Jumat, 23 Maret 2018

HASIL PENELITIAN

PENGARUH KUNJUNGAN MUSEUM TERHADAP HASIL BELAJAR ANTROPOLOGI SOSIAL PADA MATERI KEBUDAYAAN DAY Oleh: H.M. Norsanie Darlan dan M. Affandi A b s t r a k Adapun tujuan penelitian ini adalah: (1) Ingin mengetahui Apakah sudah ada pengaruh hasil kunjungan baik perseorangan atau kelompok terhadap suatu aktivitas kebudayaan masyarakat Dayak di masa lampau, yang disimpan di museum Balanga Palangka Raya. (2) Ingin mengetahui bagaimana bentuk penguatan mata kuliah Antropologi Sosial, khususnya pada materi kebudayaan masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah; Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif kepada Nara Sumber dan sejumlah tenaga penyuluh di Museum Balanga Palangka Raya dengan menggunakan pendekatan pada subyek penelitian yaitu kepada nara sumber dan para petugas museum Balanga, dengan meminta waktu mereka sambil memberikan pelayanan dalam kunjungan museum. Sedangkan alat pengumpulan data berupa: wawancara, observasi dan dokumentasi serta kamera. Untuk mencari kebenaran dalam analisa penelitian ini dilakukan uji: Kredibilitas, triangulasi, Transferabilitas, Dependabilitas, Confirmabilitas dan lain-lain, agar data yang dianalisis manghasilkan sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan hasil penelitian ini adalah: (1) Sudah terlihat secara konkrit adanya pengaruh hasil kunjungan ke museum baik perseorangan atau kelompok terhadap apakah mahasiswa yang sudah dibelaki kuliah antropologi budaya dan sosial maupun masyarakat. Ini suatu aktivitas melihat peninggalan kebudayaan masa lampau di masyarakat Dayak, yang di museum terkumpul menjadi koleksi, yang tersimpan di museum Balanga Palangka Raya. Dan berbagai hasil kebudayaan masyarakat Dayak dalam berbagai aspek kehidupan. Sehingga hasil kunjungan ke museum bagi mahasiswa betul memperoleh seperangkat pengetahuan tentang budaya Dayak dan punya kenangan tersendiri bagi setiap yang mengunjungi; (2) Bentuk penguatan mata kuliah Antropologi budaya dan Sosial, khususnya pada materi hasil kebudayaan masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah, memang memerlukan suatu cara tersendiri. Serta bagaimana menampilkan sebuah cara kehidupan dan pola mempengaruhi suatu budaya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu. Baik bentuk manusia maupun benda-benda serta segala sesuatu yang ada di alam, sehingga turut mempengaruhi apa saja yang ada di sekitarnya. Kata kunci: Museum, Budaya, Masyarakat Dayak. 1.Latar Belang Masalah Setiap mahasiswa pendidikan luar sekolah punya kewajiban mengikuti pendidikan pada mata kuliah Antropologi budaya dan antropologi sosial. Sebelum memprogram mata kuliah ini,juga mahasiswa sudah diberikan sebelumnya mata kuliah Antropologi budaya. Yang di dalamnya menyajikan materi tentang berbagai budaya masyarakat, termasuk masyarakat dayak atau masyarakat di tanah air sejak dari barat kawasa barat (Aceh), hingga kawasan timur (Papua). Walau disadari semuanya materi tersebut serba sekelumit, namun pembekalan ini, tidak lain adalah jika mahasiswa pendidikan luar sekolah atau sekarang disebut pendidikan non formal (PNF) sekiranya para mahasiswa itu nanti dengan sangat terpaksa harus menjadi guru, maka bekal yang diberikan selama 2 semester baik antropologi budaya maupun antropologi sosial akan memberikan sebuah konsep bagi mereka untuk berdiri di depan kelas dalam memberikan kepada siswa tentang mata pelajaran Antropologi di sekolah menengah. Tapi bila mereka tidak memilih pekerjaan sebagai guru, mata kuliah itu sebagai pengayaan hidupnya dalam mempersiapkan diri demi masa depan mereka. Walau alumnus PLS/PNF dalam acara temu alumnus 10 - 11 nopember 2017, ternyata mahasiswa / alumnus yang sempat hadir telah bekerja di berbagai lini di masyarakat. 80 % mereka bekerja bukan sebagai guru. Dalam mata kuliah antropologi sosial tersebut diberikan bekal kepada mereka saat sebagai mahasiswa, agar mengenal budaya peninggalan masyarakat masa lampau yang sekarang banyak tersimpan di museum. Termasuk Balanga Palangka Raya sebagai pusat kajian penelitian ini. Dari berbagai materi yang diberikan kepada para mahasiswa yang mengikuti mata kuliah untuk mencari bagaimana bentuk penguatan mata kuliah antropologi Sosial, khususnya pada materi kebudayaan masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah yang diberikan kepada para mahasiswa. Sehingga materi yang diberikan agar para mahasiswa mereka dapat memahami terhadap materi yang diberikan. Dan dapat menerapkannya jika sekiranya ia menjadi guru. Dalam penelitian yang pernah diberikan kepada para mahasiswa, akan dicari apakah sudah ada berpengaruh terhadap hasil kunjungan baik perorangan atau kelompok terhadap suatu aktivitas kebudayaan masa lampau di masyarakat Dayak, yang telah terkumpul dan disimpan di museum Balanga Palangka Raya dan berbagai alat hasil-hasil kebudayaan Dayak dalam berbagai aspek apakah dalam keidupan mereka masa lalu seperti bertani, menangkap ikan, berburu, meramu dan lain sebagaimanya. Siti Khoirnafiya Direktorat Permuseuman (2006) Neverthless, as museum are repositories of cultural relics, educacted people and moreover have a mission to impart cultural informations to society. They need to be arranged in ways that are most coommunicative for their respective target visitor. Jadi dengan demikian menurut Siti Khoirnafiya (2006) Masyarakat dan kebudayaan adalah ibarat mata uang yang satu sisinya berupa ungkapan sistem sosial dan sisi lainnya adalah sistem budaya. Interaksi alam fisik dan manusia melalui masa dan ruang membina pelbagai insitusi sosial dan budaya yang selaras dengan keperluan hidup masyarakat, sedangkan pelbagai insitusi sosial dan budaya adalah respon manusia untuk menyelesaikan pelbagai masalah dan memenuhi desakan hidup sambil bersedia menghadapi tantangan dimasa mendatang. Bahan-bahan dari segala macam institusi sosial tidak hanya dilihat sebagai himpunan warisan masa lampau. Tetapi ini juga suatu petanda dinamika dan sumber daya yang mampu beradaptasi dengan desakan, baik dalam maupun luar sistem sosial budaya itu sendiri. Aspek kebudayaan masyarakat secara universal dapat diamati kehadirannya di setiap kwlompok masyarakat. Kebudayaan adalah wujud daya cipta, rasa, dan karsa manusia di alam fana ini. Kebudayaan adalah hal penting yang menghubungkan manusia dengan lingkungannya. Kebudayaan juga menjadi blue print atau pedoman bagi manusia. Dengan kebudayaan inilah manusia tampak berbeda dengan binatang. Dengan kebudayaan, manusia dapat bertahan dan melangsungkan hidupnya. Ada beberapa cara kita dapat mengetahui kebudayaan masyarakat. Salah satu cara yang dilakukan seseorang atau kelompok untuk mengetahui gambaran kebudayaan masyarakat setempat adalah dengan datang ke museum. Hal itu karena di museumlah mereka dapat melihat gambaran tentang sebuah peradaban budaya daerah, baik zaman purbakala maupun di zaman modern. 2. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.Ingin mengetahui bagaimana bentuk penguatan mata kuliah Antropologi Sosial, khususnya pada materi kebudayaan masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah. 2.Ingin mengetahui apakah sudah ada pengaruh hasil kunjungan baik perorangan atau kelompok terhadap suatu aktivitas suatu kebudayaan masa lampau di masyarakat Dayak, yang telah terkumpul dan disimpan di museum Balanga Palangka Raya dan berbagai alat hasil-hasil kebudayaan Dayak dalam berbagai aspek kehidupannya. 3.Pengertian Museum Bila kita membicarakan tentang pengertian Museum adalah lembaga yang diperuntukkan bagi masyarakat umum. Semula museum berfungsi mengumpulkan, merawat, dan menyajikan serta melestarikan warisan budaya masyarakat untuk tujuan studi, penelitian dan kesenangan atau hiburan dalam kata lain (Ayo Kita Mengenal Museum; 2009). Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 1995, museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. Sedangkan menurut Intenasional Council of Museum (ICOM): dalam Pedoman Museum Indoneisa, 2008. museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan artefak-artefak perihal jati diri manusia masa lampau dan lingkungannya untuk tujuan studi, pendidikan dan rekreasi. 4. Fungsi Museum Seperti disebutkan di atas dan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995: dalam Pedoman Museum Indoneisa, 2008. museum memiliki tugas menyimpan, merawat, mengamankan dan memanfaatkan koleksi museum berupa benda-benda sebagai cagar budaya. Dengan demikian museum memiliki dua fungsi besar yaitu: a. Sebagai tempat pelestarian, museum harus melaksanakan kegiatan sebagai berikut: • Penyimpanan, yang meliputi pengumpulan benda untuk menjadi koleksi, pencatatan koleksi, sistem penomoran dan penataan koleksi. • Perawatan, yang meliputi kegiatan mencegah dan menanggulangi kerusakan koleksi. • Pengamanan, yang meliputi kegiatan perlindungan untuk menjaga koleksi dari gangguan atau kerusakan oleh faktor alam dan ulah manusia. b. Sebagai sumber informasi, museum melaksanakan kegiatan pemanfaatan melalui penelitian dan penyajian. • Penelitian dilakukan untuk mengembangkan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi. • Penyajian harus tetap memperhatikan aspek pelestarian dan pengamanannya. 5. Jenis-jenis Museum Sekedar pengetahuan kita bahwa museum yang terdapat di Indonesia dibedakan melaui beberapa jenis klasifikasi (Ayo Kita Mengenal Museum; 2009), yakni sebagai berikut: a. Jenis museum berdasarkan koleksi yang dimiliki, yaitu terdapat dua jenis: • Museum Umum, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia dan atau lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi. • Museum Khusus, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia atau lingkungannya yang berkaitan dengan satu cabang seni, satu cabang ilmu atau satu cabang teknologi. b. Jenis museum berdasarkan kedudukannya, terdapat tiga jenis: • Museum Nasional, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan atau lingkungannya dari seluruh wilayah Indonesia yang bernilai nasional. • Museum Provinsi, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan atau lingkungannya dari wilayah provinsi dimana museum berada. Termasuk museum Belanga yang ada di Palangka Raya provinsi Kalimantan Tengah. • Museum Lokal, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan atau lingkungannya dari wilayah kabupaten atau kotamadya dimana museum tersebut berada. 6. Antropologi Budaya Sedikit bila kita memperhatikan tentang antropologi budaya agar dapat membantu kita memahami adat dan tingkah laku berbeda yang dianut oleh masyarakat yang berbeda pula. Di Inggris, bidang antropologi budaya awalnya disebut sebagai antropologi social. Bidang ini berkaitan dengan studi budaya yang berhubungan dengan struktur sosial, agama, politik, dan berbagai faktor lainnya. Cakupan bidang antropologi ini, sangatlah luas. Setiap perubahan yang terjadi di masyarakat akan tercermin dalam adat, tingkah laku, serta bahasa. Di setiap warga masyarakat yang menjadi pusat kajian antropologi. Semua perubahan ini secara bersama menciptakan gambaran akan masyarakat tertentu yang disebut sebagai budaya masyarakat tersebut. Banyak fakta dan konsep sangat menarik untuk memlajari dalam antropologi budaya. Hal ini tidak terbatas dikawan lokal saja, tapi juga masalah antropologi budaya di darah lain. 7.Sekilas tentang Antropologi Budaya Antropologi budaya adalah cabang antropologi yang mempelajari variasi budaya manusia. Antropologi budaya mempelajari fakta tentang pengaruh politik, ekonomi, dan faktor-faktor lain budaya lokal dari suatu daerah tertentu. Para ahli atau orang yang bekerja di bidang ini dikenal sebagai antropolog budaya. Fakta budaya biasanya diperoleh melalui berbagai metoda seperti: wawancara, observasi, dokumentasi dan peralatan lainnya. 8.Kontribusi Edward Tylor Edward Tylor adalah seorang antropolog Inggris di abad ke-19. Dia menggambarkan budaya sebagai pemikiran dan perilaku manusia yang terbentuk oleh masyarakat. Pada tahun 1872, British Association for the Advancement of Science memulai persiapan inventarisasi kategori budaya. Edward Tylor membantu komite ini dalam melakukan pekerjaan tersebut. Hasil dari proyek ini, adalah tercatatnya 76 topik budaya meskipun masih dalam urutan yang acak. 9.Konsep Inti Antropologi Budaya Dalam berbagai penelitian antropologi budaya dilakukan dengan cara berbeda oleh cendekiawan yang berbeda pula. Namun, ada beberapa standar atau konsep dasar yang tetap sama. Misalnya, komponen dasar antropologi budaya adalah tentang apa yang manusia pikirkan, lakukan, dan hasilkan. Semua konsep dan teori antropologi budaya berputar di sekitar konsep-konsep dasar. Konsep ini digunakan sebagai pedoman untuk mempelajari budaya suatu masyarakat tertentu. Perbedaan sifat-sifat budaya dari suatu masyarakat menunjukkan bahwa budaya dapat dipelajari, dibagi, ditransmisikan, disesuaikan, dan dapat diintegrasikan secara simbolik. 10. Metoda Penelitian Adapun metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif kepada Nara Sumber dan sejumlah tenaga Kurator dalam bahasa inggris yaitu berasal dari kata curator. Menurut salah satu kamus arti kata ini secara resmi adalah petugas yang memiliki kewenangan mengatur dan mengawasi sesuatu di suatu bidang yang terbatas di museum. Kurator bertanggung jawab atas keberadaan barang berharga. Dia yang bertanggung jawab atas keberadaan bukti sejarah. Bahkan dia yang bertanggung jawab atas kesuksesan sebuah pameran seni di museum. Kurator di Museum Balanga Palangka Raya dengan menggunakan pendekatan sebagai subyek penelitian yaitu kepada nara sumber (kurator) dan para petugas museum Balanga, dengan meminta waktu mereka sambil memberikan pelayanan dalam kunjungan museum. Sedangkan alat pengumpulan data berupa: pedoman wawancara, observasi dan dokumentasi serta kamera. Untuk mencari kebenaran dalam analisa penelitian ini dilakukan pula uji: Kredibilitas, triangulasi, Transferabilitas, Dependabilitas, Confirmabilitas dan lain-lain, agar data yang dianalisis manghasilkan sesuai dengan ketentuan. Sedangkan waktu penelitian ini berlangsung sejak bulan April – Juli 2017 dengan hasil sebagai berikut: 11. Hasil Penelitian 11.1.Data umum Lapangan Data umum dari hasil penelitian ini, diperoleh bahwa Museum Balanga adalah museum yang berlokasi di Kota Palangka Raya, provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia. Museum Balanga berlokasi di Jalan Tjilik Riwut, hanya sekitar 2,5 km dari Bundaran Besar. Jika anda tidak menggunakan kendaraan pribadi, dengan transportasi umum juga sangat mudah. Keberadaan Museum Balanga memang belum banyak diketahui oleh publik. Bahkan masyarakat Kalteng sendiri banyak yang masih belum mengetahui keberadaan museum ini, padahal museum ini, sudah ada sejak 1973. Didirikan oleh Pemda Kalteng mulanya sebagai museum daerah. Seiring dengan kebijakan pemerintah pusat bahwa setiap provinsi memiliki museum yang menampilkan keunikan kebudayaan dan kekayaan alam setempat, maka pada tahun 1990 Museum Balanga menjadi museum provinsi Kalimantan Tengah. Museum Balanga memiliki berbagai jenis koleksi hasil kebudayaan material (benda budaya) yang dikelompokan menjadi koleksi ethnografi, historika, arkeologi, keramologika, numismatika & heraldika. Sementara benda alam dikelompokan menjadi koleksi biologika dan geologika. Koleksi museum tersebut sebagian dipajang di 2 gedung sebagai pameran tetap, selebihnya ditata di gundang koleksi. Ketika anda memasuki ruang pameran maka anda akan merasakan suasana kehidupan tradisional suku Dayak. Koleksi ditata berdasarkan daur hidup, dimulai dari peralatan upacara fase kelahiran, perkawinan dan terakhir kematian. Ada pula yang membagi atas fase: Perkawinan, kehamilan, kelahiran, dan baru kematian. Pemandu tak akan lupa menceritakan kepada anda tentang keunikan upacara Tiwah. Di sini anda akan melihat keunikan senjata tradisional seperti Sumpit, Duhung, Mandau, miniatur rumah panjang yang disebut Betang, alat pengundang ikan yang disebut Mihing, patung Sapundu dan Hampatung Karuhei, jimat Penyang, aneka barang kuningan, aneka tempayan keramik asal Cina dari dinasti Ming dan Ching yang disebut Balanga dan piring Malawen. Masih banyak lagi koleksi unik lainnya. Museum Balanga juga menerima sekitar seribu buah senjata sitaan yang digunakan saat konflk etnis di Sampit tahun 2001 sebagai koleksi historika. Museum Balanga melayani kunjungan perorangan maupun rombongan pada saat jam kerja, yakni : • Senin-Kamis : 07.00 - 14.00 • Jumat : 07.00-10.30 • Sabtu : 07.00-2.30 Untuk rombongan sebaiknya anda menghubungi museum via surat, fax ataupun telpon agar pelayanan selama kunjungan di museum dapat maksimal. Tiket • Untuk murid TK, SD, SLTP dan SLTA : Rp.1.000,- per oranag • Untuk mahasiswa dan dewasa : Rp.2.500,- per orang Dengan demikian pengunjung yang banyak untuk datang ke museum Balanga adalah para pelajar dan murid sekolah dasar, sebagian kecil mahasiswa. Museum Balanga Sebagai cara untuk mengenalkan tentang peninggalan budaya Suku Dayak dan Peradaban Di Kalimantan Tengah. Setiap kita yang berkunjung ke setiap daerah pasti muncul pertanyaan apa yang menjadi daya tarik daerah tersebut dan bagaimana cara ringkas kita mengenal dan mengetahui semuanya itu. Bila Anda pertama kalinya mengunjungi Kota Palangka Raya yaitu ibukota Provinsi Kalimantan Tengah dan ingin melakukan kegiatan rekreasi atau wisata. Saya sarankan agar diawali dengan mengunjungi Museum Balanga. Agar apa yang menjadi keingintahuan, pengenalan tentang Kalimantan Tengah, bisa terjawab dan diketahui secara detael. Bila beberapa kali mengunjungi museum ini membawa wisatawan. Sepertinya mereka tertarik untuk melihat benda-benda bersejarah Suku Dayak seperti koleksi Historika, Arkeologika dan Keramologika. Bila kunjungan anda membawa rombongan atau wisatawan di museum ada pemadunya yang akan mengarahkan dan menjelaskan tentang apa saja yang ada di dalam museum.Koleksi rupa-rupa benda yang ada di Museum Balanga terdiri dari 10 klasifikasi koleksi yaitu: 1. Geologika, berjumlah 188 koleksi 2. Biologika, berjumlah 40 koleksi 3. Etnografika, berjumlah 1.383 koleksi 4. Arkeologika, berjumlah 112 koleksi 5. Historika, berjumlah 1.116 koleksi 6. Numismatika / Heraldika, berjum lah 781 koleksi 7. Filologika, berjumlah 4 koleksi 8. Keramologika, berjumlah 572 koleksi 9. Seni Rupa, berjumlah 5 koleksi 10. Teknologika, berjumlah 53 kuleksi Dengan banyaknya koleksi di museum memberikan pengaruh positif terhadap para pengunjung untuk menambah pengetahuan yang masih belum banyak mereka miliki. Dengan demikian peran kurator sebagai petugas yang banyak berperan dalam perannya membatu kelancaran museum untuk jadi dikenal masyarakat. Dengan demikian peran museum Balanga Palangka Raya sangat memberikan pengaruh positif terhadap masyarakat yang mau berkunjung. Termasuk mahasiswa yang mengikuti kuliah antropologi budaya dan sosial. 11.2. Data hasil penelitian Sudah terlihat secara konkrit adanya pengaruh hasil kunjungan ke museum baik perseorangan atau kelompok terhadap apakah mahasiswa yang sudah dibelaki kuliah antropologi budaya dan sosial maupun masyarakat. Ini suatu aktivitas melihat peninggalan kebudayaan masa lampau di masyarakat Dayak, yang di sana terkumpul menjadi koleksi, yang tersimpan di museum Balanga Palangka Raya. Dan berbagai hasil kebudayaan masyarakat Dayak dalam berbagai aspek kehidupan. Sehingga hasil kunjungan ke museum bagi mahasiswa betul memperoleh seperangkat pengetahuan budaya Dayak dan punya kenangan tersendiri bagi setiap yang mengunjungi; Bentuk penguatan mata kuliah Antropologi budaya dan Sosial, khususnya pada materi kebudayaan masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah, memang memerlukan suatu cara tersendiri. Serta bagaimana menampilkan sebuah cara kehidupan dan pola mempengaruhi suatu budaya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu. Baik bentuk manusia maupun benda-benda serta segala sesuatu yang ada di alam, sehingga turut mempengaruhi apa saja yang ada di sekitarnya. 11.3. Pengaruh hasil kunjungan Adapun pengaruh hasil kunjungan baik perorangan atau kelompok terhadap suatu aktivitas kebudayaan masa lampau di masyarakat Dayak, yang telah terkumpul dan disimpan di museum Balanga Palangka Raya dan berbagai alat hasil-hasil kebudayaan Dayak dalam berbagai aspek. Dari hasil wawancara di lapangan kepada nara sumber bahwa kunjungan para toris ke museum balanga sungguh berpengaruh terhadap perkembangan museum dan jumlah kunjungan pada tahun berikutnya. Dalam mata kuliah antropologi budaya maupun antropologi sosial secara jelas mahasiswa mndapatkan gambaran bahwa benda-benda budaya yang ada di museum balanga sungguh merupakan sebuah kajian yang sangat tinggi harganya bagi ilmu pengetahuan terlebih dalam kajian mata kuliah antropologi. Oleh sebab itu mahasiswa yang dibekali perkuliahan selama 2 smester dan dibawa berkunjung ke museum balanga memberikan nilai tambah dan khuasanah budaya. Kususnya budaya masyarakat Dayak di kalimantan tengah. Oleh sebab itu, sekumpulan peninggalam budaya masa lampau yang disimpat dan di pamerkan pada museum ini sangat memberikan manfaat bagi pengunjungnya. Apa lagi bagi mahasiswa yang sudah dibekali dengan pengetahuan secara ilmiah bersama kami sebagai pembina mata kuliah antropologi budaya dan mata kuliah antropologi sosial. Dalam pengaruh kunjungan ditemukan di museum seperti: peninggalan budaya, bercocok tanam, ladang berpindah dari hasil kunjungan itu juga ditemukan peninggalan budaya masyarakat Dayak seperti upacara: pertunangan, perkawinan, kemamilan, kelahiran, termasuk juga dalam upacara kematian hingga tiwah. 12.Pembahasan Dari tujuan pertama: penelitian yaitu sudah terlihat secara konkrit adanya pengaruh hasil kunjungan ke museum baik perseorangan atau kelompok terhadap apakah mahasiswa yang sudah dibekali saat kuliah antropologi budaya dan sosial maupun masyarakat. Ini suatu aktivitas melihat peninggalan kebudayaan masa lampau di masyarakat Dayak, yang di sana terkumpul menjadi koleksi, yang tersimpan di museum Balanga Palangka Raya. Dan berbagai hasil kebudayaan masyarakat Dayak dalam berbagai aspek kehidupan. Sehingga hasil kunjungan ke museum bagi mahasiswa betul memperoleh seperangkat pengetahuan budaya Dayak dan punya kenangan tersendiri bagi setiap yang mengunjungi; Teori Intenasional Council of Museum (ICOM): dalam Pedoman Museum Indoneisa, 2008 tentang museum menyebutkan adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, memperoleh, merawat termsuk musseum Balangka Palangka Raya. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa museum Balanga ini merupakan sebuah tempat untuk mengumpulkan koleksi budaya atas penanggalan masa lampau yang disimpan di museum ini agar segala benda yang bernilai mahal itu, tersimpan di sana yang tertunya akan disimpan secara turun temurun sebagai koleksi daerah. Sedangkan tujuan yang kedua: adalah Bentuk penguatan mata kuliah Antropologi budaya dan Sosial, khususnya pada materi kebudayaan masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah, memang memerlukan suatu cara tersendiri. Serta bagaimana menampilkan sebuah cara kehidupan asa lampau dan pola itu mempengaruhi suatu budaya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu. Baik bentuk manusia maupun benda-benda serta segala sesuatu yang ada di alam, sehingga turut mempengaruhi apa saja yang ada di sekitarnya. Adapun teori menurut: Siti Khoirnafiya (2006) Masyarakat dan kebudayaan adalah ibarat mata uang yang satu sisinya berupa ungkapan sistem sosial dan sisi lainnya adalah sistem budaya. Interaksi alam fisik dan manusia melalui masa dan ruang membina pelbagai insitusi sosial dan budaya yang selaras dengan keperluan hidup masyarakat. Dengan demikian dalam tujuan dan teori di atas, sudah jelas memberikan penjelasan kepada kita bahwa interaksi antara museum dengan masyarakat yang berbudaya terlebih terhadap peninggalan budaya para pendahulu ini, telah mulai dilakukan pengumpulan peninggalam budaya masa lampau agar tidak hilang begitu saja. Sehingga pemerintah telah mengoleksi benda-benda masa lampau, harus dimuseumkan agar menjadi koleksi pemerintah yang disimpan di museum. Termasuk juga museum Balanga Palangka Raya. Sehingga museum dapat memecahkan problema bagi mereka yang ingin tahu terhadap budaya masyarakat masa lampau. 13.Kesimpulan 13.1.Sudah terlihat secara konkrit adanya pengaruh hasil kunjungan ke museum baik perseorangan atau kelompok terhadap termasuk mahasiswa yang sudah dibelaki kuliah antropologi budaya dan sosial maupun masyarakat. Ini suatu aktivitas melihat peninggalan kebudayaan masa lampau di masyarakat Dayak, yang di sana terkumpul menjadi koleksi, yang tersimpan di museum Balanga Palangka Raya. Dan berbagai hasil kebudayaan masyarakat Dayak dalam berbagai aspek kehidupan. Sehingga hasil kunjungan ke museum bagi mahasiswa betul memperoleh seperangkat pengetahuan budaya Dayak dan punya kenangan tersendiri bagi setiap yang mengunjungi; 13.2. Bentuk penguatan mata kuliah Antropologi budaya dan Sosial, khususnya pada materi kebudayaan masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah, memang memerlukan suatu cara tersendiri. Serta bagaimana menampilkan sebuah cara kehidupan dan pola mempengaruhi suatu budaya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu. Baik bentuk manusia maupun benda-benda serta segala sesuatu yang ada di alam, sehingga turut mempengaruhi apa saja yang ada di sekitarnya. 14.Daftar Pustaka Darlan, H.M. Norsanie, 2006. Mengenali Budaya Masyarakat, Materi Antropologi, PLS FKIP, Universitas Palangka Raya. Khoirnafiya, Siti, 2006. Direktorat Permuseuman, Jakarta. Museum, 1995. Peraturan Pemerintah RI No. 19, tentang Penyimpanan Barang Peralatan Museum, Jakarta. ------------, 2008. Pedoman Museum Indoneisa, Jakarta. ------------, 2009. Ayo Kita Mengenal Museum, Jakarta. Museum Balanga, 2015. Buku Pedoman Museum Balanga Palangka Raya. Trigangga dkk, 2013. Prasasti & Raja-Raja Nusantara, Jakarta ------------, 2015. Koleksi Museum Nasional Indonesia, Jakarta. Penulis: Prof. Dr. H. M. Norsanie Darlan, MS PH. Guru Besar pada Program Studi S-1 dan S-2 Pendidikan Non Formal, Universitas Palangka Raya- 73112.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar