Minggu, 19 Januari 2014

BARITO POST, Mempublikasikan:



Jakarta Banjir, Mengapa


Ibu Kota Pemerintahan Tak Pindah
Barito Post, 15 Januari 2014

Jakarta, bukan masalah baru, tapi sudah lama di ibu kota RI Jakarta menjadi langganan Banjir yang tak kunjung henti. Sementara Kalimantan Tengah, sekitar Palangka Raya menawarkan luasnya lahan yang dipersiapkan untuk pemindahan ibu kota pemerintahan negeri ini. Tujuannya agar ibu kota pemerintahan tidak terendam air. Kalau dibiarkan seperti ini, sangat memperpanjang penderitaan rakyat .Kata: Prof. Dr. H.M.Norsanie Darlan, MS PH Guru Besar PLS Universitas Palangka Raya.


Kita sama maklumi penderitaan rakyat bagi yang bertempat tinggal di Jakarta sudah bertahun-tahun  menderita akibat banjir yang ada kalanya di lingkungan mereka tak ada hujanpun, tapi banjir datang secara tiba-tiba. Apa lagi hujan deras  dalam kota membuat kota perdagangan dan pemerintahan ini diterjang banjir. Tentu saja harta benda mereka (penduduk) terancam dan listrik pun dimatikan karena takut berbahaya.  Para penduduk yang kebanjiran enggan meninggalkan rumahnya. Karena ada rasa takut terhadap keamanan harta benda yang merika miliki selama ini, jadi hilang percuma.

Sebagai akibat banjir ini juga penduduk setempat tidak dapat melaksanakan tugas rutinnya ke tempat mereka bekerja. Karena selalu terkendala jalan menuju tempat kerjanya kebanjiran.

Bila melihat kenyataan dewasa ini, perlu pemikiran secara jernih ibu kota pemerintahan yang dipikirkan. Karena  banjir beberapa waktu lalu, istana negara saja kebanjiran. Kepada tidak dipikirkan dari sekarang. Jalan yang terendam air dibuat jembatan, masih belum memberikan pemecahan problema jakarta. Karena rumah-rumah penduduk akan tetap saja diterjang banjir.

Melihat negeri tetangga kita (Malaysia) sudah memindahkan ibu kota pemerintahannya ke tempat yang baru. Negeri paman Sam pun kantor pemerintahan mereka  juga dipindahkan ke kota lain dan negara-negara lainnya. Kenapa banjir yang di sana-sini menerjang kota Jakarta tidak kita pikirkan bersama untuk mencari pemecahannya. Biarlah Jakarta sebagai kota perdagangan dipertahankan di Jakarta. Tapi kota pemerintahan harus dicarikan tempat yang baru, secepatnya.

Kalimantan Tengah Palangka Raya, memiliki lahan yang sangat luas seperti di akhir masa orde baru di tempatkan persawahan sejuta hektar saja tidak terlihat apa-apa. Karena saking luasnya. Apa lagi ibu kota pemerintahan pasti sukses. Dan letak Palangka Raya betul-betul di tengah-tengah negara sehingga mudah dijangkau mereka baik dari Aceh maupun dari Papua, ujar Prof. Norsanie Darlan.

Lambannya proses pemindahan kota pemerintahan, ada dugaan bagi pejabat enggan ibu kota dipindahkan, karena mereka akan memikirkan perumahan baru, perpindahan keluarga ke luar Jawa. Namun hal itu sebetulnya masalah pribadi. Bukan masalah untuk kepentingan bangsa dan negara. Dari pada ibu kota Jakarta sebagian lumpuh akibat banjir. Seperti di Kramat Jati, arah Kp Pulo, kp melayu dan sekitarnya,  Cileduk Tanggerang,  dan lain-lain yang menurut perhitungan 10% kota Jakarta bulan januari 2014 ini, Jakarta terendam air. Sedangkan ketinggian air bervariasi. Sebenarnya makin cepat proses pemindahan ibu kota pemerintahan, maka maikn baik pula negeri kita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar