Minggu, 17 Januari 2016

PRODI PLS UNIVERSITAS PALANGKA RAYA TAMBAH DOKTOR

25 Juni 2015 13:29 Banjarmasin, 22/6 (Antara) - Program Studi Pendidikan Luar Sekolah atau Non Formal Universitas Palangka Raya (Unpar) Kalimantan Tengah menambah seorang doktor lulusan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Guru Besar Program Studi (Prodi) Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Unpar tersebut Prof Dr HM Norsanie Darlan MS PH mengungkapkan hal itu kepada Antara Kalimantan Selatan, di Banjarmasin, Senin. Tambahan doktor pada Prodi PLS Unpar itu atas nama Wahyu Edy Setiawan SPi, MPd yang berhasil mempertahankan disertasi dengan pridikat kelulusan sangat memuaskan di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Jawa Bara (Jabar). Dr Wahyu Edy Setiawan kelahiran Palangka`Raya, 20 Maret 1977 itu, mempertahankan disertasinya berjudul: Model Pembelajaran Pendidikan Luar Sekolah Dalam Meningkatkan Kemandirian Perempuan Sebagai Kepala Rumah Tangga, di Bandung, Senin (22/6) pukul 10.00 WIB. Sedangkan penguji sebanyak lima orang masing-masing Prof Dr H Mustafa Kamil MPd (Promotor), Prof Dr Hj Ihat Hatimah MPd (co Promotor), Prof Dr Suryana`Sumantri MSIP (co Promotor), Prof Dr H Achmad Hufat MEd (co Promotor) dan Dr Jajat Sudrajat Ardiwinata MPd. Untuk disertasi tersebut, penelitian mengambil tempat di salah satu Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Dalam penelitian itu, dia menemukan bagaimana memberikan kemandirian kaum perempuan yang "single parent" agar mampu menjalankan fungsi ganda baik sebagai ibu rumah tangga juga kepala rumah tangga yang baik. Dengan selesainya studi program doktoral selama enam tahun, Wahyu akan kembali mengajar mahasiswa S1 dan S2 PLS/pendidikan non formal Unpar sebagai seorang dosen yang telah memiliki derajat tertinggi pendidikannya yaitu doktor. Putra kelahiran "kota cantik" Palangka Raya itu mengikuti program doktoral di "kota kembang" Bandung, guna peningkatan kualitas tenaga pengajar terutma pada prodi PLS/Pendidikan Non Formal. Pada Prodi PLS Unpar selama ini, untuk S1 baru ada tiga doktor dan satu Guru Besar (profesor), kemudian S2 ada empat doktor dan lima profesor, demikian Norsanie Darlan. ***4*** (T.KR-SKR/B/T. Susilo/T. Susilo) 22-06-2015 18:20:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar