Jumat, 27 Oktober 2017

STRATEGI PENATAAN RENCANA PEMINDAHAN IBU KOTA NEGARA KE PALANGKA RAYA

Oleh : H. M. Norsanie Darlan BAGIAN ( 1 ) Abstrak Tujuan dari penulisan makalah ini adalah: (1) Ingin mengemukakan strategi penataan rencana pemindahan ibu kota negara ke Palangka Raya; (2) Ingin mengenang atas ucapan Bung Karno bahwa kalimantan Tengah adalah berada di tengah-tengah Negara Kesatuan Repubik Indonesia (NKRI) dan (3) Ingin mengetahui kebenaran ucapan Bung Karno bahwa hanya dua ibu kota provinsi yang ada sebut Raya. Adapun metoda pengumpulan data secara kualitatif dan dilakukan dengan pendekatan observasi, wawancara dan dokumentasi pada lokasi di mana Bung Karno pernah mendirikan tiang pancang kota Palangka Raya 70 tahun silam. Dan berbagai literatur ucapan/pidato Bung Karno saat itu, tentang alasan kota Palangka Raya di dirikan karena kota itu masih perawan dan belum pernah dijamah penjajah. Sedangkan hasil penelitian ini adalah (1) Dalam strategi penataan rencana pemindahan ibu kota negara ke Palangka Raya sudah dirasakan ada. Baik dari pihak pemerintah daerah maupun pusat; (2) Mengenang atas ucapan Bung Karno saat pendirian tiang pancang Palangka Raya menyebutkan bahwa kalimantan Tengah adalah berada di tengah-tengah Negara Kesatuan Repubik Indonesia (NKRI), daerah itu tidak pernah terjadi gempa, banjir, dan masih perawan artinya tidak pernah diganggu penjajah dan (3) Dari berbagai sumber yang dapat dipercaya bahwa ucapan Bung Karno saat pendirian tiang pancang Palangka Raya mengatakan bahwa hanya dua ibu kota provinsi di tanah air yang ada sebut raya, yaitu Jakarta Raya dan Palangka Raya. Pendahuluan Dalam upaya menyambut satu abad kemerdekaan RI pemerintah dalam hal ini panitia Musyawarah Nasional Kedaulatan (Bangsa) Indonesia menyongsong tahun 2045 adalah sangat besar manfaatnya jika dilakukan bagini untuk negeri. Selain kita mengenang betapa besar dan gigihnya perjuangan pendahulu kita, sehingga negeri kita dapat merebut kemerdekaannya. Oleh sebab itu, menjelang peristiwa seabad NKRI sangat pantas dimeriahkan dengan sebuah konsep mengumpulkan pendapat para ahli dari berbagai pelosok negeri untuk memberikan masukan bagi generasi penerus bangsa. Tidak semua ibu kota negara yang didirikan dan berkembang sampai sekarang, ada pula yang karena sesuatu dan lain hal, yang didorong oleh faktor alam, lingkugan dan lainnya sebagainya, membuat kota itu tidak menciptakan rasa aman, tenteram damai dan sejahtera. Sehingga`muncul pemikiran untuk mencari tempat pemukiman yang lebih cocok buat tempat tinggal yang baru dengan harapan di tempat baru itulah akan merasakan ketenangan dan ketenteraman mereka harapkan masa depan menghadapi seabad negeri ini ditahun 2045 mendatang. Jakarta yang sudah berusia tua dengan kepadatan penduduknya yang sudah luar biasa dirasakan sulit untuk ditata kembali. Karena arealnya sudah terlalu sempit. Tentang pasti ada pemikiran untuk menata yang lebih baik dari keadaan sekarang tentu kehendak yang Maha Kuasa. Saat ini dengan jumlah penduduk yang padat tentu berdampak sulitnya penataan tata ruang yang memadai sementara wilayah lain ada yang memungkinkan. Sementara areal yang ditempati semangkin tahun semangkin meyempit disebabkan penataan permukiman yang sulit diatur. Karena jumlah penduduk tidak seimbang dengan areal lokasi pemukiman penduduk. Ini membuat penataannya sulit dikendalikan. Dipihak lain faktor alam yang sulit dikendalikan bila curah hujan dari kawasan Bogor dan sekitarnya tinggi, maka tidak dapat difungkiri lagi kota Jakarta jadi kebanjiran. Sudah berbagai upaya oleh pemerintah memberikan memberikan sulusi berupa membangun bendungan, namun tak kunjung terpecahkan. Karena berhasil yang satu yang lain lagi bermasalah. Karena luapan air dari Bogor yang tak terkembali untuk menerjang ibu kota negara Jakarta. Dipihak lain permukiman penduduk yang jumlahnya banyak mereka lambat laun menempati kawasan pemukiman di tepi kali (bantaran kali), dan setuju atau tidak bila musim hujan tiba, penduduk di pemukiman itu, kebanjiran dan air meluap tidak hanya di kali, melainkan menggenang ke dalam rumah-rumah penduduk mencapai 1 – 2 meter atau lebih karena ke laut jawa tinggi permukaan air laut sama dengan di darat. Sementara di cari areal pemukiman baru di sekitar luasnya terlalu sempit, tentu saja sulit untuk pemecahan kalau tidak mencari loksi baru yang arealnya sangat luas dan tidak mengganggu masalah pemukiman beberapa abad ke depan. Yang artinya pada tahun 2045 (seabad negeri kita) tidak akan kebanjiran. Melirik sejarah kota Palangka Raya terdiri dari kata "Palangka dan Raya". Palangka Raya berasal dari suatu wadah Palangka (bagian muka dan belakang, melukiskan bentuk gambar Burung Elang, Enggang). Pendapat lain Y. Salillah, (1977) tentang "Palangka" adalah tempat sesajen. yang menurut kepercayaan leluhur/nenek moyang suku dayak, dipakai oleh Mahatala Langit (Tuhan Yang Maha Esa) untuk menurunkan manusia pertama ke planet bumi di dunia. Kota Palangka Raya adalah kota terluas ke 3 di Indonesia. Dan Kalimantan Tengah wilayah terluas ke 2 di Republik Indonesia. Palangka Raya dapat dilihat sebagai kota yang memiliki 3 wajah; wajah perkotaan, wajah pedesaan dan wajah hutan. Namun wajah mulai dewasa ini, mulai merubah wajahnya seperti sekarang. Provinsi Kalimantan Tengah terbentuk melalui proses yang panjang. Sejarah pembentukan Pemerintahan Kota Palangka Raya adalah bagian integral dari pembentukan Provinsi Kalimantan Tengah berdasarkan Undang-Undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957, lembaran Negara Nomor 53 berikut penjela¬sannya (Tambahan Lembaran Negara Nomor 1284) berlaku mulai tanggal 23 Mei 1957, yang selanjutnya disebut Undang-Undang Pembentukan Daerah Swatantra Provinsi Kalimantan Tengah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1958, Parlemen Republik Indonesia, tanggal 11 Mei 1959 mengesah¬kan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959, yang menetapkan pembagian Provinsi Kalimantan Tengah dalam 5 Kabupaten dan Palangka Raya sebagai Ibukotanya. Kota Palangka Raya secara geografis terletak pada 113°30'¬114°07' Bujur Timur dan 1°35'- 2°24' Lintang Selatan, dengan luas wilayah 2.678,51 Km2 (267.851 Ha) dengan topografi terdiri dari tanah datar dan berbukit dengan kemiringan kurang dari 40%. Untuk memperjelas apa arti dari kata dalam judul makalah ini, penulis mencoba mengurai dan berbagai dapat secara sederhana sebagai berikut: Beberapa Pengertian STRATEGI adalah; sebuah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan sebuah gagasan, perencanaan, untuk memindahkan ibu kota negeri ini ke Palangka Raya dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu, sehingga dalam tahun 2045 mendatang negera kita sudah punya ibu kota Negara yang baru sebagaimana halnya berbagai Negara di dunia. Menurut: Norsanie (1998) mengartikan bahwa Strategi adalah: “…salah satu cara dalam mencapai tujuan…”. PENATAAN adalah; memiliki arti. Penataan berasal dari kata dasar tata. Penataan memiliki arti dalam menyusun atau kata benda sehingga penataan dapat menyatakan nama dari seseorang atau sekelompok orang, ke tempat yang baru seperti ibu kota negara ditata untuk ditempatkan yang baru ke Palangka Raya. Karena di tempat lain sudah tidak memunginkan lagi. RENCANA adalah; hasil proses sebuah perencanaan berupa ketetapan tentang langkah tindakan pada masa depan menyangkut kegiatan dari sulitnya menata kota Jakarta, yang sudah sulit untuk ditata dan tentu harus ada sumber daya manusia yang akan digunakan, dalam rangka mencapai hasil yang diharapkan. PEMINDAHAN Pemindahan berasal dari kata dasar pindah. Pemindahan memiliki arti kata benda sehingga pemindahan ibu kota dapat menyatakan nama dari tempat, seperti perpindahan ibu kota Jakarta ke daerah yang kosong penduduknya Palangka Raya. IBU KOTA NEGARA Ibu kota (juga dieja ibukota), dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Poerwadarminta (1986) adalah kota tempat kedudukan pusat pemerintahan suatu negara, tempat dihimpun unsur administratif, yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Sehingga di ibu kota mereka yang disebut di atas itu pasti ada. PALANGKA RAYA, TEMPO.CO, Palangka Raya - Salah satu tokoh masyarakat Dayak, yang juga pendiri Provinsi Kalimantan Tengah, Cilik Riwut menjelaskan, Palangka Raya berasal dari dua kata yang berbeda arti. Dalam bahasa Dayak Ngaju, “Palangka” berarti tempat, wadah, atau juga piring, sebagai tempat orang Dayak menaruh sesaji. (Juli 10, 2017) Tempat Tiang Pancang Pertama Kota Palangka Raya 17 Juli 1957 Bila kita memperhatian terhadap arti selain dalam judul di atas. Ada 3 hal yang dianggap perlu penulis uraikan selain hal-hal dalam judul dalam dalam buku ini dimuat juga hal-hal sebagai berikut: 1. Prospektif adalah Asal Kata Retro yang dari beberapa sumber penulis baca kebanyakan mengungkap tentang kejadian kebelakang artinya peristiwa kemasa lampau, seperti halnya kota Palangka Raya pemasangan tiang pancang pertama oleh putra terbaik bangsa sekaligus Presiden RI yang pertama Bung Karno. Dengan pendekatan oleh Pahlawan Nasional asal Kalimantan Tengah: Cilik Riwut. 2. Prospektif adalah prospeknya; dapat (mungkin) terjadi; ada harapan (baik) ke masa depan. Termasuk jika hal ini terjadi, kota Palangka Raya menjadi ibu kota negara, sebagai kota pemerintahan. Tentu bukan lagi dijadikan kawasan tertinggal, melainkan menjadi daerah yang lebih maju dari sekarang. 3. Menuju Ibu Kota Negara adalah sebuah harapan yang disertai dengan perencanaan yang lebih matang. Pemerintah telah menurunkan tenaga ahli dari Litbang Depdagri dengan pengkajian yang matang. Tentu hasilnya tidak sebagai konsep biasa, melainkan konsep yang mapan untuk berdirinya ibu kota negara RI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar