Kamis, 28 Juni 2012

PERLU PERHATIAN FASILITAS PENDIDIKAN SECARA KHUSUS BAGI ANAK NELAYAN

Oleh:
H.M.Norsanie Darlan
Perlunya pemikiran pemerintah terhadap para anak bangsa yang berprofesi nelayan di sebantaran sungai/danau sepanjang jalur Sebanganu. Karena mereka itu, mencari sesuap nasi untuk kehidupan keluarga. Dan menghuni pondok-pondok ukuran yang sangat sederhana dengan atap daun dan dinding seadanya. Namun bagai mana nasib anak mereka sebagai generasi penerus bangsa ke masa depan belum terpikirkan.
Dalam perjalanan dari kelurahan Kereng Bangkirai kecamatan Sebangau kota Palangka Raya, menuju kecamatan Sebangau Kuala bersama-sama Walikota Palangka Raya dan Bupati Pulang Pisau, 29 Desember 2011 memakan waktu 3 jam lebih dengan kekuatan kendaar 400 PK, yang tentunya bagi masyarakat nelayan menggunakan waktu seharian untuk menjangkau kota, guna memasarkan hasil tangkapan ikan mereka. Sementara sudah dirintis jalan darat yang tentunya  waktu lebih pendek, menuju jalan trans Kalimantan Palangka Raya desa Henda, Pulang Pusau. Namun dimusim hujan kendaraan roda 2 mereka sering terjatuh ke lumpur karena jalan tembus untuk pemasahan hasil bumi dan nelayan terkendalam oleh jalan yang belum jadi.
Sebagai seorang pemerhati pendidikan dan Guru Besar bidang Pendidikan Luar Sekolah (Nonfomral Education) dosen S-1 dan S-2 PLS Unpar ini, sangat menyesalkan terhadap instansi terkait yang kurang memperhatikan pemerataan pendidikan di negeri kita tercinta ini. Alangkah janggalnya Kalimantan Tengah telah menerima anugrah dari Presiden RI karena dilaporkan tingkat pendidikan yang katanya “...sudah tuntas...”. Apa betul demikian, kalau sebagian penduduk kita, yang di berbagai tempat belum terlayani bidang pendidikan. Baik jalur formal maupun nonformal.
Memang kalau mereka ditanya bagaimana anak-anaknya sekolah, jawabnya sangat sederhana.  Bagaimana anak-anak  kami sekolah, kalau fasilitas sekolah sangat jauh dari tempat pemukimannya. Namun mereka sebagai anak bangsa, apakah hal itu cukup kita biarkan demikian saja? Ini nasib generasi masa depan kita. Dan tentu saja pemegang kebijakan/kekuasaan sekarang akan menjadi/menerima: “...sumpah serapah...” mereka nantinya, kalau sudah mereka dewasa belum sempat menikmati dunia pendidikan seperti kebanyakan anak bangsa yang lain.
H.M.Norsanie Darlan, Guru Besar S-1 dan S-2 PLS Universitas Palangka Raya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar