Jumat, 27 Oktober 2017

STRATEGI PENATAAN RENCANA PEMINDAHAN IBU KOTA NEGARA KE PALANGKA RAYA

Oleh : H.M.Norsanie Darlan BAGIAN ( 3 ) Mengatasi Padat Penduduk Penduduk kalimantan tengah saat ini, tidak begitu jauh berbeda dengan jumlah penduduk Jakarta. Sementara luas wilayahnya terbesar/terluas ke 2 di negeri ini setelah Papua. Dengan kota Palangka Raya dijadikan ibu kota negara, maka penduduk yang padat di berbagai daerah khususnya di Jakarta lambat laun akan dapat di atasi. Sebab kota Palangka Raya sebagai kota pusat pemerintahan jumlah penduduknya pasti cepat bertambah. Yang disebabkan orbanisasi, transmigrasi, perpindahan spontan akan terjadi ke Palangka Raya. Sementara kepadatan penduduk Jakarta akan dapat ditekan. Wacana Pemindahan Ibu Kota Negara Dalam Wacana Pemindahan Ibukota Pemerintahan RI ke Palangka Raya dibahas pada Rakornas Kelitbangan tertanggal, 16 Maret 0 Comments/in Berita Terkini oleh: Andika Afriadhy (2017). MEDIA CENTER, Palangka Raya-Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kelitbangan yang diselenggarakan di Swiss Bel Hotel Danum Palangka Raya resmi dibuka oleh Menteri Dalam Negeri yang diwakilkan kepada Pelaksana Tugas Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendagri, Dodi Riyadmadji, (15/3/2017) Rabu malam pukul 20.00 WIB. Pembukaan Rakornas Kelitbangan ini dihadiri oleh ratusan peserta dari seluruh Indonesia. Hadir pula perwakilan Plt Sekda Provinsi Kalimantan Tengah, Sahrin Daulay mewakili gubernur, perwakilan DPRD provinsi, perwakilan DPRD Kota, dan beberapa Bupati serta Wakil Bupati. Dalam sambutan Menteri Dalam Negeri yang dibacakan Plt Kepala Badan Litbang Kemendagri, Dodi Riyadmadji, mengatakan Rakornas Kelitbangan yang diselenggarakan di Kota Palangka Raya memiliki nilai strategic berkenaan dengan ide yang disampaikan Presiden Joko Widodo yang mewacanakan Palangka Raya sebagai ibukota pemerintahan Republik Indonesia. Ide tersebut diwacanakan kembali oleh Presiden Joko Widodo saat melakukan kunjungan kerja ke Kota Palangka Raya dalam rangka menghadiri acara Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) pada 20 Desember 2016 yang lalu. Mendagri menjelaskan alasan diwacanakannya kembali Kota Palangka Raya sebagai calon ibukota pemerintahan RI karena letak wilayah Palangka Raya dinilai jauh dari ancaman bahaya kebencanaan, akan tetapi proses tersebut tidak mudah, mengingat banyak aspek lain yang masih perlu dikaji secara mendalam seperti untung dan ruginya bila ibukota negara jadi dipindah ke Provinsi Kalimantan Tengah. Untuk itu, Kemendagri berharap Badan Litbang Provinsi, Kabupaten/Kota diharapkan bisa menyumbangkan buah pikirannya dalam rangka wacana pemindahan ibukota pemerintahan RI ke Palangka Raya. (MC Isen Mulang) Musim Kemarau Tempoe Doeloe siklus alam dimusim kemarau terjadi dalam 5 tahun sekali sekali seperti tahun: 1962, 1967, 1972 dan tahun 1997 dst. Sekarang sepertinya tidak lagi demikian. Musim-musim kemarau bisa terjadi berderet tanpa mengenal tahun ganjil ataupun genap. Ciri menjelang kemarau diawali 4¬5 bulan sebelumnya. Didahului adanya luapan air dari hulu (bagian Utara di Kalteng), yang luar biasa (berlebihan). Penduduk yang tinggal di tepi sungai seperti: Barito, Kahayan, Katingan, Mentaya, seruyan, Lamandau, Arut, dll. Sering meluap. Dan sekitar bulan agustus suhu panas mulai terjadi. Bila tidak terjadi turun hujan, dalam waktu 6-8 minggu maka kawasan bergambut mulai berasap di pagi hari. Bila terjadi tiupan angin kencang, maka asappun menipis. Hal ini, mengakibatkan asap tebal karena tiupan angin yang sangat rendah. Asap tebal tidak mengenal apakah siang ataukah malam hari selalu tebal. Menurut Darlan (2014) bahwa:"...Peristiwa ini, adalah peristiwa alam, di kawasan gambut sekitar Khatulistiwa yang sejak dulu demikian. Bila terjadi hujan, asappun berkurang dan hilang...". Dunia Penerbangan Dalam beberapa tahun belakangan ternyata kabut asap mulai terpecahkan. Menurut: Darlan (2015) bahwa:"...Tempo doeloe kalau musim kabut tiba, secara otomatis dunia penerbangan dari dan ke Palangka Raya terhenti selama musim kemarau...". Belakangan ini, dunia penerbangan dilaku¬kan di malam hari. Sedangkan disiang hari jarak pandang sangat terbatas. Tapi jika dimalam hari dengan dipandu oleh lampu-lampu di landasan pacu, membuat dunia penerbangan lebih leluasa di malam hari. Melirik Ibu Kota Lain Dunia Bila kita perhatikan, ternyata negara-negara lain dengan berbagai alasan sudah banyak yang memisahkan antara kota pemerintahan dengan kota perdagangan antara lain seperti: Malaysia, Amereka dan Australia, dan banyak kota lainnya di dunia. Negeri tetangga kita, Malaysia Punya Putrajaya, Kapan Indonesia memindahan Ibukota pemerintahannya, Hanz Jimenez Salim (2013) "Kebanyakan penduduk Putrajaya adalah kaki tangan pemerintah (pegawai pemerintah/PNS). suasana kalau Sabtu dan Minggu, apalagi masa pilihan Raya, banyak yang pulang kampung untuk undi (memilih)," kata M. Rofiq, kepada Liputan 6.com, di Putrajaya. "Kalau mau, coba saja tidur-tiduran di jalan. Tak apa" hal serupa tidak banyak berbeda dengan kota Jakarta menjelang libur. Penduduk Jakarta tujuan Bandung, Jawa Tengah dan Timur untuk meman¬faatkan hari liburnya. Di sisi lain, suasana sepi makin menegaskan figur Putrajaya: bangunan¬bangunan megah bernuansa mediterania, jalanan lebar dan mulus, tata kota yang teratur, taman serta tumbuhan di sana. Sebuah kota modern yang ditata apik, oleh pemerintah Malaysia. Putrajaya dibangun tahun 1999, dimulai dari nol di bekas ladang sawit seluas 46 hektar. Jaraknya 25 km dari Kuala Lumpur. Palangka Raya yang dipersiapkan tentu lebih luas dari itu. Putrajaya yang tetap menyandang predikat sebagai ibukota. Jarak yang makin terasa pendek karena didukung sistem transportasi yang baik: kereta api dan bus yang menghubungkan dengan daerah sekitar. Bus, taksi, dan buat melayani perpindahan orang di dalam Putrajaya. "Dengan pusat-pusat kerajaan berkumpul seperti ini makin memudah¬kan urusan. Di sini juga tidak ada macet seperti di Kuala Lumpur. Meski ada juga yang anggap pembangunan Putrajaya pemborosan," tutur M Rofiq. Sementara menurut Imam Kaedi (2013) putra Malaysia mengaku bangga dengan ibukota barunya itu. "Saya pernah dialog dengan tamu dari Jerman. Dia kagum Malaysia punya ibukota seperti ini," kata dia. Bagaimana Indonesia? Soal ketegasan untuk memutuskan pemindahan ibukata, meski hanya administrasinya, harus diakui negeri jiran maju beberapa langkah dari kita. Karena Sejak lama, wacana pemindahan ibukota Indonesia timbul tenggelam juga dimasa sebelumnya. Berkali-kali mencuat jadi kontroversial, lalu redam. Palangka Raya yang diimpikan Presiden Soekarno Pertama atau sedikit melipir ke Jonggol yang pernah diwacanakan Soeharto, dua-duanya tak jelas realisasinya. Sementara, Jakarta makin padat, sesak, dan macet. Dan tak ketinggalan, banjir! Ibukota saat ini tak kuat lagi menanggung beban pertambahan pendu¬duk dan pesatnya pembangunan. Makin jauh dari gambaran sebuah ibukota yang ideal. Sebuah wacana tentang pemindahan ibukota juga jadi pertimbangan Pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono, (SBY) meminta para jajaran stafnya untuk merampung-kan rencana pemindahan Ibukota secara matang. "Dan Bapak Presiden yang kita ingat kata-kata beliau adalah kita harus berpikir hari ini sebelum kita terlambat," ujar Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah Velix Wanggai Januari 2013 lalu. Dan alasannya tak semata-mata macet dan banjir di DKI Jakarta, melainkan untuk meratakan pembangunan. Sementara, Pengamat Perkotaan, Nirwana Yoga justru mengatakan, saat ini belum perlu untuk memindahkan ibukota dari Jakarta. "Karena yakin dananya juga pasti belum ada secrs jelas. Pasti juga dibutuhkan dana yang besar untuk memindahkan suatu ibukota negara," kata dia saat dihubungi Liputan6.com baru-baru ini. Nirwana Yoga (2013) menyarankan, lebih baik saat ini dana dan energi difokuskan untuk menyelesaikan masalah-masalah di Jakarta. "Kita benahi Jakarta dulu agar lebih baik, jangan membahas wacana-wacana seperti itu, sama saja kita debat kusir. Tidak ada penyelesaiannya." Soal Putrajaya, dinilai, Malaysia punya alasan yang kuat untuk membuat keputusan itu. "Di Putrajaya hanya untuk ibukota pemerintahan dan steril dari kegiatan ekonomi." (Ein) Data Negara Yang Memindahkan ibu kota di Dunia Dalam data literatur menyebutkan bahwa ibu kota yang dipindahkan sangat banyak di dunia seperti: Erofa Barat 46 ibu kota negara yang dipindahkan, Erofa tengah dan Timur 46 ibu kota negara yang dipindahkan, di Asia ada 65 ibu kota yang dipindahkan. Termasuk di Indonesia Jakarta 1945-1948 ke Yogyakarta dan Jakarta ke Bukit Tinggi 1948-1949, Afrika ada 13 ibu kota negara yang dipindahkan, Oseania ada 5 ibu kota, Amerika Utara ada 14 ibu kota, Amerika Selatan ada 4 ibu kota negara yang dipindahkan. Jadi memperhatikan data literatur di atas, Jakarta yang akan dipindahkan ke Palangka Raya, hampir tidak ada alasan yang berarti untuk menolaknya. Kebijakan Pemda Sampai tanggal 14 April 2017 Gubernur Kalimantan Tengah H. Sugianto Sabran dalam acara Musyawarah Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Tengah di Aula Universitas Muhammadiyah Palangka Raya. Ia berharap agar ibu kota negeri ini nanti di Palangka Raya. lni sebuah kebijakan yang positif terhadap prospektif negeri kita di masa datang. Sejak tahun 2013 penulis ke kabupaten/kota di Kalimantan Tengah selalu membawa sebuah instrumen sederhana. Melakukan sebuah wawancara kepada berbagai lapisan masyarakat, tentang Palangka Raya dijadikan ibu kota negara tak satupun menemukan orang yang menentang. Bahkan ada yang berdo'a agar dipanjangkan umurnya, supaya ia sempat melihat bagaimana Istana Negara itu, ada di Palangka Raya. Demikian pula sejumlah artikel yang penulis baca, dan ditulis sebagai ahli hanya segelintir satu atau dua % yang meminta agar jangan membuang energi dan menyedot dana pembangunan buat memindahkan ibukota negara. Sebenarnya tidak demikian. Karena dalam membangun ibu kota negara tidak akan mampu dengan dana APBN. Tapi dana cadangan negara yang dikonsepkan dan diperuntukan di luar APBN. Disudut lain, masih ada tokoh masyarakat yang menyaksikan pidato Ir. Sukarno yang mengatakan bahwa di saat peletakan tiang pancang kota Palangka Raya, beliau menyebutkan: "...hanya 2 nama kota di negeri ini yang ada sebutan Raya, yaitu: Jakarta RAYA dan Palangka RAYA...". B erdo' alah. BAGIAN KE ( 4 ) TERLAMPIR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar