Jumat, 27 Oktober 2017

STRATEGI PENATAAN RENCANA PEMINDAHAN IBU KOTA NEGARA KE PALANGKA RAYA

Oleh : H.M.Norsanie Darlan BAGIAN ( 4 ) Secara Prosfektif Di bagian akhir tulisan ini, penulis mencoba menguraikan secara prosfektif Palangka Raya menuju Ibu Kota Negara ke masa depan, minimal 4 hal adalah: Pertama: Kota ini berkembang akan menyatu atau kembar dengan Kasongan dan Pulang Pisau, Palangka Raya. Walau dalam waktu lama. Sama halnya antara Jakarta dengan: Tangerang dan Bekasi. Atau akan ada, muncul kota baru sebagai akibat lajunya pertumbuhan penduduk, di daerah ini. Kedua: Kota Palangka Raya pada saatnya akan terbagi menjadi 5 wilayah yaitu: Palangka Raya Pusat, Palangka Raya Timur dan Barat, serta Palangka Raya Utara dan Selatan. Karena tidak mungkin Palangka Raya ini tetap seperti sekarang. Ketiga: Dengan jumlah penduduk yang akan bertambah, diserta banyaknya tamu yang datang maupun pergi tidak sebatas dalam negeri, tapi juga manca negara. Maka bandara Cilik Riwut tidak dapat lagi dipertahankan seperti sekarang. Tentu harus dibangun yang lebih besar. Keempat: Disamping hal-hal di atas, jalanpun tidak cukup yang ada. Tentu akan tercipta sejumlah jalan besar, namun luasnya areal lahan di kawasan sekitar Palangka Raya untuk menuju ibu kota negara tidaklah menggangu permukiman penduduk. Karena areal tanah kosong/tanah negara masih luas. Kelima: Pada bagian akhir tulisan ini, Jika Retrospektif dan Prosfektif Palangka Raya menuju Ibu Kota Negara terwujud. 'Maka Palangka Raya inilah sebuah kota yang dibangun oleh bangsa¬nya sendiri. Terlebih oleh putra terbaik bangsa saat itu Bung Karno. Karena banyak kota tua di Indonesia dibangun sejak zaman penjajahan. Disisi lain Jika Ibu kota negara dipindahkan ke Palangka Raya, belum terlihat kecemasan penduduk se tempat atas bakal terjadinya perubahan luar biasa yang sangat besar. Kehadiran ibu kota ke provinsi terluas ke 2 di Indonesia setelah Papua itu, menyebut ucapan Walikota yang ditanya penulis sehari sebelum ulan tahun ke 70 kota Palangka Raya: Dr. Riban Setia, MAP (2017) menyebutkan: ”...Kami tidak meminta Palangka Raya dijadikan ibu kota negara. Tapi kalau memang kehendak Bung Karno 70 tahun silam itu di kabulkan, kami juga tidak menolak...”. Semoga Sukses Selalu DAFTAR PUSTAKA Adhi, 2016. Jakarta Macet, banjir, polusi udara, pemukiman padat penduduk, dan masih ada lagi segudang masalah lainnya yang mendera Ibu Kota DKI Jakarta. Darlan, H.M. Norsanie, 1998. Strategi adalah salah satu cara dalam mencapai tujuan, materi Bahan Ajar FKIP, Palangka Raya. ------------, 2014. Palangka Raya Slap Jadi Ibu kota Negara, Antara, Jakarta. ------------, 2015. Jakarta Can Lokasi Baru Ke KALTENG, Antara, Banjarmasin. ------------, 2017. Retrospektif Dan Prospektif Palangka Raya Menuju Ibu Kota Negara, Pidato Pengokohan, ICMI Orwil Kalteng, Palangka Raya. Kaedi, Imam, 2013. Pemuda Malaysian Mengaku Bangga Dengan Ibukota Barunya, Putrajaya, Malaysia Kristanti, Elin Yunita, 2013. Lalu lintas di Putrajaya, Malaysia, Jakarta. Lotulung, Andrew, 2017. Hujan deras yang mengguyur wilayah Jabodetabek pada Selasa (21/2/2017)X, KOMPAS.com —Jakarta. Media, Wild, 2016. Daftar bekas ibu kota negara di Dunia, Dan Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. MC Isen Mulang, 2016. Iletak wilayah Palangka Raya dinilai jauh dari ancaman bahaya kebencanaan, Palangka Raya. Nurrizki, Adinda, 2017. Palangka Raya, Jadi Calon Ibu Kota Republik Indonesia, Ini Tempat Wisata Indah, Publik, Jakarta. Rofiq, M. 2013. Liputan6.com, tentang Putrajaya, Jakarta. Reyadmadji, Dodi, 2017. Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendagri, Palangka Raya. Sabran, H. Sugianto, 2017. Sambutan Gubernur Kalteng Dalam Musw i I Salim, Hanz Jimenez , 2013. Malaysia Punya Putrajaya, Kapan Indonesia Purdah Ibukota, Jakarta. Santoso, Purwo, 2009. Kalimantan Tengah Membangun Dari Pedalaman, Sukarno, 1957. Kota Palangka Raya sebagai Modal dan Model. Pidato saat Peletakan Batu Pertama, Palangka Raya. Sutopo, 2017. Hujan deras yang mengguyur wilayah Jabodetabek, Kompas, Jakarta. Sejarah Kota Palangka Raya 1952-1972 Y, 1977. Membangun Kalimantan Tengah, Palangka Raya. Yunita Kristanti, Elin, Lalu lintas di Putrajaya, Malaysia, Jakarta. WHO, 2009 silam, Badan Kesehatan Dunia (WHO) sempat menempatkan Jakarta sebagai kota terjorok ketiga di dunia setelah Meksiko dan Thailand, Jakarta. Yoga, Nirwana, 2013. Menyarankan, lebih baik saat ini dam dan energi difokuskan untuk menyelesaikan masalah-masalah di Jakarta ---------------------- Penulis: Prof. Dr. H.M. Norsanie Darlan, MS PH Ketua Program Magister Pendidikan Luar Sekolah / PNF Dosen S-1 dn S-2 PLS/PNF Universitas Palangka Raya. SELAMAT & SUKSES SELALU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar