Minggu, 16 Maret 2014

Unas Bikin Siswa Stres

Widodo | Kamis, 25 April 2013 - 16:09:36 WIB
Prof. Dr HM Norsanie Darlan, MS PH
UJIAN Nasional (Unas) merupakan hal yang menakutkan bagi murid dan orang tua sehingga perlu pemikiran untuk mencari jalan pemecahan yang dapat menguntungkan dan rasa toleransi terhadap anak didik. Jangan masalah ujian nasional dijadikan semakin tahun semakin diperberat.
Tahun 2013 sebuah peristiwa yang menggemparkan. Karena pasti tercatat dalam sejarah pendidikan di Indonesia bahwa 11 provinsi di Indonesia tidak dapat melaksanakan ujian nasional secara bersamaan. Apakah soal ujiannya tetap sama bagi provinsi yang terlambat. Kalau soalnya sama, tidak menutup kemungkinan terjadi jawaban soal akan dibantu oleh mereka yang rajin memberikan jawaban.
Seharusnya semakin tahun masalah ujian negara ini pasti semakin canggih. Tapi tahun ini terjadi tahun yang suram. Ini perlu pemikiran ulang apakah perhitungan yang telah ditetapkan BSNP sudah tepat? Tapi kalau memperhatikan 11 dari 32 provinsi di Indonesia terlambat. Berarti ada masalah besar. Sementara tahun-tahun sebelumnya tidak demikian. Kalau 1 atau 2 kabupaten yang terlambat bisa ditoleransi. Tapi kalau 11 provinsi terlambat ini masalah besar.
Perlu pemikiran untuk tahun-tahun mendatang, sebaiknya tidak perlu soal ujian disentralisir oleh pusat. Kenapa tidak diserahkan ke provinsi masing-masing dalam perbanyakan soal dan jawaban ujian negara. Bukankah sekarang orde reformasi. Dan kurang tepat kalau dananya terlambat. Karena hal ini masalah rutinitas dunia pendidikan.
Jika ujian seperti tahun ini diproduk secara nasional, tentu perlu memikiran terhadap beda satu daerah dengan yang lain. Misal antara kemajuan pendidikan di jawa dengan di luar saja sudah sangat perlu dipikirkan. Hal seperti ini, menimbulkan inisiatif orang-orang tertentu membuatkan jawaban kepada siswa, guna tujuan mencari kelulusan.  Memang standar perlu ada, tapi perlu pula diperhitungkan beda fasilitas, dan kemampuan siswa masing-masing daerah dalam menjawab soal-soal ujian. Apa lagi soal-soal yang dibuat berbeda-beda. Ini eksperimen apa.
Di salah satu tempat di tanah air ujian sampai di tunda sampai jam 14 pada hari yang sama. Bukankah hal ini tidak merugikan siswa. Kanepa? Karena anak/siswa dari rumah turun ujian direncanakan jam 08.00 pagi. Jika ditunda ke jam 14.00 bagai mana makan siangnya. Apakah semua anak membawa uang untuk makan siang. Apakah cafe di sekolah menyediakan makanan untuk sejumlah siswa mereka. (*Guru Besar PLS Unpar Palangka Raya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar