemungkinan yang bisa timbul dan dapat dihitung dengan sebuah metode kuantitatif, sedangkan harapan bukanlah sesuatu yang dapat dihitung dengan angka kuantitatif maupun dengan kuantitas do’a yang anda lakukan. Dipihak lain, Ekspektasi adalah sebuah harapan besar yang di bebankan pada sesuatu yang di anggap akan mampu membawa dampak yang baik atau lebih baik dengan diperkerjakan dia ekspektasinya bisa membuat maju perusahaan kita. Ekspektasi dan Harapan Siapa saja boleh memilih untuk hidup menurut keinginannya, tidak ada yang melarang. Menurut: Ryan Aldo (2012) bahwa: Ego dan percaya diri dalam kebebasan mampu membuat setiap orang bahagia, boleh saja dijadikan pegangan. Namun harus diakui, kadang cita dan keinginan harus kandas karna sebuah harapan yang terlalu dipaksakan. Seperti kata Shakespeare, “Expectation is the root of all heartache“. Harapan adalah akar dari semua sakit hati. Apakah memang demikian? Dalam bahasa Inggris, kita dapat menerjemahkan harapan dari kata Hope dan expectation. Kedua kata ini kelihatannya sama, namun dalam pemahamannya adalah tidak harus sama atau berbeda. Hope dan expectation adalah dua kata yang sering membuat kita bingung karena kesamaan dalam konotasinya. Sebenarnya ada beberapa perbedaan antara kedua kata atau istilah tersebut. Expectations sering dicirikan untuk sebuah keinginan yang tidak terpenuhi. Di sisi lain hope bukan tentang keinginan yang terpenuhi. Hope selalu mengenai sesuatu yang mungkin terjadi. Sedangkan Expectations lebih luas bahkan sebagian besar mengenai sesuatu yang tidak mungkin terjadi (sulit terjadi). Pemahaman ini paling tidak menurut ukuran kondisi seseorang pada saat ini terhadap sesuatu yang diinginkan dapat terjadi di masa depan. Ini adalah salah satu perbedaan utama dari keduanya. Sehingga pendidikan luar sekolah diperlukan untuk pengembangan ke masa depan yang lebih baik dari masa sebelumnya. Hope adalah semua tentang imajinasi yang sangat mungkin terjadi sedangkan expectation sering menyangkut imajinasi yang berlebihan dan sulit terjadi. Expectations membuat anda seolah-olah dapat mengendalikan hidup anda karena gairah dan obsesi, sementara hope adalah chance (kesempatan) atau probabilitas dimana anda cenderung berbuat pasrah. Sebetulnya tidak boleh demikian. PLS harus maju terus, para tenaga akademisi yang tak kenal lelah. Expectation adalah pola pikir yang jauh lebih aktif bila dibandingkan dengan hope. Hal ini karena fakta menunjukan bahwa ketika anda berharap (hope) akan sesuatu, anda kadang lebih berserah diri pada takdir (destiny). Sedangkan dalam kasus Expectation, anda mengupayakan segala upaya untuk menggapai atau merealisasikannya apa yang telah direncanakan. Termasuk perencanaan dalam pendidikan non formal. Pemikir berkeyakinan bahwa expectation kadang-kadang dapat disamakan dengan keadaan “berharap-harap cemas”. Perbedaan penting lainnya antara hope dan expectation adalah bahwa expectation mungkin tidak realistis. Di sisi lain hope selalu tentang sesuatu yang realistis. Dalam pengertian ini terkadang Expectation seolah-olah merupakan wujud dari Fantasy atau Illusion. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Sebuah hak atas pendidikan telah diakui oleh beberapa pemerintah. Pada tingkat global, Pasal 13 PBB 1966 Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya mengakui tentang hak setiap orang atas pendidikan. Meskipun pendidikan adalah wajib di sebagian besar tempat sampai usia tertentu, bentuk pendidikan dengan hadir di sekolah sering tidak dilakukan, dan sebagian kecil orang tua memilih untuk pendidikan home-schooling, e-learning atau yang serupa untuk masa depan anak-anak mereka. 2.Tujuan : Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1.Ingin mengetahui bagaimana kesiapan masyarakat dalam menghadapi masyarakat ekonomi asean. 2.Bagaimana perhatian pemerintah dalam menghadapi MEA tersebut, dan babagaimana peran pendidikan non formal. 3.Upaya apa yang dilakukan dalam menghadapi persaingan bebas dalam tahun-tahun mendatang. 3.Filosofi pendidikan Filosofi pendidikan Adapun pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Dalam filosofi ini, tidak terlepas dari istilah pendidikan sepanjang hayat yang selalu dikemukakan oleh para tokoh PLS. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran. Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, "Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya. Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam, sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka, walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi. Fungsi pendidikan Bila kita memperhatikan apa menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata (manifes) berikut: • Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah. • Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat. • Melestarikan kebudayaan. • Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi. Fungsi lain, dari lembaga pendidikan adalah sebagai berikut. • Mengurangi pengendalian orang tua. Melalui pendidikan, orang tua melimpahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak. • Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Luar Sekolah memiliki potensi untuk menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Hal ini tercermin dengan adanya perbedaan pandangan antara sekolah dan masyarakat tentang sesuatu. Pengertian pendidikan Pendidikan adalah hal terpenting dalam kehidupan seseorang. Melalui pendidikan formal ataukah non formal, seseorang dapat dipandang terhormat, memiliki karir yang baik serta dapat bertingkah sesuai norma-norma yang berlaku. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis, sistematis, intensional dan kreatif dimana peserta didik mengembangkan potensi diri, kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di masyarakat Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang SISDIKNAS nomor 20 tahun 2003, adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sedemikian rupa supaya peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya secara aktif supaya memiliki pengendalian diri, kecerdasan, keterampilan dalam bermasyarakat, kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian serta akhlak mulia. Pendidikan non formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. 4.Arti PLS/PNF Adapun arti Pendidikan Luar Sekolah Norsanie Darlan (2012) adalah: ”...setiap kesempatan dimana terdapat komunikasi yang teratur dan terarah di luar sekolah, di mana seseorang memperoleh informasi pengetahuan, latihan dan bimbingan yang sesuai dengan usia dan kebutuhan hidupnya...”, dengan mengembangkan tingkat keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya menjadi peserta aktif dan efesien dalam lingkungan pekerjaannya bahkan lingkungan masyarakat negaranya. 5.Ciri PNF Untuk mengetahui secra jelas PNF atau PLS bila mengkaji berbagai literatur yang menyebutkan bahwa Pendidikan Luar sekolah (PLS) yang berdasarkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 secara jelas bahwa PLS atau pendidikan nonformal itu tidak dijelaskan secara rinci dalam hal ciri pendidikan luar sekolah itu. Penulis dalam kesempatan ini, mencoba mengurai ciri tentang PLS atau pendidikan nonformal ini menurut Norsanie Darlan (2001) adalah: (1) waktunya pendek; (2) materinya beragam; (3) siswanya bervariasi dan; (4) tempatnya menyesuaikan Untuk lebih jelasnya yaitu: waktunya pendek, artinya pendidikan luar sekolah atau pendidikan nonformal ini, tidak lebih dari 12 bulan. Bahkan ada yang hanya satu hari. Demikian juga jam belajarnya. Apakah pagi, sore atau malam hari. Sehingga tidak mengganggu jam kerja warga belajar. Dalam perkembangannya, pada pendidikan dasar dan menengah dewasa ini tentu ada yang lebih dari setahun. Misalnya dalam program paket A,B dan C. Guna meningkatkan kualitas disertai fungsi dan peran yang makin diperbaiki. Maka warga belajar paket A, B dan C tidak mungikin dalam waktu 3 – 4 bulan sudah terima ijazah. Mereka harus belajar dengan kesungguhan, disertai mengikuti ujian untuk menentukan kelulusan. Adapun materi pembelajaran pendidikan orang dewasa ini, beragam. Artinya menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat (belajar berdasarkan bebutuhan masyarakat). Beda dengan pendidikan persekolahan atau pendidikan formal. 6.Peran Pendidikan Non Formal Dalam pendidikan luar sekolah atau pendidikan nonformal ini, materi dibuat berdasarkan kesepakatan. Para mahasiswa yang mengambil program studi / jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) tahu persis cara rancang bangun dan rekayasa dalam materi belajar yang berdasar kesepakatan itu. Kalau tidak maka kelompok belajarnya akan bubar. Siswanya atau istilah di PLS Warga belajarnya bervariasi, dengan berdasar konsep pendidikan luar sekolah atau pendidikan nonformal ini, kepada mereka yang karena sesuatu dan lain hal dalam pendidikan formal belum sempat menikmati dunia pendidikan. Namun telah berusia 35 tahun baru ia sadar akan pentingnya sekolah dasar. Padahal pada usia itu tidak akan ada lagi murid SD. Maka ia harus mengikuti jalur ke 2 yaitu pendidikan luar sekolah atau pendidikan nonformal ini, dengan belajar paket A. Sehingga ia harus mengikuti paket A-1 sampai A-100. Atau pendidikan keaksaraan lainnya. Selain itu tutor harus mengerti betul yang didik ini orang dewasa. Materi selingan perlu ada agar warga belajar tidak bosan, maka ia harus merancang bangun dan rekayasa materi belajar lain yang sesuai kebutuhan warga belajar (WB)-nya. Yang dimaksud bervariasi di atas tidak lain usia peserta beragam. Ada yang usia 25 tahun ada pula 35 tahun dan sebagainya. Bahkan pengalaman penulis ada warga belajar (siswanya) lebih tua dari tutor (guru) ini adalah wajar, dan motivasi ingin tahunya sangat tinggi. Bicara tentang tempat tidak seperti dunia persekolahan atau pendidikan formal. Melainkan pendidikan luar sekolah atau pendidikan nonformal ini, berdasarkesepakatan bersama. Terkadang di ruang kelas sekolah, di rumah ketua RT, RK/RW, di rumah warga belajar sendiri atau di balai desa. Yang penting ada kesepakatan. Dengan demikian dalam memperhatikan pendidikan luar sekolah atau pendidikan nonformal ini, tentang: waktu, materi, wb bervariasi dan tempat tentu beda dengan sistem persekolahan atau pendidikan formal. Dan kalau kita terpaku pada salah satu jalur saja di dunia pendidikan ini, maka kapan lagi kepincangan pendidikan itu dapat kita luruskan. Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). MEA adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam artian adanya system perdagaangan bebas antara Negara-negara asean. Indonesia dan sembilan negara anggota ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC). Pada KTT di Kuala Lumpur pada Desember 1997 Para Pemimpin ASEAN memutuskan untuk mengubah ASEAN menjadi kawasan yang stabil, makmur, dan sangat kompetitif dengan perkembangan ekonomi yang adil, dan mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial-ekonomi (ASEAN Vision 2020). Pada KTT Bali pada bulan Oktober 2003, para pemimpin ASEAN menyatakan bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan menjadi tujuan dari integrasi ekonomi regional pada tahun 2020, ASEAN Security Community dan Komunitas Sosial-Budaya ASEAN dua pilar yang tidak terpisahkan dari Komunitas ASEAN. Semua pihak diharapkan untuk bekerja secara yang kuat dalam membangun Komunitas ASEAN pada tahun 2020. Pertanyaan yang timbul adalah: Apa yang harus kita lakukan? Apakah PLS/PNF cukup berpangku tangan ? Jawabnya menurut Norsanie Darlan, (2012) tidak lain adalah: sebagai tenaga pendidik tenaga kependidikan, perlu membangun jiwa wira usaha di kalangan mahasiswa. Selain itu setiap mahasiswa sebelum masuk dunia kerja, kenapa tidak mendidikan pusat-pusat: Kursus PKBM TBM Lembaga Pelatihan lainnya. Sehingga kehadiran Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) kita tidak perlu gentar, sambil melibatkan diri dalam upaya menjalin pasar Asean pada tahun 2020 mendatang. Selanjutnya, Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN yang diselenggarakan pada bulan Agustus 2006 di Kuala Lumpur, Malaysia, sepakat untuk memajukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dengan target yang jelas dan jadwal untuk pelaksanaan. Pada KTT ASEAN ke-12 pada bulan Januari 2007, para Pemimpin menegaskan komitmen mereka yang kuat untuk mempercepat pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015 yang diusulkan di ASEAN Visi 2020 dan ASEAN Concord II, dan menandatangani Deklarasi Cebu tentang Percepatan Pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015 Secara khusus, para pemimpin sepakat untuk mempercepat pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN pada tahun 2015 dan untuk mengubah ASEAN menjadi daerah dengan perdagangan bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan aliran modal yang lebih bebas. Karakteristik Dan Unsur Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pengertian karakteristik Secara etimologis, istilah karakteristik tafsir merupakan susunan dua kata yang terdiri dari kata; karakteristik dan tafsir. Istilah karakteristik diambil dari bahasa Inggris yakni characteristic, yang artinya mengandung sifat khas. Ia mengungkapkan sifat-sifat yang khas dari sesuatu. Dalam kamus lengkap psikologi karya Chaplin, dijelaskan bahwa karakteristik merupakan sinonim dari kata karakter, watak, dan sifat yang memiliki pengertian di antaranya: 1. Suatu kualitas atau sifat yang tetap terus-menerus dan kekal yang dapat dijadikan cirri untuk mengidentifikasikan seorang pribadi, suatu objek, suatu kejadian. 2. Intergrasi atau sintese dari sifat-sifat individual dalam bentuk suatu untas atau kesatuan. 3. Kepribadian seeorang, dipertimbangkan dari titik pandangan etis atau moral. Jadi di antara pengertian-pengertian di atas sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Chaplin, dapat disimpulkan bahwa karakteristik itu adalah suatu sifat yang khas, yang melekat pada seseorang atau suatu objek. Misalnya karakteristik tafsir artinya suatu sifat yang khas yang terdapat dalam literature tafsir, seperti sistematika penulisan, sumber penafsiran, metode, corak penafsiran dan lain sebainya. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah realisasi tujuan akhir dari integrasi ekonomi yang dianut dalam Visi 2020, yang didasarkan pada konvergensi kepentingan negara-negara anggota ASEAN untuk memperdalam dan memperluas integrasi ekonomi melalui inisiatif yang ada dan baru dengan batas waktu yang jelas. dalam mendirikan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), ASEAN harus bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip terbuka, berorientasi ke luar, inklusif, dan berorientasi pasar ekonomi yang konsisten dengan aturan multilateral serta kepatuhan terhadap sistem untuk kepatuhan dan pelaksanaan komitmen ekonomi yang efektif berbasis aturan. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan membentuk ASEAN sebagai pasar dan basis produksi tunggal membuat ASEAN lebih dinamis dan kompetitif dengan mekanisme dan langkah-langkah untuk memperkuat pelaksanaan baru yang ada inisiatif ekonomi; mempercepat integrasi regional di sektor-sektor prioritas; memfasilitasi pergerakan bisnis, tenaga kerja terampil dan bakat; dan memperkuat kelembagaan mekanisme ASEAN. Sebagai langkah awal untuk mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN, Pada saat yang sama, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan mengatasi kesenjangan pembangunan dan mempercepat integrasi terhadap Negara Kamboja, Laos, Myanmar dan Viet Nam melalui Initiative for ASEAN Integration dan inisiatif regional lainnya. Bentuk Kerjasamanya adalah : 1. Pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan kapasitas; 2. Pengakuan kualifikasi profesional; 3. Konsultasi lebih dekat pada kebijakan makro ekonomi dan keuangan; 4. Langkah-langkah pembiayaan perdagangan; 5. Meningkatkan infrastruktur 6. Pengembangan transaksi elektronik melalui e-ASEAN; 7. Mengintegrasikan industri di seluruh wilayah untuk mempromosikan sumber daerah; 8. Meningkatkan keterlibatan sektor swasta untuk membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Pentingnya perdagangan eksternal terhadap ASEAN dan kebutuhan untuk Komunitas ASEAN secara keseluruhan untuk tetap melihat ke depan, karakteristik utama Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA): 1. Pasar dan basis produksi tunggal, 2. Kawasan ekonomi yang kompetitif, 3. Wilayah pembangunan ekonomi yang merata 4. Daerah terintegrasi penuh dalam ekonomi global. Karakteristik ini saling berkaitan yang sangat kuat. Dengan Memasukkan unsur-unsur yang dibutuhkan dari masing-masing karakteristik dan harus memastikan konsistensi dan keterpaduan dari unsur-unsur serta pelaksanaannya yang tepat dan saling mengkoordinasi di antara para pemangku kepentingan yang relevan. Apa yang harus kita perbuat ? Sebagai upaya kita memanusiakan manusia dalam pendidikan non formal harus pula ingat dengan apa sebenarnya yang bakal terjadi dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) bagi bangsa kita diantaranya, yaitu: 1.Aliran Barang masuk yang tak bisa kita kendalikan 2.Tenaga kerja bebas. Dari 2 hal di atas dengan sekian program dari Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tersebut merupakan tantangan yang menakutkan bila kita tidak siap untuk menghadapinya maka kita akan tergilas. Misalnya Aliran barang yang bebas tanpa perlu diseleksi. Tinggal kualitas mana yang lebih baik, ia akan masuk pangsa pasar dengan mudah. Demikian juga dalam menghadapi tenaga kerja yang bebas. Mereka dengan mudah menempati lapangan kerja yang ada di negeri ini. Tantangan yang dihadapi adalah kesiapan para sarjana PLS dalam penguasaan skill. Untuk mengatasi hal-hal di atas para dosen/akademisi kita di pendidikan non formal harus sejak dini melakukan berbagai penelitian yang inovasi dalam bidang pendidikan non formal. Tanpa hal itu, kita akan ketinggalan. Hasil-hasil penelitian yang telah ada, perlu pengkajian yang lebih mendalam dengan tujuan untuk mencari mana yang inovasi. Bila kita terlambat, maka produk kita para sarjana pendidikan non formal /PLS akan tidak bisa turut serta dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2020 mendatang. Para dosen PNF seharusnya bila melakukan penelitian kita harus mencari mana yang inovatif. Khususnya dalam penelitian-penelitian PNF kita harus mencari dimana ditemukannya inovatif itu. Jika telah ditemukan, maka yang inovatif inilah yang dijadikan untuk dikembangkan agar dapat masuk dunia pasar yang bersaing dengan MEA yang diharapkan. Semoga kita sukses dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Tapi kalau tanpa kita perhatikan dari sekrang, kapan lagi. Bila terlambat maka kita akan tergilas oleh majunya masyarakat dari luar. Yang juga disebut dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tersebut. Sekedar tahu: dalam bagian akhir tulisan ini adalah: Pendidikan Luar Sekolah (PLS) yang ada di Universitas Palangka Raya itu berdiri sejak Unpar di didirikan. (Lihat Sejarah) Berdirinya Unpar semula ada IKIP Bandung Cabang Palangka Raya dan ada pula Fakultas Ekonomi. Lalu 2 perguruan tinggi swasta ini, dijadikan cikal bakal berdirinya Universitas negeri terbesar di Kalimantan Tengah. Pada IKIP Bandung Cabang Palangka Raya di sana ada Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) yang memiliki 2 jurusan. Masing-masing Pendidikan Luar Sekolah (PLS) dan jurusan pedidikan Umum (PU). Program Studi Pendidikan Luar Sekolah PLS ini, tidak pernah terhenti hingga sekarang. Dalam tahun 1986, ada goncangan berat, yaitu: seluruh Program Studi PLS, Bimbingan Penyuluhan (BP) dan Administrasi Pendidikan (AP) turut menghentikan menerima mahasiswa input SLA. Karena ada kabar burung pemerintah mau menghentikan. Hal ini kabarnya berlaku pada FKIP seluruh Indonesia. PLS Unpar tetap berjalan dengan menerima mahasiswa input Sarjana Muda dan Diploma. Hingga tahun 1996 kembali menerima mahasiswa Input SLA hingga sekarang. Semula atas restu Rektor Unpar Prof. Dr. Ir. Ali Hasymi, MS, MA. PLS Universitas Palangka Raya masuk dalam sejarah di tanah air dalam dunia pendidikan luar sekolah yang mampu bertahan tanpa berhenti. Karena selama 10 tahun berjalan masa itu, hanya 2 perguruan tinggi di tanah air yang bertahan hingga sekarang yaitu: PLS FKIP Universitas Jember di Jatim dan PLS FKIP Universitas Palangka Raya di Kalteng. Sejak tahun 2008 walau Profesornya hanya seorang, PLS Universitas Palangka Raya naik daun. Karena hingga sekarang PLS Universitas Palangka Raya tidak saja membina dan memproduk sarjana S-1 tapi juga S-2 (Program Magister/M.Pd) dan menelurkan ratusan lebih M.Pd di Kalimantan Tengah. Mahasiswa tidak sebatas di Palangka Raya, juga dari berbagai daerah dan provinsi. Di Kalimantan Tengah hampir semua kabupaten kota kuliah di S-2 PLS. Sedangkan Provinsi lain seperti Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur juga kuliah di S-2 PLS Unpar. Kalimanan Selatan tahun ini juga mendaftar. Pendapaftaran sebentar lagi (bulan Juli) akan ditutup. Bertahannya pendidikan Luar Sekolah ini untuk tetap menjalankan pengabdiannya karena meresaran pendidikan non formal ini, belum banyak mendapatkan perhatian dari berbagai pihak. Hal ini karena ketidak tahuan saja. Namun mahasiswa S-2 PLS sejak tahun 2008 mayoritas dari tenaga guru, yang berminat menyandang gelar Sarjana S-2 (M.Pd). selain itu dari berbagai PNS dari Dinas dan Badan serta Swasta dari berbagai instansi ikut kuliah di PLS. Dalam pertemuan dosen PLS secara nasional dosen –dosen dari berbagai perguruan tinggi di tanah air selalu bertanya dan angkat jempol kepada Unpar. Karena S-2 PLS di negeri tercinta ini, yang hanya satu-satunya ada di luar Jawa adalah di Palangka Raya. Sementara di PLS Surabaya 6 orang guru besar PLS kok kenapa proposalnya untuk mendirikan S-2 selalu kandas. Sementara di Universitas Palangka Raya agustus 2008 sudah mendapat restu secara resmi dan mendapat izin operasional dari Mendikbud RI, melalui Dirjen Pendidikan Tinggi. Alumnus kami sudah menempati di berbagai Instansi pemerintah dan swasta di tanah air. 7.Metoda Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif kepada Nara Sumber adalah para pejabat yang terkait dengan masalah promosi daerah dengan menggunakan pendekatan pada subyek penelitian yaitu dengan meminta waktu mereka sambil memberikan pelayanan dalam memperhatikan masa depan masyarakat Ekonomi Asea. Sedangkan alat pengumpulan data berupa: wawancara, observasi dan dokumentasi. Untuk mencari kebenaran dalam analisa sederhana dalam penelitian ini dilakukan uji: Kredibilitas, triangulasi, Transferabilitas, Dependabilitas, Confirmabilitas dan lain-lain, agar data yang dianalisis manghasilkan sesuai dengan yang diharapkan. 8.Hasil Penelitian Hasil pendidikan non formal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan. Sasaran Pendidikan Non formal Pendidikan non formal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Fungsi Pendidikan Non formal Pendidikan non formal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Jenis Pendidikan Non formal Pendidikan non formal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja. Pendidikan kesetaraan meliputi Paket A, Paket B dan Paket C, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik seperti: Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, majelis taklim, sanggar, dan lain sebagainya, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Satuan pendidikan penyelenggara • Taman kanak-kanak (TK) • Taman Pendidikan Al-Qur'an • Kelompok bermain (KB) • Taman penitipan anak (TPA) • Lembaga kursus • Sanggar • Lembaga pelatihan • Kelompok belajar • Pusat kegiatan belajar masyaraka • Majelis taklim Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Arti dan Contoh Pendidikan Formal, Nonformal dan Informal No. Jenis Lembaga Pendidikan Arti Contoh bentuk lembaga pendidikan 1 Formal Pendidikan yang diselenggarakan oleh Sekolah atau Perguruan Tinggi. TK SD, MI SMP, MTS SMA, SMK, MA Universitas 2 Non formal Pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga di luar sekolah atau perguruan tinggi. Kursus TPA Bimbingan Belajar 3 Informal Pendidikan di dalam masyarakat dan keluarga Pendidikan orang tua (keluarga) kepada anak Apa Pendidikan Non Formal itu ? 1.Pengertian Pendidikan Nonformal Yang dimaksud dengan pendidikan nonformal monurut: H. M. Norsanie Darlan (2014) adalah setiap program pelayanan pendidikan yang diselenggarakan di luar sistem persekolahan, dan merupakan bagian terpadu dari sistem pendidikan nasional yang berlangsung seumur hidup menuju terbentuknya manusia pancasila yang berkarakter. Berdasarkan pendidikan pra sekolah yang isi kegiatannya berkenaan dengan perluasan wawasan, peningkatan keterampilan dan kesejahteraan keluarga, disebut program pendidikan nonformal. Menurut Soedamo, salah seorang tokoh Pendidikan Luar Sekolah (PNF) Indonesia dalam bukunya berjudul: Pendidikan Non Formal menurut: Soedamo, dan Norsanie (1984: 11). Secara jelas menyebutkan bahwa: “...Pendidikan Nonformal adalah setiap kesempatan dimana dan terdapat komunikasi yang teratur dan terarah, diluar sekolah (diluar formal), di mana seseorang memperoleh informasi, pengetahuan, latihan, atau pun bimbingan sesuai dengan usia dan kebutuhan hidupnya, dengan tujuan mengembangkan tingkat keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya menjadi peserta aktif yang efesien dan efektif dalam keluarganya, pekerjaanya bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya....” Sedangkan menurut Phillips H. Combs, dalam bukunya yang berjudul : concept education beyond school, Jakarta thn (1986 : 50) menyebutkan : “...Setiap kegiatan pendidikan yang terorganisir dan diselenggarakan di luar system formal, baik tersendiri maupun merupakan bagian dari suatu kegiatan yang luas, yang dimaksudkan untuk memberikan layanan kepada sasaran didik tertentu dalam rangka mencapai tujuan-tujuan belajar...”. Menurut Sanapiah Faisal, dalam bukunya yang berjudul : Pendidikan Nonformal didalam system pendidikan dan pembangunan nasional, Surabaya thn (1981 : 37), secara sederhana menyebutkan : “...Penyelengaraan Pendidikan yang terorganisir di luar system persekolahan, isi pendidikannya terprogram, adanya sekuensi materi yang disampaikan didalam proses suatu pendidikan yang berlangsung, berada dalam suatu medan inter-aksi belajar mengajar yang sedikit banyak terkontrol, serta adanya kredensial meskipun tidak selalu memiliki saksi legal contoh konkritnya seperti kursus, penataran, dan training...”. 2. Fungsi Pendidikan Non formal Fungsi Pendidikan Non formal adalah membelajarkan individu agar mampu mengembangkan potensi yang ada pada diri kearah perwujudan pribadi yang utuh, dan membelajarkan masyarakat sehingga terwujud masyarakat gemar belajar. Gemar belajar ini dalam arti luas, meliputi berupa: membaca, menulis dan berhitung. Tidak itu saja tapi juga itu mereka juga perlu diberikan berbagai keperluan hidup berupa keterampilan-keterampilan yang sebaiknya memberikan fungsi terhadap sumber daya alam di sekitar untuk diolah menjadi suatu kecakapan hidupnya. Pelaksanaan Pendidikan Non formal tidak terikat oleh ruang dan waktu dapat dilakukan kapan saja, dimana saja, oleh dan untuk siapa saja seseorang yang pada suatu ketika menjadi peserta didik pada saat ini dia dapat menjadi tutor ataupun instruktur. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fungsi utama Pendidikan Non formal adalah membelajarkan masyarakat, kapan saja dan memanfaatkan nilai yang baik dan lebih bermanfaat bagi kehidupan pribadi keluarga, masyarakat bangsa dan Negara. 3. Tujuan Pendidikan Non formal Dalam pencapaian secara operasional tujuan institusional pendidikan Non formal, memungkinkan bagi warga masyarakat untuk memiliki : memberikan kemampuan mengembangkan kepribadian dan mengaktualisasikan dirinya; Memberikan kemampuan menghadapi tantangan hidup, baik dalam lingkungan keluarga atau masyarakat; Punya kemampuan membina keluarga sejahtera dalam rangka memajukan kesejahteraan umum; Wawasan yang luas tentang hak dan kewajiban sebagai warga Negara; Kesadaran berbangsa bernegara, dan bermasyarakat dalam rangka pembangunan manusia dan masyarakat pancasila; Kemampuan menciptakan /membantu menciptakan lapangan kerja sesuai dengan keahlian yang dimiliki; Karena tujuan ini menegaskan bahwa pendidikan Non formal berusaha mengembangkan secara selaras, serasi dan seimbang. Kecerdasan sikap, kreativitas, dan upaya peningkatan mutu dan taraf hidup individu, keluarga, masyarakat bangsa dan negara. Upaya pencapaian tujuan yang institusional tersebut pada hakikatnya dilimpahkan kepada pranata kelembagaan pendidikan keluarga, pendidikan perluasan wawasan, dan pendidikan keterampilan. 4. Ruang Lingkup Pendidikan Non formal Ruang lingkup pendidikan Non formal menyangkut berbagai aspek kehidupan dari berbagai usia, tempat dan kebutuhan, ruang lingkup pelayanan pendidikan nonformal menjangkau keseluruhan kegiatan pelayanan pendidikan di luar sistem persekolahan pelayanan diselenggarakan oleh pendidikan di luar persekolah. Pendidikan Non formal tidak hanya dilakukan oleh pemerintah / departemen, tapi juga dilaksanakan oleh seluruh masyarakat yang mampu membimbing dan melaksanakannya. Ruang lingkup pendidikan nonformal dapat ditinjau dari beberapa segi seperti : Pelayanan, pranata, Pelambangan Program. Ketiga segi itu sebagai berikut : Dari segi pelayanan Usia Persekolahan Upaya peralatan pendidikan yang berhubungan dengan anak usia berhubungan antara lain adalah: tempat penitipan anak, dan kelompok sepermainan. Lembaga-lembaga pendidikan semacam ini juga termasuk lembaga pendidikan nonformal. Fungsi lembaga tersebut berbeda dengan fungsi taman kanak-kanak yang merupakan persiapan untuk memasuki sekolah dasar. Berdasarkan jenis kelamin Menurut daftar statistik wanita ternyata jumiah lebih banyak dari pada pria. Meskipun demikian, partisipasi wanita masih kurang dalam peningkatan produksi atau pendidikan sosial, ekonomi yang dilaksanakan bersama dengan pria. Mengingat bahwa wanita lebih berperan dalam kegiatan kesejahteraan keluarga, partisipasi wanita dalam hal ini perlu ditingkatkan lagi. Program pendidikan nonformal yang sangat menonjol dalam kegiatan itu ialah : program PKK, KB dan sebagainya. Sistem penyampaian dapat dilakukan dengan menggunakan : Kelompok, organisasi clan lembaga yang ada dalam masyarakat; Mekanisme sosial, budaya seperti perlombaan dan pertandingan; Kesenian tradisional seperti wayang, ludruk, dagelan, maupun teknologi modem seperti : TV, film majalah, dan surat kabar; Prasarana dan sarana seperti: balai desa, masjid, gereja sekolah, alat perlengkapan belajar, dan alat perlengkapan kerja. Peran pendidikan non formal adalah harus memperkuat lembaga penyelenggara pendidikan pada lembaga kursus dan pelatihan beserta Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dalamuaya memajukan pendidikan di luar sistem persekolahan tersebut. Kesiapan masyarakat dalam menghadapi masyarakat ekonomi asean masih belum banyak terlihat, karena belum dilakukaan bahwa setiap kantor hotel, restoran menyambuat dan memeriahkan masyarakat ekonomi asean. Hal ini sangat diperlukan. Dalam dunia pendidikan luar sekolah ada kebuah kejutan tahun 2014 yaitu program studi PLS, dirubah nomenklatornya menjadi PNF; Perhatian pemerintah dalam menghadapi MEA tersebut dan apa saja peran pendidikan non formal hanya masih sedikit yang dirasakan. Sedangkan upaya apa yang dilakukan dalam menghadapi persaingan bebas dalam tahun-tahun mendatang masih belum dirasakan. 9.Peran Pendidikan Luar Sekolah Peran Pendidikan Luar Sekolah atau pendidikan non formal, dalam menghadapi masyarakat Ekonomi Asean (MEA) adalah sejak tahun 2014 sudah mempersiapkan diri dengan merubah momenklatornya, dari sebutan Pendidikan luar sekolah (PLS) menjadi Pendidikan Non Formal (PNF) sebagai upaya agar pasar bebas Asean tidak menjadi kendala. Selain itu pihak pengelenggara program studi/jurusan pendidikan non formal meningkatkan lembaga-lembaga seperti Kursus dan Pelatihan, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sehingga bagi mereka yang karena sesuatu dan lain hal tidak sempat menikmati pendidikan formal. Maka PKBM menyediakan berbagai paket pembelajaran yang berdasarkan Undang-Undang ada di PKBM paket-paket kesetaraan. 10.Pembahasan Dalam pembahasan ini melihat dari tujuan adalah suatu kesiapan masyarakat dalam menghadapi masyarakat ekonomi asean. Dalam aspek teori menurut: Soedamo, dan Norsanie (1984 : 11). Secara jelas menyebutkan bahwa: “...Pendidikan Non formal adalah setiap kesempatan dimana dan terdapat komunikasi yang teratur dan terarah, diluar sekolah (diluar formal), di mana seseorang memperoleh informasi, pengetahuan, latihan, atau pun bimbingan sesuai dengan usia dan kebutuhan hidupnya, dengan tujuan mengembangkan tingkat keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya menjadi peserta aktif yang efesien dan efektif dalam keluarganya, pekerjaanya bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya....” Dengan demikian peran pendidikan non formal sudah mulai kelihatan walau teori di atas sudah tampil sebelum perjanjian tentang masyarakat ekonomi asean. Adapun tujuan yang berikut adalah bagaimana perhatian pemerintah dalam menghadapi MEA tersebut dan apa saja peran pendidikan non formal. Dalam teori terhadap hasil penelitian yang telah ada, perlu pengkajian yang lebih mendalam dengan tujuan untuk mencari mana yang inovasi. Bila kita terlambat, maka produk kita para sarjana pendidikan non formal /PLS akan tidak bisa turut serta dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2020 mendatang. Para dosen PNF seharusnya bila melakukan penelitian kita harus mencari mana yang inovatif. Dengan demikian masih ditemukan bahwa belum banyaknya perhatian pemerintah terhadap persiapan menghadapi masyarakat ekonmi asean ini. Sehingga diperlukan cara yang lebih proaktif dimasa datang. Seperti pembinaan lembaga kursus dan pelatihan (LKP) serta Pusat Kegitan Belajar Masyarakat (PKBM) harus ditampilkan. Dalam tujuan penelitian ini diperlukan upaya apa yang dilakukan dalam menghadapi persaingan bebas dalam tahun-tahun mendatang sehingga punya bahan yang lebih positif dimasa datang. Teori yang mendukungan terhadap hal ini adalah Sedangkan menurut Phillips H. Combs, dalam bukunya yang berjudul : concept education beyond school, Jakarta thn (1986 : 50) menyebutkan: “...Setiap kegiatan pendidikan yang terorganisir dan diselenggarakan di luar system formal, baik tersendiri maupun merupakan bagian dari suatu kegiatan yang luas, yang dimaksudkan untuk memberikan layanan kepada sasaran didik tertentu dalam rangka mencapai tujuan-tujuan belajar...”. Menurut Sanapiah Faisal, dalam bukunya yang berjudul: Pendidikan Non formal didalam system pendidikan dan pembangunan nasional, Surabaya thn (1981 : 37), secara sederhana menyebutkan : “...Penyelengaraan Pendidikan yang terorganisir di luar system persekolahan, isi pendidikannya terprogram. Dari hal di atas bahwa pentingnya pendidikan non formal merupakan dibina untuk turut serta mendukung suksesnya masyarakat ekonomi asean. Sebab dalam pendidikan non formal sudah melihat akan terjadiya pasar bebas, sehingga sejak tahun 2014 sudah melakukan perubahan nomenklator PLS berubah menjadi PNF. Jadi perubahan nomenklator dimaksud menjukkan upaya menghadapi masyarakat asean dalam aspek pendidikan non formal. 11.Kesimpulan 1. Bahwa kesiapan masyarakat dalam menghadapi masyarakat ekonomi asean masih belum terlihat. Apa lagi dikawasan nanjauh dari pasar perkonomian. Namun hal ini terjadi sebagai bagian akan terjadinya perubahan dalam pembangunan; 2. Belum banyak perhatian pemerintah dalam menghadapi masyarakat ekonomi asean (MEA) tersebut karena masih belum dipublikasikan secara luas disertai belum banyak masyarakat yang masih bersifat pasif terhadap hal itu, dan peran pendidikan non formal harus mampu menyesuaikan diri terhadap keadaan tersebut. 3.Bahwa upaya yang dilakukan dalam menghadapi persaingan bebas dalam tahun-tahun mendatang masih belum terlihat meriah. Hal ini sebaiknya peran pemerintah memberikan himbauan kepada berbagai pihak, termasuk hotel dan lain-lain dengan dalam memesyaratkan berbagai hal, termasuk spanduk guna memeriahkannya. 12.DAFTAR PUSTAKA Darlan, H.M.Norsanie, 2001. Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, FKIP Unpar, Palangka Raya. ------------, 2010. Pendidikan Karakter Dalam Pengembangan Perangkat Pembelajaran, Diklat Kompetensi profesi guru Tamiang Layang, Kalteng. ------------, 2012. Upaya Mengoptimalkan Fungsi dan Peran PKBM Sebagai Lembaga Pengembang Sumber Daya Masyarakat, Lemlit Unpar, Palangka Raya. ------------, 2014. Pendidikan Luar Sekolah, FKIP Unpar, Palangka Raya. Faisal, Sanapiah, 1983. Sosiologi Masyarakat kota dan desa, Usaha Nasional, Surabaya. H. Combs, Philip 1986. concept education beyond school, Jakarta. Hasmi, Ali, 2096. Pentingnya PLS di KalimantanTengah, Palangka Raya. KATT ASEAN, 2007. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada bulan Januari, Jakarta. Soedamo, 1984. Pendidikan Non Formal, Usaha Nasional Surabaya. Soedamo, dan Norsanie, 1984. Pendidikan Non Formal di Indonesia, IKIP Malang, Malang. Soekamto, Soerjono 1998. pengayom bagi masyarakat dalam rangka mewujudkan ketertiban, keamanan yang mempunyai Kemakmuran, Jakarta. --------------------------- Penulis, H.M. Norsanie Darlan, Prof. Dr., MS. PH. Guru Besar S-1 dan S-2 PLS/PNF Universitas Palangka Raya

Jumat, 27 Oktober 2017

STRATEGI PENATAAN RENCANA PEMINDAHAN IBU KOTA NEGARA KE PALANGKA RAYA

Oleh : H. M. Norsanie Darlan BAGIAN ( 1 ) Abstrak Tujuan dari penulisan makalah ini adalah: (1) Ingin mengemukakan strategi penataan rencana pemindahan ibu kota negara ke Palangka Raya; (2) Ingin mengenang atas ucapan Bung Karno bahwa kalimantan Tengah adalah berada di tengah-tengah Negara Kesatuan Repubik Indonesia (NKRI) dan (3) Ingin mengetahui kebenaran ucapan Bung Karno bahwa hanya dua ibu kota provinsi yang ada sebut Raya. Adapun metoda pengumpulan data secara kualitatif dan dilakukan dengan pendekatan observasi, wawancara dan dokumentasi pada lokasi di mana Bung Karno pernah mendirikan tiang pancang kota Palangka Raya 70 tahun silam. Dan berbagai literatur ucapan/pidato Bung Karno saat itu, tentang alasan kota Palangka Raya di dirikan karena kota itu masih perawan dan belum pernah dijamah penjajah. Sedangkan hasil penelitian ini adalah (1) Dalam strategi penataan rencana pemindahan ibu kota negara ke Palangka Raya sudah dirasakan ada. Baik dari pihak pemerintah daerah maupun pusat; (2) Mengenang atas ucapan Bung Karno saat pendirian tiang pancang Palangka Raya menyebutkan bahwa kalimantan Tengah adalah berada di tengah-tengah Negara Kesatuan Repubik Indonesia (NKRI), daerah itu tidak pernah terjadi gempa, banjir, dan masih perawan artinya tidak pernah diganggu penjajah dan (3) Dari berbagai sumber yang dapat dipercaya bahwa ucapan Bung Karno saat pendirian tiang pancang Palangka Raya mengatakan bahwa hanya dua ibu kota provinsi di tanah air yang ada sebut raya, yaitu Jakarta Raya dan Palangka Raya. Pendahuluan Dalam upaya menyambut satu abad kemerdekaan RI pemerintah dalam hal ini panitia Musyawarah Nasional Kedaulatan (Bangsa) Indonesia menyongsong tahun 2045 adalah sangat besar manfaatnya jika dilakukan bagini untuk negeri. Selain kita mengenang betapa besar dan gigihnya perjuangan pendahulu kita, sehingga negeri kita dapat merebut kemerdekaannya. Oleh sebab itu, menjelang peristiwa seabad NKRI sangat pantas dimeriahkan dengan sebuah konsep mengumpulkan pendapat para ahli dari berbagai pelosok negeri untuk memberikan masukan bagi generasi penerus bangsa. Tidak semua ibu kota negara yang didirikan dan berkembang sampai sekarang, ada pula yang karena sesuatu dan lain hal, yang didorong oleh faktor alam, lingkugan dan lainnya sebagainya, membuat kota itu tidak menciptakan rasa aman, tenteram damai dan sejahtera. Sehingga`muncul pemikiran untuk mencari tempat pemukiman yang lebih cocok buat tempat tinggal yang baru dengan harapan di tempat baru itulah akan merasakan ketenangan dan ketenteraman mereka harapkan masa depan menghadapi seabad negeri ini ditahun 2045 mendatang. Jakarta yang sudah berusia tua dengan kepadatan penduduknya yang sudah luar biasa dirasakan sulit untuk ditata kembali. Karena arealnya sudah terlalu sempit. Tentang pasti ada pemikiran untuk menata yang lebih baik dari keadaan sekarang tentu kehendak yang Maha Kuasa. Saat ini dengan jumlah penduduk yang padat tentu berdampak sulitnya penataan tata ruang yang memadai sementara wilayah lain ada yang memungkinkan. Sementara areal yang ditempati semangkin tahun semangkin meyempit disebabkan penataan permukiman yang sulit diatur. Karena jumlah penduduk tidak seimbang dengan areal lokasi pemukiman penduduk. Ini membuat penataannya sulit dikendalikan. Dipihak lain faktor alam yang sulit dikendalikan bila curah hujan dari kawasan Bogor dan sekitarnya tinggi, maka tidak dapat difungkiri lagi kota Jakarta jadi kebanjiran. Sudah berbagai upaya oleh pemerintah memberikan memberikan sulusi berupa membangun bendungan, namun tak kunjung terpecahkan. Karena berhasil yang satu yang lain lagi bermasalah. Karena luapan air dari Bogor yang tak terkembali untuk menerjang ibu kota negara Jakarta. Dipihak lain permukiman penduduk yang jumlahnya banyak mereka lambat laun menempati kawasan pemukiman di tepi kali (bantaran kali), dan setuju atau tidak bila musim hujan tiba, penduduk di pemukiman itu, kebanjiran dan air meluap tidak hanya di kali, melainkan menggenang ke dalam rumah-rumah penduduk mencapai 1 – 2 meter atau lebih karena ke laut jawa tinggi permukaan air laut sama dengan di darat. Sementara di cari areal pemukiman baru di sekitar luasnya terlalu sempit, tentu saja sulit untuk pemecahan kalau tidak mencari loksi baru yang arealnya sangat luas dan tidak mengganggu masalah pemukiman beberapa abad ke depan. Yang artinya pada tahun 2045 (seabad negeri kita) tidak akan kebanjiran. Melirik sejarah kota Palangka Raya terdiri dari kata "Palangka dan Raya". Palangka Raya berasal dari suatu wadah Palangka (bagian muka dan belakang, melukiskan bentuk gambar Burung Elang, Enggang). Pendapat lain Y. Salillah, (1977) tentang "Palangka" adalah tempat sesajen. yang menurut kepercayaan leluhur/nenek moyang suku dayak, dipakai oleh Mahatala Langit (Tuhan Yang Maha Esa) untuk menurunkan manusia pertama ke planet bumi di dunia. Kota Palangka Raya adalah kota terluas ke 3 di Indonesia. Dan Kalimantan Tengah wilayah terluas ke 2 di Republik Indonesia. Palangka Raya dapat dilihat sebagai kota yang memiliki 3 wajah; wajah perkotaan, wajah pedesaan dan wajah hutan. Namun wajah mulai dewasa ini, mulai merubah wajahnya seperti sekarang. Provinsi Kalimantan Tengah terbentuk melalui proses yang panjang. Sejarah pembentukan Pemerintahan Kota Palangka Raya adalah bagian integral dari pembentukan Provinsi Kalimantan Tengah berdasarkan Undang-Undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957, lembaran Negara Nomor 53 berikut penjela¬sannya (Tambahan Lembaran Negara Nomor 1284) berlaku mulai tanggal 23 Mei 1957, yang selanjutnya disebut Undang-Undang Pembentukan Daerah Swatantra Provinsi Kalimantan Tengah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1958, Parlemen Republik Indonesia, tanggal 11 Mei 1959 mengesah¬kan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959, yang menetapkan pembagian Provinsi Kalimantan Tengah dalam 5 Kabupaten dan Palangka Raya sebagai Ibukotanya. Kota Palangka Raya secara geografis terletak pada 113°30'¬114°07' Bujur Timur dan 1°35'- 2°24' Lintang Selatan, dengan luas wilayah 2.678,51 Km2 (267.851 Ha) dengan topografi terdiri dari tanah datar dan berbukit dengan kemiringan kurang dari 40%. Untuk memperjelas apa arti dari kata dalam judul makalah ini, penulis mencoba mengurai dan berbagai dapat secara sederhana sebagai berikut: Beberapa Pengertian STRATEGI adalah; sebuah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan sebuah gagasan, perencanaan, untuk memindahkan ibu kota negeri ini ke Palangka Raya dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu, sehingga dalam tahun 2045 mendatang negera kita sudah punya ibu kota Negara yang baru sebagaimana halnya berbagai Negara di dunia. Menurut: Norsanie (1998) mengartikan bahwa Strategi adalah: “…salah satu cara dalam mencapai tujuan…”. PENATAAN adalah; memiliki arti. Penataan berasal dari kata dasar tata. Penataan memiliki arti dalam menyusun atau kata benda sehingga penataan dapat menyatakan nama dari seseorang atau sekelompok orang, ke tempat yang baru seperti ibu kota negara ditata untuk ditempatkan yang baru ke Palangka Raya. Karena di tempat lain sudah tidak memunginkan lagi. RENCANA adalah; hasil proses sebuah perencanaan berupa ketetapan tentang langkah tindakan pada masa depan menyangkut kegiatan dari sulitnya menata kota Jakarta, yang sudah sulit untuk ditata dan tentu harus ada sumber daya manusia yang akan digunakan, dalam rangka mencapai hasil yang diharapkan. PEMINDAHAN Pemindahan berasal dari kata dasar pindah. Pemindahan memiliki arti kata benda sehingga pemindahan ibu kota dapat menyatakan nama dari tempat, seperti perpindahan ibu kota Jakarta ke daerah yang kosong penduduknya Palangka Raya. IBU KOTA NEGARA Ibu kota (juga dieja ibukota), dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Poerwadarminta (1986) adalah kota tempat kedudukan pusat pemerintahan suatu negara, tempat dihimpun unsur administratif, yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Sehingga di ibu kota mereka yang disebut di atas itu pasti ada. PALANGKA RAYA, TEMPO.CO, Palangka Raya - Salah satu tokoh masyarakat Dayak, yang juga pendiri Provinsi Kalimantan Tengah, Cilik Riwut menjelaskan, Palangka Raya berasal dari dua kata yang berbeda arti. Dalam bahasa Dayak Ngaju, “Palangka” berarti tempat, wadah, atau juga piring, sebagai tempat orang Dayak menaruh sesaji. (Juli 10, 2017) Tempat Tiang Pancang Pertama Kota Palangka Raya 17 Juli 1957 Bila kita memperhatian terhadap arti selain dalam judul di atas. Ada 3 hal yang dianggap perlu penulis uraikan selain hal-hal dalam judul dalam dalam buku ini dimuat juga hal-hal sebagai berikut: 1. Prospektif adalah Asal Kata Retro yang dari beberapa sumber penulis baca kebanyakan mengungkap tentang kejadian kebelakang artinya peristiwa kemasa lampau, seperti halnya kota Palangka Raya pemasangan tiang pancang pertama oleh putra terbaik bangsa sekaligus Presiden RI yang pertama Bung Karno. Dengan pendekatan oleh Pahlawan Nasional asal Kalimantan Tengah: Cilik Riwut. 2. Prospektif adalah prospeknya; dapat (mungkin) terjadi; ada harapan (baik) ke masa depan. Termasuk jika hal ini terjadi, kota Palangka Raya menjadi ibu kota negara, sebagai kota pemerintahan. Tentu bukan lagi dijadikan kawasan tertinggal, melainkan menjadi daerah yang lebih maju dari sekarang. 3. Menuju Ibu Kota Negara adalah sebuah harapan yang disertai dengan perencanaan yang lebih matang. Pemerintah telah menurunkan tenaga ahli dari Litbang Depdagri dengan pengkajian yang matang. Tentu hasilnya tidak sebagai konsep biasa, melainkan konsep yang mapan untuk berdirinya ibu kota negara RI.

STRATEGI PENATAAN RENCANA PEMINDAHAN IBU KOTA NEGARA KE PALANGKA RAYA

Ole : H. M. Norsanie Darlan bagian ( 2 ) Publikasi Via Media Penulis Rabu, 30 Juli 2014 diwawancarai Syamsudin Hasan, SH (Wartawan LKBN Antara) Banjarmasin. Walau penulis berada di Erofa saat itu, pertanyaannya tepat saat itu, Presiden Baru Tampilkan bagaimana apakah perlu Model Baru. Penulis selaku Akademisi dari Universitas Palangka Raya, Kalimantan Tengah Prof Dr HM Noranie Darlan MS, PH sudah berpendapat, presiden baru harus menampilkan model baru pula. "Kalau tidak, kurang indah hanya melanjutkan program lama. Harusnya menunjukkan program baru yang lebih baru pula," saat menjawab pertanyaa Antara Kalimantan Selatan, di Banjarmasin. Penulis selaku putra Kalteng dengan motto daerahnya Isen Mulang (Pantang Mundur) itu mencontohkan kota Jakarta sebagai Ibu Kota Negara RI yang beberapa tahun belakangan di mana-mana banjir. "Sedangkan lokasi baru di sekitarnya sulit atau tidak mungkin untuk menghindar dari banjir," "Sementara Kalteng lahan tersedia yang luas. Kenapa tidak dialihkan ke Kalteng saja Ibu Kota Negara atau Pusat Pemerintahan Indonesia," pengalihan pusat pemerintahan atau Ibu Kota Negara itu tentu ada ketertautan dengan pembangunan daerah tertinggal. "Sebenarnya masih banyak lagi program yang harus dialihkan dari Ibu Kota atau Pulau Jawa agar tidak terjadi kesenjangan sosial," tutur Ketua Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (Korwil ICMI) Kalteng itu. "Jadi kita tak perlu risih atas pemindahan Ibu Kota Negara atau pusat pemerintahan. Apalagi kita tidak ada permasalahan mendasar dalam pemindahan pusat pemerintahan tersebut," lanjutnya. Sebagai contoh dalam pemindahan kota/pusat pemerintahan negara, antara lain Malaysia, Amerika Serikat, dan Australia, mereka tak pernah rugi, bahkan tambah maju, mengingatkan wacana presiden pertama Republik Indonesia Ir Soekarno yang mau mengalihkan Ibu Kota Negara ke Pahandut, Kalteng. Pahandut asal nama desa di tepi sungai dan kota Palangka Raya, ibu kota Kalteng, yang peresmiannya oleh Presiden Soekarno pada 17 Juli 1957. Dalam perkembangan provinsi yang luasnya hampir satu setengah kali luas Pulau Jawa tersebut, kini berkembang menjadi 14 kabupaten/kota. Sebelum era otonomi daerah tahun 1999, provinsi yang kaya dengan sumber daya hutan itu hanya terbagi enam kabupaten/kota, yaitu Kota Palangka Raya, dan Kabupaten Kapuas. Selain itu, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kotawaringin Barat (Kobar), Barito Selatan (Barsel) dan Kabupaten Barito Utara (Barut). Pada era reformasi/otonomi daerah terjadi pemekaran, Kabupaten Kapuas, Kotim dan Kobar masing¬-masing dimekarkan menjadi tiga kabupaten. Sementara Barsel dan Barut masing-masing dimekarkan menjadi dua kabupaten. Pemekaran dari Kabupaten Kapuas yaitu Kabupaten Pulang Pisau dan Gunung Mas, dari Kotim tambah Kabupaten Katingan dan Seruyan, Kobar tambah Kabupaten Lamandau dan Sukamara. Untuk pemekaran Basel tambah Kabupaten Barito Timur (Bartim) dan Barut ditambah Kabupaten Murung Raya (Mura), (ant), (BAMSOETNEWS). Menyimak Masa Lampau Seorang reporter salah satu media: Adhi (2016) Senin, 07 November 2016 otonomi,co.id mengomentari tentang: Jakarta Macet, banjir, polusi udara, pemukiman padat penduduk, dan masih ada lagi segudang masalah lainnya yang mendera Ibu Kota DKI Jakarta. Parahnya, yang diawali parahnya sejak 2009 silam, Badan Kesehatan Dunia (WHO) sempat menempatkan Jakarta sebagai kota terjorok ketiga di dunia setelah Meksiko dan Thailand. Menurut: Purwo Santoso, (2009) bahwa: apakah Jakarta masih ideal diagung-agungkan sebagai ibu kota negara? Ya, wacana untuk memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke kota lain memang bukan kabar baru. Di era Orde Baru, Presiden Soeharto sempat berencana memindahkan ibu kota pemerintahan dari Jakarta ke Jonggol, Bogor, Jawa Barat. Terbaru, pemerintah di bawah arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga sempat membahas ide memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Pulau Kalimantan. Apakah Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur dan Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringan Barat pun sempat mengemuka sebagai calon ibu kota baru. Namun arealnya tidak seluas wilayah di sekitar kota Palangka Raya. Sebetulnya, ide memindahkan ibu kota dari Jakarta sendiri sudah sernpat diwacanakan di era Presiden Soekarno. Memasuki tahun 1950-an, (Penulis Belum Lahir) Bung Karno sudah meramalkan Jakarta akan menjadi kota yang pertumbuhannya tak terkendali. Berdasarkan hal itu, Soekarno yang sedang melakukan safari kenegaraan ke beberapa negara pun memanfaatkan momen tersebut untuk melakukan studi banding melihat kota-kota di negara lain. Pada 1956, Soekarno akhirnya membuka kepada publik bahwa ia memiliki rencana untuk memindahkan ibu kota Indonesia dan Jakarta ke Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Mengapa Palangka Raya? Dikutip dari laman harian Merdeka, ada beberapa pertimbangan Ir. Soekarno. Foto Bung Karno Diabadikan di sekitar Tiang Pancang Pertama Pertama, Kalimantan adalah pulau terbesar di Indonesia dan letaknya di tengah-tengah gugus pulau Indonesia. Alasan Kedua, Soekarno ingin berusaha menghilangkan sentralisasi Jawa. Ketiga Selain ke 2 hal di atas, pembangunan Kota Jakarta dan Jawa secara umum adalah konsep peninggalan Belanda. Soekarno ingin membangun sebuah ibu kota dengan konsepnya sendiri. Bukan peninggalan penjajah, tapi sesuatu yang orisinil oleh bangsanya sendiri, "Jadikanllah Kota Palangka Raya sebagai modal dan model," ujar Ir. Soekarno saat pertama kali mendirikan tonggak pembangunan Kota Palangka Raya pada 17 Juli 1957 lalu". Di tengah hutan belantara yang masih perawan masa itu. Adinda Nurrizki, (2017). bahwa kota Palangka Raya saat ini sering disebut-sebut karena menjadi kandidat terkuat ibu kota Indonesia yang baru. Kota ini disebut sebagai kota ideal karena berada di pulau yang luas, di tengah-tengah gugusan pulau NKRI, dan minimnya potensi bencana. Jika memang ibu kota akan dipindahkan ke Palangka Raya, maka tentu ada saja tempat wisata yang indah dan bisa Anda nikmati di berbagai tempat sekarang, seperti melayari alur sungai dan menangkaran urang Hutan. Peristiwa 60 Tahun Silam Sebuah peristiwa yang sangat tidak begitu berarti jika kita melakukan retrospektif 60 tahun silam. Kenapa demikian, desa Pahandut yang terletak tidak jauh dari persimpangan sungai kahayan dengan sungai Rungan. Ada desa kecil yang berpenduduk tidak seberapa. Mengingat kota Sampit terlalu dekat dengan pesisir laut Jawa. Demikian juga Kuala Kapuas disamping dekat pesisir yang sama, juga hanya 40 Km di sebelah barat Kota Banjarmasin (Ibu kota Kalimantan Selatan). Maka diambil lokasi yang agak di tengah-tengah yaitu desa Pahandut. Yang saat itu penuh dengan hutan balantara, oleh Gubernur Kalimantan Tengah yang pertama: Cilik Riwut. Bung Karno yang melihat lokasi Pahandut menjadi kota Palangka Raya itu sangat strategis dengan berbagai pertimbangan: 1. Tidak pernah terjadi bencana Banjir, 2. Tidak ada Gunung Meletus, dan 3. Di tempat ini berada di tengah-tengah pulau terbesar di negeri kita. (saat tulisan ini Diturunkan, Kalteng provinsi terluas/terbesar ke dua setelah Papua). Perlu kita ketahui bersama konsep Bung Karno yang bisa kita ingat kota Palangka Raya bukan kota peninggalan Belanda. Jika diperhatikan dalam peta, jarak ke Aceh maupun ke Papua dan kota Palangka Raya juga hampir sama. Berarti Palangka Raya betul-betul di tengah-tengah negeri. Dan sekarang menjadi provinsi terluas ke 2 itu di tanah air, wajar Palangka Raya) dijadikan ibu kota negara. Kehadiran Bung Kamo ke Pahandut/Palangka Raya tidak hanya sekali, tapi berulang kali. Walau hanya naik kapal Sungai (Bus Air) dengan menghabiskan waktu yang panjang. Dan membawa para dosen Fakultas Teknik apakah dari Universitas Gadjah Mada (UGM) maupun Universitas Indonesia (UI). Untuk merancang bangun dan rekayasa sebagai kota idaman, yang akan dijadikan ibu kota negara. buktinya sekarang jalan-jalan yang dikonsep saat itu, selalu lebar dan tertata baik. Jakarta Terendam Banjir Banyak sumber menyebutkan, bahwa ibu kota negara semakin tahun semakin menghawatirkan. Apa lagi. Kali Sunter yang melintasi Cipinang Melayu, ditambah, curah hujan yang tinggi sepanjang hari kemarin. (KOMPAS.com / GARRY Andrew Lotulung). Jakarta, KOMPAS.com — Hujan deras yang mengguyur wilayah Jabodetabek pada Selasa (21/2/2017) pagi menyebabkan sejumlah wilayah terendam banjir. Setidaknya ada 54 wilayah di lbu Kota yang terendam banjir. "Ribuan rumah dan jalan terendam banjir dengan ketinggian bervariasi, 10-150 sentimeter. Terdapat 54 titik banjir dan genangan, yaitu di Jakarta Selatan (11 titik), Jakarta Timur (29 titik), dan Jakarta Utara (14 titik)," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho (2017) dalam keterangan tertulisnya, Selasa. Sutopo (2017) menjelaskan, bahwa banjir ini disebabkan drainase yang tidak mampu menampung aliran air di permukaan. Selain itu, banjir juga disebabkan luapan dari sungai yang statusnya naik mulai dari Siaga I hingga II. "Akibatnya, aliran air permukaan dari drainase tidak dapat dialirkan ke sungai," kata Sutopo.

STRATEGI PENATAAN RENCANA PEMINDAHAN IBU KOTA NEGARA KE PALANGKA RAYA

Oleh : H.M.Norsanie Darlan BAGIAN ( 3 ) Mengatasi Padat Penduduk Penduduk kalimantan tengah saat ini, tidak begitu jauh berbeda dengan jumlah penduduk Jakarta. Sementara luas wilayahnya terbesar/terluas ke 2 di negeri ini setelah Papua. Dengan kota Palangka Raya dijadikan ibu kota negara, maka penduduk yang padat di berbagai daerah khususnya di Jakarta lambat laun akan dapat di atasi. Sebab kota Palangka Raya sebagai kota pusat pemerintahan jumlah penduduknya pasti cepat bertambah. Yang disebabkan orbanisasi, transmigrasi, perpindahan spontan akan terjadi ke Palangka Raya. Sementara kepadatan penduduk Jakarta akan dapat ditekan. Wacana Pemindahan Ibu Kota Negara Dalam Wacana Pemindahan Ibukota Pemerintahan RI ke Palangka Raya dibahas pada Rakornas Kelitbangan tertanggal, 16 Maret 0 Comments/in Berita Terkini oleh: Andika Afriadhy (2017). MEDIA CENTER, Palangka Raya-Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kelitbangan yang diselenggarakan di Swiss Bel Hotel Danum Palangka Raya resmi dibuka oleh Menteri Dalam Negeri yang diwakilkan kepada Pelaksana Tugas Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendagri, Dodi Riyadmadji, (15/3/2017) Rabu malam pukul 20.00 WIB. Pembukaan Rakornas Kelitbangan ini dihadiri oleh ratusan peserta dari seluruh Indonesia. Hadir pula perwakilan Plt Sekda Provinsi Kalimantan Tengah, Sahrin Daulay mewakili gubernur, perwakilan DPRD provinsi, perwakilan DPRD Kota, dan beberapa Bupati serta Wakil Bupati. Dalam sambutan Menteri Dalam Negeri yang dibacakan Plt Kepala Badan Litbang Kemendagri, Dodi Riyadmadji, mengatakan Rakornas Kelitbangan yang diselenggarakan di Kota Palangka Raya memiliki nilai strategic berkenaan dengan ide yang disampaikan Presiden Joko Widodo yang mewacanakan Palangka Raya sebagai ibukota pemerintahan Republik Indonesia. Ide tersebut diwacanakan kembali oleh Presiden Joko Widodo saat melakukan kunjungan kerja ke Kota Palangka Raya dalam rangka menghadiri acara Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) pada 20 Desember 2016 yang lalu. Mendagri menjelaskan alasan diwacanakannya kembali Kota Palangka Raya sebagai calon ibukota pemerintahan RI karena letak wilayah Palangka Raya dinilai jauh dari ancaman bahaya kebencanaan, akan tetapi proses tersebut tidak mudah, mengingat banyak aspek lain yang masih perlu dikaji secara mendalam seperti untung dan ruginya bila ibukota negara jadi dipindah ke Provinsi Kalimantan Tengah. Untuk itu, Kemendagri berharap Badan Litbang Provinsi, Kabupaten/Kota diharapkan bisa menyumbangkan buah pikirannya dalam rangka wacana pemindahan ibukota pemerintahan RI ke Palangka Raya. (MC Isen Mulang) Musim Kemarau Tempoe Doeloe siklus alam dimusim kemarau terjadi dalam 5 tahun sekali sekali seperti tahun: 1962, 1967, 1972 dan tahun 1997 dst. Sekarang sepertinya tidak lagi demikian. Musim-musim kemarau bisa terjadi berderet tanpa mengenal tahun ganjil ataupun genap. Ciri menjelang kemarau diawali 4¬5 bulan sebelumnya. Didahului adanya luapan air dari hulu (bagian Utara di Kalteng), yang luar biasa (berlebihan). Penduduk yang tinggal di tepi sungai seperti: Barito, Kahayan, Katingan, Mentaya, seruyan, Lamandau, Arut, dll. Sering meluap. Dan sekitar bulan agustus suhu panas mulai terjadi. Bila tidak terjadi turun hujan, dalam waktu 6-8 minggu maka kawasan bergambut mulai berasap di pagi hari. Bila terjadi tiupan angin kencang, maka asappun menipis. Hal ini, mengakibatkan asap tebal karena tiupan angin yang sangat rendah. Asap tebal tidak mengenal apakah siang ataukah malam hari selalu tebal. Menurut Darlan (2014) bahwa:"...Peristiwa ini, adalah peristiwa alam, di kawasan gambut sekitar Khatulistiwa yang sejak dulu demikian. Bila terjadi hujan, asappun berkurang dan hilang...". Dunia Penerbangan Dalam beberapa tahun belakangan ternyata kabut asap mulai terpecahkan. Menurut: Darlan (2015) bahwa:"...Tempo doeloe kalau musim kabut tiba, secara otomatis dunia penerbangan dari dan ke Palangka Raya terhenti selama musim kemarau...". Belakangan ini, dunia penerbangan dilaku¬kan di malam hari. Sedangkan disiang hari jarak pandang sangat terbatas. Tapi jika dimalam hari dengan dipandu oleh lampu-lampu di landasan pacu, membuat dunia penerbangan lebih leluasa di malam hari. Melirik Ibu Kota Lain Dunia Bila kita perhatikan, ternyata negara-negara lain dengan berbagai alasan sudah banyak yang memisahkan antara kota pemerintahan dengan kota perdagangan antara lain seperti: Malaysia, Amereka dan Australia, dan banyak kota lainnya di dunia. Negeri tetangga kita, Malaysia Punya Putrajaya, Kapan Indonesia memindahan Ibukota pemerintahannya, Hanz Jimenez Salim (2013) "Kebanyakan penduduk Putrajaya adalah kaki tangan pemerintah (pegawai pemerintah/PNS). suasana kalau Sabtu dan Minggu, apalagi masa pilihan Raya, banyak yang pulang kampung untuk undi (memilih)," kata M. Rofiq, kepada Liputan 6.com, di Putrajaya. "Kalau mau, coba saja tidur-tiduran di jalan. Tak apa" hal serupa tidak banyak berbeda dengan kota Jakarta menjelang libur. Penduduk Jakarta tujuan Bandung, Jawa Tengah dan Timur untuk meman¬faatkan hari liburnya. Di sisi lain, suasana sepi makin menegaskan figur Putrajaya: bangunan¬bangunan megah bernuansa mediterania, jalanan lebar dan mulus, tata kota yang teratur, taman serta tumbuhan di sana. Sebuah kota modern yang ditata apik, oleh pemerintah Malaysia. Putrajaya dibangun tahun 1999, dimulai dari nol di bekas ladang sawit seluas 46 hektar. Jaraknya 25 km dari Kuala Lumpur. Palangka Raya yang dipersiapkan tentu lebih luas dari itu. Putrajaya yang tetap menyandang predikat sebagai ibukota. Jarak yang makin terasa pendek karena didukung sistem transportasi yang baik: kereta api dan bus yang menghubungkan dengan daerah sekitar. Bus, taksi, dan buat melayani perpindahan orang di dalam Putrajaya. "Dengan pusat-pusat kerajaan berkumpul seperti ini makin memudah¬kan urusan. Di sini juga tidak ada macet seperti di Kuala Lumpur. Meski ada juga yang anggap pembangunan Putrajaya pemborosan," tutur M Rofiq. Sementara menurut Imam Kaedi (2013) putra Malaysia mengaku bangga dengan ibukota barunya itu. "Saya pernah dialog dengan tamu dari Jerman. Dia kagum Malaysia punya ibukota seperti ini," kata dia. Bagaimana Indonesia? Soal ketegasan untuk memutuskan pemindahan ibukata, meski hanya administrasinya, harus diakui negeri jiran maju beberapa langkah dari kita. Karena Sejak lama, wacana pemindahan ibukota Indonesia timbul tenggelam juga dimasa sebelumnya. Berkali-kali mencuat jadi kontroversial, lalu redam. Palangka Raya yang diimpikan Presiden Soekarno Pertama atau sedikit melipir ke Jonggol yang pernah diwacanakan Soeharto, dua-duanya tak jelas realisasinya. Sementara, Jakarta makin padat, sesak, dan macet. Dan tak ketinggalan, banjir! Ibukota saat ini tak kuat lagi menanggung beban pertambahan pendu¬duk dan pesatnya pembangunan. Makin jauh dari gambaran sebuah ibukota yang ideal. Sebuah wacana tentang pemindahan ibukota juga jadi pertimbangan Pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono, (SBY) meminta para jajaran stafnya untuk merampung-kan rencana pemindahan Ibukota secara matang. "Dan Bapak Presiden yang kita ingat kata-kata beliau adalah kita harus berpikir hari ini sebelum kita terlambat," ujar Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah Velix Wanggai Januari 2013 lalu. Dan alasannya tak semata-mata macet dan banjir di DKI Jakarta, melainkan untuk meratakan pembangunan. Sementara, Pengamat Perkotaan, Nirwana Yoga justru mengatakan, saat ini belum perlu untuk memindahkan ibukota dari Jakarta. "Karena yakin dananya juga pasti belum ada secrs jelas. Pasti juga dibutuhkan dana yang besar untuk memindahkan suatu ibukota negara," kata dia saat dihubungi Liputan6.com baru-baru ini. Nirwana Yoga (2013) menyarankan, lebih baik saat ini dana dan energi difokuskan untuk menyelesaikan masalah-masalah di Jakarta. "Kita benahi Jakarta dulu agar lebih baik, jangan membahas wacana-wacana seperti itu, sama saja kita debat kusir. Tidak ada penyelesaiannya." Soal Putrajaya, dinilai, Malaysia punya alasan yang kuat untuk membuat keputusan itu. "Di Putrajaya hanya untuk ibukota pemerintahan dan steril dari kegiatan ekonomi." (Ein) Data Negara Yang Memindahkan ibu kota di Dunia Dalam data literatur menyebutkan bahwa ibu kota yang dipindahkan sangat banyak di dunia seperti: Erofa Barat 46 ibu kota negara yang dipindahkan, Erofa tengah dan Timur 46 ibu kota negara yang dipindahkan, di Asia ada 65 ibu kota yang dipindahkan. Termasuk di Indonesia Jakarta 1945-1948 ke Yogyakarta dan Jakarta ke Bukit Tinggi 1948-1949, Afrika ada 13 ibu kota negara yang dipindahkan, Oseania ada 5 ibu kota, Amerika Utara ada 14 ibu kota, Amerika Selatan ada 4 ibu kota negara yang dipindahkan. Jadi memperhatikan data literatur di atas, Jakarta yang akan dipindahkan ke Palangka Raya, hampir tidak ada alasan yang berarti untuk menolaknya. Kebijakan Pemda Sampai tanggal 14 April 2017 Gubernur Kalimantan Tengah H. Sugianto Sabran dalam acara Musyawarah Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Tengah di Aula Universitas Muhammadiyah Palangka Raya. Ia berharap agar ibu kota negeri ini nanti di Palangka Raya. lni sebuah kebijakan yang positif terhadap prospektif negeri kita di masa datang. Sejak tahun 2013 penulis ke kabupaten/kota di Kalimantan Tengah selalu membawa sebuah instrumen sederhana. Melakukan sebuah wawancara kepada berbagai lapisan masyarakat, tentang Palangka Raya dijadikan ibu kota negara tak satupun menemukan orang yang menentang. Bahkan ada yang berdo'a agar dipanjangkan umurnya, supaya ia sempat melihat bagaimana Istana Negara itu, ada di Palangka Raya. Demikian pula sejumlah artikel yang penulis baca, dan ditulis sebagai ahli hanya segelintir satu atau dua % yang meminta agar jangan membuang energi dan menyedot dana pembangunan buat memindahkan ibukota negara. Sebenarnya tidak demikian. Karena dalam membangun ibu kota negara tidak akan mampu dengan dana APBN. Tapi dana cadangan negara yang dikonsepkan dan diperuntukan di luar APBN. Disudut lain, masih ada tokoh masyarakat yang menyaksikan pidato Ir. Sukarno yang mengatakan bahwa di saat peletakan tiang pancang kota Palangka Raya, beliau menyebutkan: "...hanya 2 nama kota di negeri ini yang ada sebutan Raya, yaitu: Jakarta RAYA dan Palangka RAYA...". B erdo' alah. BAGIAN KE ( 4 ) TERLAMPIR

STRATEGI PENATAAN RENCANA PEMINDAHAN IBU KOTA NEGARA KE PALANGKA RAYA

Oleh : H.M.Norsanie Darlan BAGIAN ( 4 ) Secara Prosfektif Di bagian akhir tulisan ini, penulis mencoba menguraikan secara prosfektif Palangka Raya menuju Ibu Kota Negara ke masa depan, minimal 4 hal adalah: Pertama: Kota ini berkembang akan menyatu atau kembar dengan Kasongan dan Pulang Pisau, Palangka Raya. Walau dalam waktu lama. Sama halnya antara Jakarta dengan: Tangerang dan Bekasi. Atau akan ada, muncul kota baru sebagai akibat lajunya pertumbuhan penduduk, di daerah ini. Kedua: Kota Palangka Raya pada saatnya akan terbagi menjadi 5 wilayah yaitu: Palangka Raya Pusat, Palangka Raya Timur dan Barat, serta Palangka Raya Utara dan Selatan. Karena tidak mungkin Palangka Raya ini tetap seperti sekarang. Ketiga: Dengan jumlah penduduk yang akan bertambah, diserta banyaknya tamu yang datang maupun pergi tidak sebatas dalam negeri, tapi juga manca negara. Maka bandara Cilik Riwut tidak dapat lagi dipertahankan seperti sekarang. Tentu harus dibangun yang lebih besar. Keempat: Disamping hal-hal di atas, jalanpun tidak cukup yang ada. Tentu akan tercipta sejumlah jalan besar, namun luasnya areal lahan di kawasan sekitar Palangka Raya untuk menuju ibu kota negara tidaklah menggangu permukiman penduduk. Karena areal tanah kosong/tanah negara masih luas. Kelima: Pada bagian akhir tulisan ini, Jika Retrospektif dan Prosfektif Palangka Raya menuju Ibu Kota Negara terwujud. 'Maka Palangka Raya inilah sebuah kota yang dibangun oleh bangsa¬nya sendiri. Terlebih oleh putra terbaik bangsa saat itu Bung Karno. Karena banyak kota tua di Indonesia dibangun sejak zaman penjajahan. Disisi lain Jika Ibu kota negara dipindahkan ke Palangka Raya, belum terlihat kecemasan penduduk se tempat atas bakal terjadinya perubahan luar biasa yang sangat besar. Kehadiran ibu kota ke provinsi terluas ke 2 di Indonesia setelah Papua itu, menyebut ucapan Walikota yang ditanya penulis sehari sebelum ulan tahun ke 70 kota Palangka Raya: Dr. Riban Setia, MAP (2017) menyebutkan: ”...Kami tidak meminta Palangka Raya dijadikan ibu kota negara. Tapi kalau memang kehendak Bung Karno 70 tahun silam itu di kabulkan, kami juga tidak menolak...”. Semoga Sukses Selalu DAFTAR PUSTAKA Adhi, 2016. Jakarta Macet, banjir, polusi udara, pemukiman padat penduduk, dan masih ada lagi segudang masalah lainnya yang mendera Ibu Kota DKI Jakarta. Darlan, H.M. Norsanie, 1998. Strategi adalah salah satu cara dalam mencapai tujuan, materi Bahan Ajar FKIP, Palangka Raya. ------------, 2014. Palangka Raya Slap Jadi Ibu kota Negara, Antara, Jakarta. ------------, 2015. Jakarta Can Lokasi Baru Ke KALTENG, Antara, Banjarmasin. ------------, 2017. Retrospektif Dan Prospektif Palangka Raya Menuju Ibu Kota Negara, Pidato Pengokohan, ICMI Orwil Kalteng, Palangka Raya. Kaedi, Imam, 2013. Pemuda Malaysian Mengaku Bangga Dengan Ibukota Barunya, Putrajaya, Malaysia Kristanti, Elin Yunita, 2013. Lalu lintas di Putrajaya, Malaysia, Jakarta. Lotulung, Andrew, 2017. Hujan deras yang mengguyur wilayah Jabodetabek pada Selasa (21/2/2017)X, KOMPAS.com —Jakarta. Media, Wild, 2016. Daftar bekas ibu kota negara di Dunia, Dan Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. MC Isen Mulang, 2016. Iletak wilayah Palangka Raya dinilai jauh dari ancaman bahaya kebencanaan, Palangka Raya. Nurrizki, Adinda, 2017. Palangka Raya, Jadi Calon Ibu Kota Republik Indonesia, Ini Tempat Wisata Indah, Publik, Jakarta. Rofiq, M. 2013. Liputan6.com, tentang Putrajaya, Jakarta. Reyadmadji, Dodi, 2017. Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendagri, Palangka Raya. Sabran, H. Sugianto, 2017. Sambutan Gubernur Kalteng Dalam Musw i I Salim, Hanz Jimenez , 2013. Malaysia Punya Putrajaya, Kapan Indonesia Purdah Ibukota, Jakarta. Santoso, Purwo, 2009. Kalimantan Tengah Membangun Dari Pedalaman, Sukarno, 1957. Kota Palangka Raya sebagai Modal dan Model. Pidato saat Peletakan Batu Pertama, Palangka Raya. Sutopo, 2017. Hujan deras yang mengguyur wilayah Jabodetabek, Kompas, Jakarta. Sejarah Kota Palangka Raya 1952-1972 Y, 1977. Membangun Kalimantan Tengah, Palangka Raya. Yunita Kristanti, Elin, Lalu lintas di Putrajaya, Malaysia, Jakarta. WHO, 2009 silam, Badan Kesehatan Dunia (WHO) sempat menempatkan Jakarta sebagai kota terjorok ketiga di dunia setelah Meksiko dan Thailand, Jakarta. Yoga, Nirwana, 2013. Menyarankan, lebih baik saat ini dam dan energi difokuskan untuk menyelesaikan masalah-masalah di Jakarta ---------------------- Penulis: Prof. Dr. H.M. Norsanie Darlan, MS PH Ketua Program Magister Pendidikan Luar Sekolah / PNF Dosen S-1 dn S-2 PLS/PNF Universitas Palangka Raya. SELAMAT & SUKSES SELALU

Rabu, 25 Oktober 2017

RETROSPEKTIF DAN PROSPEKTIF PALANGKA RAYA MENUJU IBU KOTA NEGARA

Oleh: H.M, Norsanie Darlan Pendahuluan Melirik sejarah kota Palangka Raya terdiri dari kata "Palangka dan Raya". Palangka Raya berasal dari suatu wadah Palangka (bagian muka dan belakang, melukiskan bentuk gambar Burung Elang, Enggang). Pendapat lain Y. Salillah, (1977) tentang "Palangka" adalah tempat sajen. yang menurut kepercayaan leluhur/nenek moyang suku dayak, dipakai oleh Mahatala Langit (Tuhan Yang Maha Esa) untuk menurunkan manusia pertama ke atas dunia. Kota Palangka Raya adalah kota terluas ke 3 di Indonesia. Dan Kalimantan Tengah wilayah terluas ke 2 di Republik Indonesia. Palangka Raya dapat dilihat sebagai kota yang memiliki 3 wajah; wajah perkotaan, wajah pedesaan dan wajah hutan. Namun wajah mulai dewasa ini, mulai merubah wajahnya seperti sekarang. Provinsi Kalimantan Tengah terbentuk melalui proses yang panjang. Sejarah pembentukan Pemerintahan Kota Palangka Raya adalah bagian integral dari pembentukan Provinsi Kalimantan Tengah berdasarkan Undang-Undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957, lembaran Negara Nomor 53 berikut penjela¬sannya (Tambahan Lembaran Negara Nomor 1284) berlaku mulai tanggal 23 Mei 1957, yang selanjutnya disebut Undang-Undang Pembentukan Daerah Swatantra Provinsi Kalimantan Tengah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1958, Parlemen Republik Indonesia tanggal 11 Mei 1959 mengesah¬kan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959, yang menetapkan pembagian Provinsi Kalimantan Tengah dalam 5 Kabupaten dan Palangka Raya sebagai Ibukotanya. Kota Palangka Raya secara geografis terletak pada 113°30'¬114°07' Bujur Timur dan 1°35'- 2°24' Lintang Selatan, dengan luas wilayah 2.678,51 Km2 (267.851 Ha) dengan topografi terdiri dari tanah datar dan berbukit dengan kemiringan kurang dari 40%. Beberapa Pengertian Bila kita memperhatian terhadap arti dan apa yang tertera dalam judul buku ini. Ada 3 hal yang dianggap perlu penulis uraikan berdasarkan judul buku sebagai berikut: 1. Prospektif adalah Asal Kata Retro yang dari beberapa sumber penulis baca kebanyakan mengungkap tentang kejadian kebelakang artinya peristiwa kemasa lampau, seperti halnya kota Palangka Raya diletakkan batu pertama oleh putra terbaik bangsa sekaligus Presiden RI yang pertama Bung Karno. Dengan pendekatan oleh Pahlawan Nasional asal Kalimantan Tengah: Cilik Riwut. 2. Prospektif adalah prospeknya; dapat (mungkin) terjadi; ada harapan (baik) ke masa depan. Termasuk jika hal ini terjadi, kota Palangka Raya menjadi ibu kota negara, sebagai kota pemerintahan. Tentu bukan lagi dijadikan kawasan tertinggal, melainkan menjadi daerah yang lebih maju dari sekarang. 3. 3.Menuju Ibu Kota Negara adalah sebuah harapan yang disertai dengan perencanaan yang lebih matang. Pemerintah telah menurunkan tenaga ahli dari Litbang Depdagri dengan pengkajian yang matang. Tentu hasilnya tidak sebagai konsep biasa, melainkan konsep yang mapan untuk berdirinya ibu kota negara RI. Publikasi Via Media Penulis Rabu, 30 Juli 2014 diwawancarai Syamsudin Hasan, SH (Wartawan LKBN Antara) Banjarmasin. Walau saya berada di Erafa saat itu, tepat saat W1B Presiden Baru Tampilkan Model Baru selaku Akademisi dari Universitas Palangka Raya, Kalimantan Tengah Prof Dr HM Noranie Darlan MS, PH sudah berpendapat, presiden baru harus menampilkan model barn pula. "Kalau tidak, kurang indah hanya melanjutkan program lama. Harusnya menunjukkan program baru pula," katanya menjawab Antara Kalimantan Selatan, di Banjarmasin. Penulis selaku putra Kalteng dengan motto daerahnya Isen Mulang (Pantang Mundur) itu mencontohkan kota Jakarta sebagai Ibu Kota Negara RI yang beberapa tahun belakangan di mana-mana banjir. "Sedangkan lokasi baru di sekitar sulit atau tidak mungkin untuk menghindar dari banjir," "Sementara Kalteng lahan tersedia yang luas. Kenapa tidak dialihkan ke Kalteng saja Ibu Kota Negara atau Pusat Pemerintahan Indonesia," pengalihan pusat pemerintahan atau Ibu Kota Negara itu tentu ada ketertautan dengan pembangunan daerah tertinggal. "Sebenarnya masih banyak lagi program yang hams dialihkan dari Ibu Kota atau Pulau Jawa agar tidak terjadi kesenjangan sosial," tutur Koordinator Wilayah Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (Korwil ICMI) Kalteng itu. "Jadi kita tak perlu risih atas pemindahan Ibu Kota Negara atau pusat pemerintahan. Apalagi kita tahun tidak ada permasalahan mendasar dalam pemin lahan pusat pemerintahan tersebut," lanjutnya. Sebagai contoh dalam pemindahan kota/pusat pemerintahan negara, antara lain Malaysia, Amerika Serikat, dan Australia, mereka tak pernah rugi, bahkan tambah maju, mengingatkan wacana presiden pertama Republik Indonesia Ir Soekarno yang mau mengalihkan Ibu Kota Negara ke Pahandut, Kalteng. Pahandut asal nama kota Palangka Raya, ibu kota Kalteng, yang peresmiannya oleh Presiden Soekarno pada 1957. Dalam perkembangan provinsi yang luasnya hampir satu setengah kali luas Pulau Jawa tersebut, kini ada 14 kabupaten/kota. Sebelum era otonomi daerah tahun 1999, provinsi yang kaya dengan sumber daya hutan itu hanya terbagi enam kabupaten/kota, yaitu Kota Palangka Raya, dan Kabupaten Kapuas. Selain itu, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kotawaringin Barat (Kobar), Barito Selatan (Barsel) dan Kabupaten Barito Utara (Barut). Pada era reformasi/otonomi daerah terjadi pemekaran, Kabupaten Kapuas, Kotim dan Kobar masing¬-masing dimekarkan menjadi tiga kabupaten. Sementara Barsel dan Barut masing-masing dimekarkan menjadi dua kabupaten. Pemekaran dari Kabupaten Kapuas yaitu Kabupaten Pulang Pisau dan Gunung Mas, dari Kotim tambah Kabupaten Katingan dan Seruyan, Kobar tambah Kabupaten Lamandau dan Sukamara. Untuk pemekaran Basel tambah Kabupaten Barito Timur (Bartim) dan Barut ditambah Kabupaten Murung Raya (Mura). (ant) (BAMSOETNEWS). Menyimak Masa Lampau Seorang reporter salah satu media: Adhi (2016) Senin, 07 November 2016 otonomi,co.id mengomentari tentang: Jakarta Macet, banjir, polusi udara, pemukiman padat penduduk, dan masih ada lagi segudang masalah lainnya yang mendera Ibu Kota DKI Jakarta. Parahnya, yang diawali parahnya sejak 2009 silam, Badan Kesehatan Dunia (WHO) sempat menempatkan Jakarta sebagai kota terjorok ketiga di dunia setelah Meksiko dan Thailand. Menurut Purwo Santoso, (2009) bahwa: apakah Jakarta masih idealkah diagung-agungkan sebagai ibu kota negara? Ya, wacana untuk memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke kota lain memang bukan kabar baru. Di era Orde Baru, Presiden Soeharto sempat berencana memindahkan ibu kota pemerintahan dari Jakarta ke Jonggol, Bogor, Jawa Barat. Terbaru, pemerintah di bawah arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga sempat membahas ide memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Pulau Kalimantan. Apakah Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur dan Pangkalan Bun, Kabupaten Waringan Barat pun sempat mengemuka sebagai calon ibu kota baru. Namun arealnya tidal( seluas wilayah di sekitar kota Palangka Raya. Sebetulnya, ide memindahkan ibu kota dari Jakarta sendiri sudah sernpat diwacanakan di era Presiden Soekarno. Memasuki tahun 1950-an, (Penulis Belum Lahir) Bung Karno sudah meramalkan Jakarta akan menjadi kota yang pertumbuhannya tak terkendali. Berdasarkan hal itu, Soekarno yang sedang melakukan safari kenegaraan ke beberapa negara pun memanfaatkan momen tersebut untuk melakukan studi banding melihat kota-kota di negara lain. Pada 1956, Soekarno akhirnya membuka kepada publik bahwa ia memiliki rencana untuk memindahkan ibu kota Indonesia dan Jakarta ke Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Mengapa Palangka Raya? Dikutip dari laman harian Merdeka, ada beberapa pertimbangan Ir. Soekamo. Pertama, Kalimantan adalah pulau terbesar di Indonesia dan letaknya di tengah-tengah gugus pulau Indonesia. Alasan Kedua, Soekarno ingin berusaha menghilangkan sentralisasi Jawa. Ketiga Selain itu, pembangunan Kota Jakarta dan Jawa secara umum adalah konsep peninggalan Belanda. Soekarno ingin membangun sebuah ibu kota dengan konsepnya sendiri. Bukan peninggalan penjajah, tapi sesuatu yang orisinil, "Jadikanllah Kota Palangka Raya sebagai modal dan model," ujar Ir. Soekarno saat pertama kali meletakkan tonggak pembangunan Kota Palangka Raya pada 17 Juli 1957 lalu". Adinda Nurrizki, (2017). bahwa kota Palangka Raya saat ini sering disebut-sebut karena menjadi kandidat terkuat ibu kota Indonesia yang baru. Kota ini disebut sebagai kota ideal karena berada di pulau yang luas, di tengah-tengah gugusan pulau NKRI, dan minimnya potensi bencana. Jika memang ibu kota akan dipindahkan ke sum, maka tentu ada saja tempat wisata yang indah dan bisa Anda nikmati di berbagai tempat sekarang. Peristiwa 60 Tahun Silam Sebuah peristiwa yang sangat tidak begitu berarti jika kita melakukan retrospektif 60 tahun silam. Kenapa demikian, desa Pahandut yang terletak tidak jauh dari persimpangan sungai kal ayan dengan sungai rungan. Ada desa kecil yang berpenduduk tidak seberapa. Mengingat kota Sampit terlalu dekat dengan pesisir laut Jawa. Demikian juga Kuala Kapuas disamping dekat pesisir yang sama, juga hanya 40 Km di sebelah barat Kota Banjarmasin (Ibu kota Kalimantan Selatan). Maka diambil lokasi yang agak di tengah-tengah yaitu desa Pahandut. Yang saat itu penuh dengan hutan balantara, oleh Gubernur Kalimantan Tengah yang pertama: Cilik Riwut. Bung Karno yang melihat lokasi Pahandut menjadi kota Palangka Raya itu sangat strategis dengan berbagai pertimbangan: 1. Tidak pernah terjadi bencana Banjir, 2. Tidak ada Gunung Meletus, dan 3. Di tempat ini berada di tengah-tengah pulau terbesar di negeri kita. (saat tullisan ini Diturunkan, Kalteng provinsi terluas/terbesar ke dua setelah Papua). Perlu kita ketahui bersama konsep Bung Karno yang bisa kita ingat kota Palangka Raya bukan kota peninggalan Belanda. Jika diperhatikan dalam peta, jarak ke Aceh maupun ke Papua dan kota Palangka Raya juga hampir sama. Berarti Palangka Raya betul-betul di tengah-tengah negeri ini. Dan sekarang menjadi provinsi terluas ke 2 itu di tanah air, wajar Palangka Raya )dijadilcan ibu kota negara. Kehadiran Bung Kamo ke Pahandut/Palangka Raya tidak hanya sekali, tapi berulang kali. Walau hanya naik kapal Sungai (Bus Air) dengan menghabiskan waktu yang panjang. Dan membawa para dosen Fakultas Teknik apakah dari Universitas Gadjah Mada (UGM) maupun Universitas Indonesia (UI). Untuk merancang bangun dan rekayasa sebagai kota idaman, yang akan dijadikan ibu kota negara. buktinya sekarang jalan -jalan yang dikonsep saat itu selalu lebar dan tertata baik. Jakarta Terendam Banjir Banyak sumber menyebutkan, bahwa ibu kota negara semakin tahun semakin menghawatirkan. Apa lagi. Kali Sunter yang melintasi Cipinang Melayu, ditambah, curah hujan yang tinggi sepanjang hari kemarin. (KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG). JAKARTA, KOMPAS.com — Hujan deras yang mengguyur wilayah Jabodetabek pada Selasa (21/2/2017) pagi menyebabkan sejumlah wilayah terendam banjir. Setidaknya ada 54 wilayah di lbu Kota yang terendam banjir. "Ribuan rumah dan jalan terendam banjir dengan ketinggian bervariasi, 10-150 sentimeter. Terdapat 54 titik banjir dan genangan, yaitu di Jakarta Selatan (11 titik), Jakarta Timur (29 titik), dan Jakarta Utara (14 titik)," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya, Selasa. Sutopo (2017) menjelaskan, banjir ini disebabkan drainase yang tidak mampu menampung aliran air di permukaan. Selain itu, banjir juga disebabkan luapan dari sungai yang statusnya naik mulai dari Siaga I hingga II. "Akibatnya, aliran air permukaan dari drainase tidak dapat dialirkan ke sungai," kata Sutopo. Mengatasi Padat Penduduk Penduduk kalimantan tengah saat ini, tidak begitu jauh berbeda dengan jumlah penduduk kabupaten Malang. Sementara luas wilayahnya terbesar/ terluas ke 2 di negeri ini setelah Papua. Dengan kota Palangka Raya dijadikan ibu kota negara, maka penduduk yang padat di berbagai daerah khususnya di Jakarta lambat laun akan dapat di atasi. Sebab kota Palangka Raya sebagai kota pusat pemerintahan jumlah penduduknya pasti cepat bertambah. Yang disebabkan orbanisasi, rtransmigrasi, perpindahan spontan akan terjadi ke Palangka Raya. Sementara kepadatan penduduk Jakarta akan dapat ditekan. Wacana Pemindahan Ibu Kota Negara Dalam Wacana Pemindahan Ibukota Pemerintahan RI ke Palangka Raya dibahas pada Rakornas Kelitbangan tertanggal, 16 Maret 0 Comments/in Berita Terkini oleh: Andika Afriadhy (2017). MEDIA CENTER, Palangka Raya-Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kelitbangan yang diselenggarakan di Swiss belHotel danum Palangka Raya resmi dibuka oleh Menteri Dalam Negeri yang diwakilkan kepada Pelaksana Tugas Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendagri, Dodi Riyadmadji, (15/3/2017) Rabu malam pukul 20.00 WIB. Pembukaan Rakornas Kelitbangan ini dihadiri oleh ratusan peserta dari seluruh Indonesia. Hadir pula perwakilan Plt Sekda Provinsi Kalimantan Tengah, Sahrin Daulay mewakili gubernur, perwakilan DPRD provinsi, perwakilan DPRD Kota, dan beberapa Bupati serta Wakil Bupati. Dalam sambutan Menteri Dalam Negeri yang dibacakan Plt Kepala Badan Litbang Kemendagri, Dodi Riyadmadji, mengatakan Rakornas Kelitbangan yang diselenggarakan di Kota Palangka Raya memiliki nilai strategic berkenaan dengan ide yang disampaikan Presiden Joko Widodo yang mewacanakan Palangka Raya sebagai ibukota pemerintahan Republik Indonesia. Ide tersebut diwacanakan kembali oleh Presiden Joko Widodo saat melakukan kunjungan kerja ke Kota Palangka Raya dalam rangka menghadiri acara Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) pada 20 Desember 2016 yang lalu. Mendagri menjelaskan alasan diwacanakannya kembali Kota Palangka Raya sebagai calon ibukota pemerintahan RI karena letak wilayah Palangka Raya dinilai jauh dari ancaman bahaya kebencanaan, akan tetapi proses tersebut tidak mudah, mengingat banyak aspek lain yang masih perlu dikaji secara mendalam seperti untung dan ruginya bila ibukota negara jadi dipindah ke Provinsi Kalimantan Tengah. Untuk itu, Kemendagri berharap Badan Litbang Provinsi, Kabupaten/Kota diharapkan bisa menyumbangkan buah pikirannya dalam rangka wacana pemindahan ibukota pemerintahan RI ke Palangka Raya. (MC Isen Mulang) Musim Kemarau Tempoe Doeloe siklus alam dimusim kemarau terjadi dalam 5 tahun sekali sekali seperti tahun: 1962, 1967, 1972 dan tahun 1977 dst. Sekarang sepertinya tidak lagi demikian. Musim-musim kemarau bisa terjadi berderet tanpa mengenal tahun ganjil ataupun genap. Ciri menjelang kemarau diawali 4¬5 bulan sebelumnya. Didahului adanya luapan air dari hulu (bagian Utara di Kalteng), yang luar biasa (berlebihan). Penduduk yang tinggal di tepi sungai seperti: Barito, Kahayan, Katingan, Mentaya, seruyan, Lamandau, Arut, dll. Sering meluap. Dan sekitar bulan agustus suhu panas mulai terjadi. Bila tidak terjadi turun hujan, dalam waktu 6 — 8 minggu maka kawasan bergambut mulai berasap di pagi hari. Bila terjadi tiupan angin kencang, maka asappun menipis. Hal ini, mengakibatkan asap tebal karena tiupan angin yang sangat rendah. Asap tebal tidak mengenal apakah siang ataukah malam hari selalu tebal. Menurut Darlan (2014) bahwa:"...Peristiwa ini adalah peristiwa alam, di kawasan gambut sekitar Khatulistiwa yang sejak dulu demikian. Bila terjadi hujan, asappun berkurang dan hilang...". Dunia Penerbangan Dalam beberapa tahun belakangan ternyata kabut asap mulai terpecahkan. Menurut: Darlan (2015) bahwa:"...Tempo doeloe kalau musim kabut tiba, secara otomatis dunia penerbangan dari dan ke Palangka Raya terhenti selama musim kemarau...". Belakangan ini, dunia penerbangan dilaku¬kan di malam hari. Sedangkan disiang hari jarak pandang sangat terbatas. Tapi jika dimalam hari dengan dipandu oleh lampu-lampu di landasan pacu, membuat dunia penerbangan lebih leluasa di malam hari. Melirik Ibu Kota Lain Dunia Bila kita perhatikan, ternyata negara-negara lain dengan berbagai alasan sudah banyak yang memisahkan antara kota pemerintahan dengan kota perdagangan antara lain seperti: Malaysia, Amereka dan Australia, dan banyak kota di dunia. Negeri tetangga kita, Malaysia Punya Putrajaya, Kapan Indonesia memindahan Ibukota penterintahannya, Hanz Jimenez Salim (2013) "Kebanyakan penduduk Putrajaya adalah kaki tangan pemerintah (pegawai pemerintah/PNS). suasana kalau Sabtu dan Minggu, apalagi masa pilihan raya, banyak yang pulang kampung untuk undi (memilih)," kata M. Rofiq, kepada Liputan 6.com, di Putrajaya. "Kalau mau, coba saja tidur-tiduran di jalan. Tak apa" hal serupa tidak banyak berbeda dengan kota Jakarta menjelang libur. Penduduk Jakarta tujuan Bandung, Jawa Tengah dan Timur untuk meman¬faatkan hari liburnya. Di sisi lain, suasana sepi makin menegaskan figur Putrajaya: bangunan¬bangunan megah bernuansa mediterania, jalanan lebar dan mulus, tata kota yang teratur, taman serta tumbuhan di sana. Sebuah kota modern yang ditata apik, oleh pemerintah Malaysia. Putrajaya dibangun tahun 1999, dimulai dari nol di bekas ladang sawit seluas 46 hektar. Jaraknya 25 km dari Kuala Lumpur. Palangka Raya yang dipersiapkan tentu lebih luas dari itu. Putrajaya yang tetap menyandang predikat sebagai ibukota. Jarak yang makin terasa pendek karena didukung sistem transportasi yang baik: kereta api dan bus yang menghubungkan dengan daerah sekitar. Bus, taksi, dan boat melayani perpindahan orang di dalam Putrajaya. "Dengan pusat-pusat kerajaan berkumpul seperti ini makin memudah¬kan urusan. Di sini juga tidak ada macet seperti di Kuala Lumpur. Meski ada juga yang anggap pembangunan Putrajaya pemborosan," tutur M Rofiq. Sementara menurut Imam Kaedi (2013) putra Malaysia mengaku bangga dengan ibukota barunya itu. "Saya pernah dialog dengan tamu dari Jerman. Dia kagum Malaysia punya ibukota seperti ini," kata dia. Bagaimana Indonesia? Soal ketegasan untuk memutuskan pemindahan ibukata, meski hanya administrasinya, harus diakui negeri jiran maju beberapa langkah dari kita. Karena Sejak lama, wacana pemindahan ibukota Indonesia timbul tenggelam. Berkali-kali mencuat jadi kontroversi, lalu redam. Palangka Raya yang diimpikan Presiden Soekarno atau sedikit melipir ke Jonggol yang pernah diwacanakan Soeharto, dua-duanya tak jelas realisasinya. Sementara, Jakarta makin padat, sesak, dan macet. Dan tak ketinggalan, banjir! Ibukota saat ini tak kuat lagi menanggung beban pertambahan pendu¬duk dan pesatnya pembangunan. Makin jauh dari gambaran sebuah ibukota yang ideal. Sebuah wacana tentang pemindahan ibukota juga jadi pertimbangan Pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono. SBY meminta para jajaran stafnya untuk merampung-kan rencana pemindahan Ibukota secara matang. "Dan Bapak Presiden yang kita ingat kata-kata beliau adalah kita harus berpikir hari ini sebelum kita terlambat," ujar Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah Velix Wanggai Januari 2013 lalu. Dan alasannya tak semata-mata macet dan banjir di DKI Jakarta, melainkan untuk meratakan pembangunan. Sementara, Pengamat Perkotaan, Nirwana Yoga justru mengatakan, saat ini belum perlu untuk memindahkan ibukota dari Jakarta. "Karena saya yakin dananya juga pasti belum ada. Pasti juga dibutuhkan dana yang besar untuk memindahkan suatu ibukota negara," kata dia saat dihubungi Liputan6.com baru-baru ini. Nirwana Yoga (2013) menyarankan, lebih baik saat ini dana dan energi difokuskan untuk menyelesaikan masalah-masalah di Jakarta. "Kita benahi Jakarta dulu agar lebih baik, jangan membahas wacana-wacana seperti, itu sama raja kita debat kusir. Tidak ada penyelesaiannya." Soal Putrajaya, dinilai, Malaysia punya alasan yang kuat untuk membuat keputusan itu. "Di Putrajaya hanya untuk ibukota pemerintahan dan steril dari kegiatan ekonomi." (Ein) Data Negara Yang Memindahkan ibu kota di Dunia Dalam data literatur menyebutkan bahwa ibu kota yang dipindahkan sangat banyak di dunia seperti: Erofa Barat 46 ibu kota negara yang dipindahkan, Erofa tengah dan Timur 46 ibu kota negara yang dipindahkan, di Asia ada 65 ibu kota yang dipindahkan. Termasuk di Indonesia Jakarta 1945-1948 ke Yogyakarta dan Jakarta ke Bukit Tinggi 1948-1949, Afrika ada 13 ibu kota negara yang dipindahkan, Oseania ada 5 ibu kota yang dipindahkan, Amerika Utara ada 14 ibu kota yang dipindahkan, Amerika Selatan ada 4 ibu kota negara yang dipindahkan. Jadi memperhatikan data literatur di atas, Jakarta yang akan dipindahkan ke Palangka Raya, hampir tidak ada alasan yang berarti untuk menolaknya. Kebijakan Pemda Sampai tanggal 14 April 2017 Gubernur Kalimantan Tengah H. Sugianto Sabran dalam acara Musyawarah Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Tengah di Aula Universitas Muhammadiyah Palangka Raya. Ia berharap agar ibu kota negeri ini nanti di Palangka Raya. lni sebuah kebijakan yang positif terhadap prospektif negeri kita di masa datang. Sejak tahun 2013 penulis ke kabupaten/lcota di Kalimantan Tengah selalu membawa sebuah instrumen sederhana. Melakukan sebuah wawancara kepada berbagai lapisan masyarakat, tentang Palangka Raya dijadikan ibu kota negara tak satupun menemukan orang yang menentang. Bahkan ada yang berdo'a agar dipanjangkan umur, supaya ia sempat melihat bagaimana Istana Negara itu, ada di Palangka Raya. Demikian pula sejumlah artikel yang penulis baca, dan ditulis sebagai ahli hanya segelintir satu atau dua % yang meminta agar jangan membuang energi dan menyedot dana pembangunan buat memindahkan ibukota negara. Sebenarnya tidak demikian. Karena dalam membangun ibu kota negara tidak akan mampu dengan dana APBN. Tapi dana cadangan negara yang dikonsepkan yang diperuntukan di luar APBN. Disudut lain, masih ada tokoh masyarakat yang menyaksikan pidato Ir. Sukarno yang mengatakan bahwa di saat peletakan batu pertama kota Palangka Raya, beliau menyebutkan: "...hanya 2 nama kota di negeri ini yang ada sebutan Raya, yaitu: Jakarta RAYA dan Palangka RAYA...". B erdo' alah. Secara Prosfektif Di bagian akhir tulisan ini, penulis mencoba menguraikan secara prosfektif Palangka Raya menuju Ibu Kota Negara ke masa depan, minimal 4 hal adalah: Pertama: kota ini adakan berkembang akan menyatu atau kembar dengan Kasongan dan Pulang Pisau. Walau dalam waktu lama. Sama halnya antara Jakarta dengan Tangerang dan Bekasi. Atau akan ada, muncul kota yang baru sebagai akibat lajunya pertumbuhan penduduk. Kedua: kota Palangka Raya pada saatnya akan terbagi menjadi 5 wilayah yaitu: Palangka Raya Pusat, Palangka Raya Timur dan Barat, serta Palangka Raya Utara dan Selatan. Karena tidak mungkin Palangka Raya ini tetap seperti sekarang. Ketiga: Dengan jumlah penduduk yang akan bertambah, diserta banyaknya tamu yang datang maupun pergi tidak sebatas dalam negeri, tapi juga manca negara. Maka bandara Cilik Riwut tidak dapat lagi dipertahankan seperti sekarang. Tentu harus dibangun yang lebih besar. Keempat: disamping hal-hal di atas, jalanpun tidak cukup yang ada. Tentu akan tercipta sejumlah jalan besar, namun luasnya areal lahan di kawasan sekitar Palangka Raya untuk menuju ibu kota negara tidaklah menggangu permukiman penduduk. Karena areal tanah kosong/tanah negara masih luas. Kelima: Pada bagian akhir tulisan ini, Jika Retrospektif dan Prosfektif Palangka Raya menuju Ibu Kota Negara terwujud. 'Maka Palangka Raya inilah sebuah kota yang dibangun oleh bangsa¬nya sendiri. Terlebih oleh putra terbaik bangsa saat itu Bung Karno. Karena banyak kota tua di Indonesia dibangun sejak zaman penj aj ahan.