Jumat, 29 Juni 2012

GAGALNYA UJI EMISI MENCEMASKAN BAHNYAK PIHAK



Oleh:
H.M.Norsanie Darlan

Memang ketelitian adalah suatu harapan semua orang. Tapi kalau uji emisi terhadap mobnas yang jauh-jauh didatangkan dari kota Solo sungguh muncul ada ketidak wajaran terhadap Balai  yang menguji. Karena ada dugaan menurunkan motivasi terhadap ESEMKA yang lain, untuk berkarya. Karena terlalu ketelitian membuat kurang bersahabat terhadap karya cipta anak bangsa. Ketelitian perlu ada, kalau sudah terjadi berbagai masalah.
Sebaiknya pemerintah harus menghargai apapun karya anak bangsa. Kalau juga dianggap kurang layak, bagai mana agar mendapatkan pembinaan sampai jadi layak. Kalau tidak layak terus dikatakan ini tidak layak ?, ini tidak mampu, membuat berbagai karya anak bangsa di berbagai daerah di tanah air jadi menudar beberapa langkah. Karena ada rasa takut terhadap uji emisi yang terjadi pada ESEMKA negeri 2 Solo. Dan mungkin akan ada yang menghentikan karna, karena sulitnya penghargaan pemeritah terhadap karya mereka. Toh tidak ada gunanya mereka berkarya mobil yang sudah jauh lebih cantik dari kijang kotak produk tahun 80-an, dari negeri Sakura. Ini menimbulkan sebuah pertanyaan yang maunya bagai mana, yang dihendaki oleh pemerintah. Apakah kita nanti, sampai kapan selalu membeli prodak asing ?.
Penulis berasumsi kalau pemerintah selalu memperketat produk bangsanya, kapan lagi Indonsia bisa maju. Sementara ESEMKA lainnya akan membuat motivasi mereka untuk berkarya jadi meluntur. Pantas saja ESEMKA yang memproduk bus di Magelang Jateng, sudah sekian tahun tidak perlu mempromosikan karya mereka, walau sudah beredar ke mana-mana. Karena takut produknya di tolak pemerintah. Demikian Juga ESEMKA Bina Taruna di Jabar yang telah memproduk Jeep yang mampu menghidupkan mesin dan membuka pintu dalam jarak 30 meter. Dan peralatan canggih lainnya. Seperti alat yang mampu merekam terhadap keadaan di sekitarnya. Sementara negeri Jiran yang sering meniru produk negara lain sudah menjual produknya kemana-mana, mungkin ke Indonesia. Siapa tahu penciptanya orang Indonesia, karena di negerinya sulit untuk berkarya. Di negeri jiran bisa berkembang dengan mudah.
Harapan kita tidak lain adalah hasil karya cipta bangsa walau sesederhana mungkin, harus dihargai. Apa lagi kalau bisa pemerintah harus jemput bola, jangan seperti ESEMKA dari kota Solo sampai Walikotanya yang turut mengantar ke Jakarta, demi kemajuan sekolah yang dapat menciptakan Mobnas negeri kita. Namun ternyata uji emisi yang dilakukan justru muncul kegagalan. Seharusnya pemerintahlah yang turut mengayomi karya-karya anak bangsa. Walau sesederhana mungkin. Dengan gagalnya uji emisi, Mobnas dari ESEMKA Negeri 2 Solo, akan melemahkan motivati sekolah-sekolah yang lain. Walau mereka sudah berkarya demi bangsanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar