Senin, 23 September 2013



Skripsi Sarjana Muda

MOTIVASI BELAJAR MASYARAKAT
ANJIR SERAPAT UNTUK MEMPEROLEH PENDIDIKAN
DALAM UPAYA MENCERDASKAN BANGSA
Oleh:
M.Norsanie Darlan

ABSTRAK

       Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui apakah warga masyarakat Anjir Serapat masih ada yang buta huruf; (2) Untuk mengetahui bagaimana motivasi masyarakat dalam memperoleh pendidikan; (3) Untuk mengetahui adakah warga masyarakat yang mau mendidik anaknya sampai ke jenjang sekolah menengah dan tinggi; dan (4) Untuk mengetahui apa dirasakan masyarakat setelah anak-anak mereka pasca pendidikan tinggi.

      Metoda penelitian deskriptif ini dengan diambil pada 3 desa dalam wilayah kecamatan kapuas timur kabupaten kapuas Kalimantan Tengah. Tepatnya Anjir serapat Timur, tengah dan barat. Subjek penelitian ini para orang tua yang memiliki anak usia sekolah dan tokoh masyarakat, masing-masing desa diambil antara 10 responden. Peneliti turun lapangan dengan membawa alat berupa pedoman wawancara dan observasi serta dokumentasi. Sambil mengumpul data juga dilakukan reduksi. Kemudian diolah dan yang belum sempurnya dilakukan wawancara ulang sampai tuntas. Sebelum pulang, laporan awal diminta kepada responden dan tokoh masyarakat untuk membaca dan mengoreksi konsep hasil yang ditulis. Penelitian ini dilaksanakan bulan Februari – Mei 1979.

       Adapun hasil penelitian ini adalah: (1) Warga masyarakat Anjir Serapat, khususnya dalam wilayah penelitian, memang dikatakan masih ada yang buta huruf. Namun buta huruf mereka sudah tidak murni lagi. Karena mereka bisa berhitung, artinya hanya dalam kemampuan  membaca dan menulis huruf latin yang masih rendah. Tapi mereka sungguh menakjubkan, ternyata yang dikatakan buta huruf ini, sudah bisa pula membaca Al-Qur’an (mengaji); (2) Bahwa motivasi masyarakat dalam memperoleh pendidikan sangat tinggi. Karena di  desa-desa ini, anak-anak mereka banyak yang sekolah ke luar, sebab fasilitas belajar belum tersedia; (3) Bahwa warga masyarakat yang mau mendidik anaknya sampai ke jenjang sekolah menengah sangat tinggi. Karena mereka merasakan tingkat pendidikan orang tua yang terlalu rendah, agar anak-anaknya jangan sampai terjadi seperti orang tuanya. Namun fasilitas pendidikan saat penelitian ini berlangsung hanya sampai sekolah menengah pertama dan Tsanawiyah; (4) Sangat besar motivasi masyarakat setelah anak-anak mereka pasca pendidikan menengah atas. Agar anak-anak mereka mau kembali ke desa untuk menggantikan pekerjaan orang tuanya di sawah dan perkebunan. Namun bagi anaknya yang mengambil sekolah kejuruan seperti: SPG, SMOA/SGO dan PGAA, dan SPR langsung mengabdi menjadi guru dan perawat di sekitar desa mereka. Tapi yang mengambil SMA dan SMEA banyak pula yang melanjutkan ke pendidikan tinggi.  Mereka belajar ke Jawa. Namun banyak rasa kekecewaan orang tua, kenapa anak-anak mereka tidak mau pulang dan bekerja kembali ke desa. Ternyata anak-anak mereka yang sudah berpendidikan Sarjana Muda dan Sarjana Lengkap tidak dapat pulang. Ternyata tidak mungkin lagi bekerja di desanya. Setelah melamar kerja dan di tempatkan keberbagai kota besar di tanah air. Dan tidak mungkin bekerja dan di tempatkan kedesanya.


Skripsi Sarjana Lengkap

PERAN KELOMPOK BELAJAR MASYARAKAT
DESA KEDUNG KANDANG MALANG DALAM UPAYA MENCERDASKAN BANGSA
Oleh:
M.Norsanie Darlan

ABSTRAK

      Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui bagaimana warga masyarakat Kedung Kandang Malang agar bisa membaca dan menulis latin; (2) Ingin mengetahui dengan cara apa menuntaskan warga masyarakat dari 3 buta di kelompok belajar   desa Kedung Kandang; (3) Ingin mengetahui  apakah mereka mau diajak belajar padahal mereka bekerja sepanjang hari.

   Metodologi penelitian menggunakan, penelitian deskriptif naturalistik dengan mencobakan bahan belajar sederhana dan sering mereka gunakan sehari-hari, dengan subjek ibu-ibu pedang keliling dan tokoh masyarakat di desa Kedung Kandang kota Malang. Instrumen penelitian disiapkan sejak penyusunan proposal dan dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data. Sumber data baik primer maupun sekonder. Apakah menggali data dengan wawancara, observasi maupun dokumentasi. Dalam reduksi data penelitian dilakukan pengecekan terhadap data yang telah dikumpul. Sebelum dianalisis lebih jauh, konsep laporan diserahkan kepada tokoh masyarakat untuk perbaikan. Jika terjadi hal-hal yang kurang relevan, dilakukan perbaikan. Pengolahan data yang telah diambil, dilaporkan secara deskriptif dalam sebuah laporan akhir. Waktu pelaksanaan penelitian ini, dari bulan juli – September 1982.

       Dari penelitian ini, menghasilkan bahwa: (1) Warga belajar masyarakat desa Kedung Kandang Malang agar terbebas dari tuna aksara diadakan suatu pendekatan kekerabatan. Karena tanpa menggunakan pendekatan itu, mereka ini sudah tidak merasakan pentingnya membaca, menulis dan berhitung Calistung). Karena tanpa belajar mereka sudah bisa berdagang/berjualan setiap hari; (2) Cara menuntaskan warga masyarakat dari 3 buta di kelompok belajar   desa Kedung Kandang adalah dengan menggunakan keaksaraan fungsional huruf Arab ke huruf latin. Sebab mereka-mereka yang tuna aksara ini, sebenarnya bisa dibelajarkan dengan pengenalan huruf Alif sama dengan huruf A. Dan seterusnya; (3) Bila pendekatan secara kekeluargaan, maka mereka akan mau diajak belajar. Padahal mereka bekerja sepanjang hari dari jam 07 bagi menjual dagangannya dari gang ke gang dari kampung yang satu ke kampung yang lain, hingga menjelang petang. Tapi karena pelaksanaan berkumpul di kelompok belajar ini waktunya malam hari, dan materi pembelaran hanya memindahkan tulisan huruf Arab ke huruf Latin. Ternyata dapat mempermudah proses pembelajaran bagi mereka yang mayoritas berasal dari Pulau Garam itu.


Tesis   
PERAN PENYULUHAN YANG DIBERIKAN PEGAWAI PENCATAT NIKAH KEPADA CALON PENGANTIN WANITA DALAM USAHA MENINGKATKAN CAKUPAN IMUNISASI TETANUS TOXID DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Oleh:
M.Norsanie Darlan

Abstrak

Tujuan penelitian ini: (1). Untuk mengetahui hubungan antara kegiatan dengan intensitas penyuluhan yang diberikan Pegawai Pencatat Nikah (F'PN) kepada calon pengantin wanita dengan cakupan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) di Daerah Istimewa Yogyakarta. (2). Untuk mengetahui adanya perbedaan cakupan dengan angka Drop Out (D.0) imunisasi TT antara cara-cara penyuluhan tertulis (book late), lisan (ceramah), dengan kombinasi antara tertulis dengan lisan.
Metoda yang digunakan dalam penelitian ini eksperimentasi quasi dengan melakukan pengukuran dalam aspek: pengetahuan, sikap, dan tindakan. Pengukuran sebelum perlakuan, disebut pre-test. Lalu dikenakan perlakuan berupa model-model penyuluhan, seperti telah di uraikan di atas. Kepada masing-masing kelompok dengan perlakuan yang berbeda-beda, selama 6 minggu sejak 1 juli -15 Agustus 1988, kemudian setelah pengukuran pertama dilakukan pula pengukuran tahap ke kedua, disebut dengan post-test. Dan dilihat hasilnya terhadap ada tidaknya penurunan angka D.O. TT2 di Puskesmas-puskesmas wilayah penelitian. Obyek penelitian ini calon pengantin wanita, usia 18 - 30 tahun di 4 wilayah KUA kecamatan Kotamadya Yogyakarta, mewakili masyarakat perkotaan. Dan 4 wilayah KUA kecamatan lagi di Kabupaten Bantul Yogyakarta mewakili masyarakat pedesaan. Tiap-tiap KUA ditetapkan hanya 1 model penyuluhan, yaitu model ceramah, tertulis, kombinasi antara ceramah dengan tertulis. Sedangkan 1 wilayah KUA lagi baik di Kotamadya maupun di Kabupaten Bantul dijadikan wilayah kontrol. Kemudian untuk tiap-tiap wilayah KUA kecamatan ditetapkan 15 orang responden.
Hasil penelitian ini, (1) ternyata dalam aspek pengetahuan terdapat perbedaan yang bermakna, antara pre dan post test. Akibat intervensi yaitu: P<0,001. Sedangkan dari aspek sikap juga terdapat perbedaan yang bermakna dengan P<0,001. Sedangkan aspek tindakan 'untuk responden datang puskesmas guna mendapatkan TT2 (2) ternyata terdapat perbedaan yang bermakna antara model yang satu dengan model yang lain dari masing-masing model penyuluhan, terhadap cakupan TT2. Dengan kata lain D.O. TT2 bervariasi antara masing-masing model penyuluhan. Berarti tiap-­tiap model penyuluhan mempunyai keampuhan sendiri-sendiri. Bila ditinjau secara keseluruhan, ternyata model kombinasi lebih berhasil untuk pelaksanaan penyuluhan imunisasi TT di KUA. Namun kalau diperinci sendiri-sendiri, wilayah Kotamadya Yogyakarta mewakili wilayah perkotaan, ternyata model yang terbanyak TT2-nya adalah model penyuluhan kombinasi. Sedangkan Kabupaten Bantul Yogyakarta yang mewakili masyarakat pedesaan, ternyata model penyuluhan ceramah yang dianggap sesuai untuk dilaksanakan, guna meningkatkan cakupan TT2 kepada calon pengantin wanita. Setelah dilakukan uji statistik terhadap perubahan D.0 TT1 dengan TT2, ternyata signifikan.  Hal ini terbukti X = 0,449. Derajat kebebasan (Df) 3. Dengan P.> 0,005.


Disertasi

PENGEMBANGAN MODEL PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI MASYARAKAT DESA TERTINGGAL
KAWASAN PANTAI
(Studi Kasus Pemberdayaan Kaum Perempuan Keluarga Nelayan Desa Sei Pudak Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah)
Oleh:
H. M. Norsanie Darlan


ABSTRAK

      Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengetahui kondisi potensi SDM dan SDA, desa Sei Pudak dan hambatan yang dialami kaum perempuan keluarga nelayan jadi tak­ berdaya; (2) Ingin menemukan model pelatihan keterampilan apa bagi masyarakat desa tertinggal kawasan pantai supaya dapat menaklukkan alam di sekitarnya; (3) Ingin mengembangkan model keterampilan tersebut sesuai tuntutan SDA di sekitarnya, mendorong mereka agar dapat memanfaatkan waktu luangnya; dan (4) Ingin mendayagunakan hasil pelatihan keterampilan untuk menghadapi masa depan kaum nelayan di perdesaan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan naturalistik kualitatif. Dengan dua tahap yakni tahap: pertama penelitian eksplorasi dilaksanakan bulan Juli sampai Agustus 2000, hasilnya dilaporkan secara singkat di uraikan dalam Bab IV; Kedua penelitian dan pengembangan dilaksanakan bulan Mei sampai Agustus 2001, dengan tehnik mengumpul data wawancara, observasi dan dokumentasi. Dalam mengembangkan model yang telah dipersiapkan kepada mereka dengan memanfaatkan limbah perkebunan kelapa (SDA) yang ada disekitar mereka. Dan mendatangkan tenaga pelatih dalam memberikan keterampilan. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Sedangkan subyek penelitian ini, adalah Kaum Perempuan (ibu rumah tangga dan remaja puteri) keluarga nelayan di Desa Sei Pudak Kahayan Kuala Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah. Waktu penelitian pengembangan model sejak April-September  2001.
       Penelitian ini, membuahkan beberapa hasil sebagai berikut: (1) Kondisi rendahnya tingkat pendidikan SDM di desa Sei Pudak dapat diatasi dengan pemberdayaan diri mereka berupa pelatihan keterampilan mengolah limbah SDA di sekitarnya bagi kaum perempuan keluarga nelayan; (2)Ternyata kaum perempuan ibu rumah tangga  dan remaja puteri keluarga nelayan dapat menaklukkan alam dengan mengolah limbah dari SDA di sekitar lingkungannya untuk mendapatkan nilai tambah, setelah diberikan model pengembangan pelatihan kepada mereka, berupa cara mengolah limbah yang selama ini, tidak berguna bagi mereka dan dapat menciptakan nilai jual; (3) Kaum perempuan setelah mendapatkan model pelatihan termotivasi untuk memanfaatkan SDA di sekitarnya, seperti: mengolah dan merajut sabut kelapa untuk dijadikan sapu dan keset. Sehingga mereka dapat memanfaatkan waktu luangnya. Sehingga kaum hawa tidak lagi menganggur selama suami mereka pergi melaut.; (4) Kaum perempuan setelah diberikan pengembangan model pelatihan tersebut, ternyata mampu mengembangkan usaha-usaha produktif bidang industri rumah tangga walau masih terbatas pada limbah SDA kelapa. Sehingga dengan mendayagunakan hasil pelatihan keterampilan itu. Mereka menghadapi masa depan kaum nelayan di perdesaan jika terjadi masa-masa paceklik. Kaum hawa dapat mengolah limbah dan hasilnya membantu suami untuk mendapatkan tambahan penghasil keluarga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar