Sabtu, 22 Mei 2021

skripsi norsanie darlan

Skripsi Sarjana Muda: MOTIVASI BELAJAR MASYARAKAT ANJIR SERAPAT UNTUK MEMPEROLEH PENDIDIKAN DALAM UPAYA MENCERDASKAN BANGSA Oleh: M.Norsanie Darlan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui apakah warga masyarakat Anjir Serapat masih ada yang buta huruf; (2) Untuk mengetahui bagaimana motivasi masyarakat dalam memperoleh pendidikan; (3) Untuk mengetahui adakah warga masyarakat yang mau mendidik anaknya sampai ke jenjang sekolah menengah dan tinggi; dan (4) Untuk mengetahui apa dirasakan masyarakat setelah anak-anak mereka pasca pendidikan tinggi. Metoda penelitian deskriptif ini dengan diambil pada 3 desa dalam wilayah kecamatan kapuas timur kabupaten kapuas Kalimantan Tengah. Tepatnya Anjir serapat Timur, tengah dan barat. Subjek penelitian ini para orang tua yang memiliki anak usia sekolah dan tokoh masyarakat, masing-masing desa diambil antara 10 responden. Peneliti turun lapangan dengan membawa alat berupa pedoman wawancara dan observasi serta dokumentasi. Sambil mengumpul data juga dilakukan reduksi. Kemudian diolah dan yang belum sempurnya dilakukan wawancara ulang sampai tuntas. Sebelum pulang, laporan awal diminta kepada responden dan tokoh masyarakat untuk membaca dan mengoreksi konsep hasil yang ditulis. Penelitian ini dilaksanakan bulan Februari – Mei 1979. Adapun hasil penelitian ini adalah: (1) Warga masyarakat Anjir Serapat, khususnya dalam wilayah penelitian, memang dikatakan masih ada yang buta huruf. Namun buta huruf mereka sudah tidak murni lagi. Karena mereka bisa berhitung, artinya hanya dalam kemampuan membaca dan menulis huruf latin yang masih rendah. Tapi mereka sungguh menakjubkan, ternyata yang dikatakan buta huruf ini, sudah bisa pula membaca Al-Qur’an (mengaji); (2) Bahwa motivasi masyarakat dalam memperoleh pendidikan sangat tinggi. Karena di desa-desa ini, anak-anak mereka banyak yang sekolah ke luar, sebab fasilitas belajar belum tersedia; (3) Bahwa warga masyarakat yang mau mendidik anaknya sampai ke jenjang sekolah menengah sangat tinggi. Karena mereka merasakan tingkat pendidikan orang tua yang terlalu rendah, agar anak-anaknya jangan sampai terjadi seperti orang tuanya. Namun fasilitas pendidikan saat penelitian ini berlangsung hanya sampai sekolah menengah pertama dan Tsanawiyah; (4) Sangat besar motivasi masyarakat setelah anak-anak mereka pasca pendidikan menengah atas. Agar anak-anak mereka mau kembali ke desa untuk menggantikan pekerjaan orang tuanya di sawah dan perkebunan. Namun bagi anaknya yang mengambil sekolah kejuruan seperti: SPG, SMOA/SGO dan PGAA, dan SPR langsung mengabdi menjadi guru dan perawat di sekitar desa mereka. Tapi yang mengambil SMA dan SMEA banyak pula yang melanjutkan ke pendidikan tinggi. Mereka belajar ke Jawa. Namun banyak rasa kekecewaan orang tua, kenapa anak-anak mereka tidak mau pulang dan bekerja kembali ke desa. Ternyata anak-anak mereka yang sudah berpendidikan Sarjana Muda dan Sarjana Lengkap tidak dapat pulang. Ternyata tidak mungkin lagi bekerja di desanya. Setelah melamar kerja dan di tempatkan keberbagai kota besar di tanah air. Dan tidak mungkin bekerja dan di tempatkan kedesanya. (Alumnus Unpar 1979)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar